Kanada dan Swedia Selangkah Lagi Ukir Sejarah Baru
Cabang sepak bola putri dipastikan akan memiliki peraih medali emas baru. Kanada dan Swedia berpeluang menjadi negara keempat yang membawa pulang emas di ajang Olimpiade.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
KASHIMA, SENIN — Olimpiade Tokyo 2020 dipastikan menciptakan sejarah baru di cabang sepak bola putri. Kanada dan Swedia akan merebut medali emas perdana sekaligus berpeluang menjadi negara keempat yang mengukir prestasi terbaik di pesta olahraga terakbar di dunia tersebut. Sementara itu, Amerika Serikat dan Australia bakal berjuang meraih medali perunggu.
Partai puncak akan dilaksanakan pada Jumat (6/8/2021) pukul 09.00 WIB di Stadion Nasional Jepang, Tokyo. Adapun laga perebutan medali perunggu berlangsung sehari lebih cepat atau Kamis (5/8/2021) pukul 15.00 WIB di Stadion Sepak Bola Kashima.
Kepastian Kanada menembus partai final Olimpiade perdana didapatkan seusai menumbangkan rival bebuyutan, Amerika Serikat. Jessie Fleming, gelandang tim berjuluk ”The Canucks”, menjadi satu-satunya pemain yang mencetak gol di laga yang berakhir dengan skor minimalis 1-0 itu. Fleming, yang membela klub Chelsea, mencetak gol melalui titik putih pada menit ke-74.
Hukuman penalti diberikan wasit Kateryna Monzul asal Ukraina setelah bek tengah AS, Tierna Davidson, melanggar penyerang Kanada, Deanne Rose, di kotak penalti. Monzul sempat melihat tayangan ulang asisten wasit pemantau video (VAR) sebelum memberikan tendangan penalti untuk The Canucks.
”Saya menarik napas dalam-dalam dan memikirkan seluruh perjalanan kami selama ini. Saya berusaha tenang karena tahu tendangan (penalti) ini dapat menentukan langkah kami ke final,” ujar Fleming seusai laga yang berlangsung di Stadion Sepak Bola Kashima dilansir CTV News.
Prestasi Kanada di cabang sepak bola putri cukup konsisten. Sejak London 2012, Kanada selalu berhasil menembus babak empat besar atau semifinal. Namun, pada Olimpiade 2012 dan 2016, Christine Sinclair dan kawan-kawan selalu tumbang di partai semifinal, salah satunya ketika tumbang 3-4 dari AS pada London 2012. Alhasil, The Canucks membawa pulang medali perunggu pada dua Olimpiade terakhir.
Di sisi lain, kemenangan di semifinal Tokyo 2020 juga mengakhiri kutukan selama 20 tahun yang dialami Kanada ketika menghadapi AS yang berjuluk ”The Stars and Stripes” itu. Dalam 10 laga sebelumnya sejak 2001, Kanada hanya mampu dua kali menahan imbang AS, sisanya menderita kekalahan.
Sinclair pun menyambut positif keberhasilannya membantu Kanada melangkah ke final Olimpiade. Ia senang timnya bisa mengakhiri nasib buruk dalam dua laga semifinal sebelumnya. Partai puncak itu juga menjadi kesempatan pertama The Canucks untuk meraih gelar juara di ajang turnamen internasional.
”Meraih perunggu beruntun membuat kami amat penasaran. Tim ini telah menampilkan performa dan perjuangan yang luar biasa. Kini kami hanya butuh satu kemenangan lagi untuk membawa pulang emas,” kata Sinclair yang telah mencetak 187 gol dari 301 penampilan bersama Kanada.
Misi untuk mengakhiri rasa penasaran terhadap emas juga diemban Swedia. Setelah harus puas membawa pulang medali perak di Rio de Janeiro 2016, Swedia memiliki peluang kedua untuk meraih emas di Tokyo 2020.
Pada Rio de Janeiro 2016, ”Blagult” tumbang 1-2 dari Jerman. Meski begitu, raihan medali perak itu adalah prestasi tertinggi Swedia di ajang Olimpiade. Pada Athena 2004, Swedia tumbang di laga perebutan perunggu, juga dari Jerman.
Kiper Swedia, Hedvig Lindahl, mengatakan, dirinya memiliki ambisi yang amat besar di Olimpiade 2020 untuk memperbaiki prestasi dibandingkan Rio de Janeiro 2016. Ambisi itu amat terlihat dengan penampilan tanpa cela Lindahl yang menggagalkan empat peluang Australia di babak semifinal, Selasa malam.
”Meraih medali perak Olimpiade adalah prestasi yang bagus, tetapi kami belum puas sebelum mampu mendapatkan emas. Saya merasa akan menjadi hal yang fantastis apabila menutup karier internasional saya dengan meraih emas di Olimpiade ini,” ujar Lindahl, yang berusia 38 tahun, dilansir Gotenborgs-Posten.
Swedia memastikan satu tempat di final seusai menumbangkan Australia dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal Blagurlt dicetak penyerang sayap Fridolina Rolfoe ketika laga yang berlangsung di Stadion Nissan, Yokohama, itu baru satu menit berjalan di babak kedua. Swedia menembus partai final sebagai satu-satunya tim yang meraih kemenangan pada lima laga dalam waktu normal 90 menit.
Kekalahan dari Kanada membuat skuad AS amat kecewa. Berbeda ketika menghadapi Belanda di babak perempat final yang tampil pasif, AS lebih menguasai jalannya laga dibandingkan Kanada pada pertandingan semifinal. The Stars and Stripes mencatatkan 56 penguasaan bola dan menciptakan 10 tembakan, sedangkan Kanada hanya memiliki 44 persen penguasaan bola dan hanya mengkreasikan empat peluang.
Penyerang senior AS, Megan Rapinoe, menilai, penampilan AS di Olimpiade 2020 jauh dari harapan. Menurut pemain terbaik Piala Dunia 2019 itu, timnya menciptakan banyak kesalahan di sepanjang turnamen yang seharusnya bisa dihindari. Gol Kanada pun adalah satu-satunya peluang yang dimiliki sang lawan di babak kedua.
”Bukan permainan terbaik kami, bukan pula penampilan turnamen terbaik kami. Hasil ini amatlah buruk,” ucapnya seperti dikutip USA Today.
Sejak berpartisipasi pada cabang sepak bola putri di Atalanta 1996, AS belum pernah kalah di semifinal dan menjalani laga perebutan medali perunggu. ”Kami harus segera mengalihkan fokus dan bermain baik di laga selanjutnya untuk memenangi medali perunggu,” ujar penyerang Alex Morgan. (AFP)