Drama terjadi di final lompat jauh putra Olimpiade Tokyo. Pelompat Yunani, Miltiadis Tentoglou, meraih emas di kesempatan terakhir meski berjarak sama dengan peraih perak. Dia unggul karena lompatan terbaik keduanya.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·3 menit baca
TOKYO, SENIN — Pelompat jauh Yunani, Miltiadis Tentoglou, berhasil merebut emas lompat jauh Olimpiade Tokyo 2020 di Stadion Olimpiade Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). Kesuksesan itu diraih pelompat berusia 23 itu dari kesempatan lompatan keenam atau terakhir yang sejatinya berjarak sama dengan peraih perak asal Kuba, Juan Miguel Echevarria.
Tentoglou dan Echevarria sama-sama mencapai jarak lompatan terbaik 8,41 meter. Namun, Tentoglou dinyatakan sebagai pemenang karena lompatan terbaik keduanya 8,15 meter di kesempatan kelima. Sementara Echevarria lompatan terbaik keduanya 8,09 meter di kesempatan pertama. Adapun perunggu direbut pelompat Kuba lainnya, Maykel Masso, dengan 8,21 meter.
”Sungguh kompetisi yang luar biasa. Lompatan terakhir yang luar biasa. Saya tidak bisa melakukan dengan benar di awal. Namun, pada akhirnya, saya berhasil mengeluarkan sesuatu untuk mendapatkan medali emas,” ujar Tentoglou dikutip laman World Athletics seusai perlombaan.
Tentoglou yang datang ke Tokyo sebagai pelompat terbaik dunia tahun ini dengan 8,60 meter dalam kejuaraan di Athena, Yunani, 26 Mei 2021, itu justru tampil kurang menjanjikan di awal laga final. Ia hanya membukukan lompatan 8,11 meter di kesempatan pertama dan gagal melakukan lompatan sah di kesempatan kedua dan ketiga.
Performa Tentoglou tidak membaik dengan lompatan 8,10 meter di kesempatan keempat dan naik sedikit dengan 8,15 meter di kesempatan kelima. Memasuki kesempatan keenam atau terakhir, pengoleksi emas Kejuaraan Eropa 2021 di Torun, Polandia, ini berada di urutan keempat dan jauh di bawah Echevarria yang memimpin dengan 8,41 meter dari kesempatan ketiga.
Akan tetapi, dengan tekad luar biasa, Tentoglou justru bisa menyamai capaian Echevarria di kesempatan terakhir tersebut. Pemenang pun ditentukan oleh lompatan terbaik kedua yang membuat Tentoglou berhak atas emas dan Echevarria puas dengan perak.
Saya berhasil melompat 8,41 meter dan itu sudah cukup. Saya sangat beruntung.
”Saya berhasil melompat 8,41 meter dan itu sudah cukup. Saya sangat beruntung. Saya ingin berterima kasih kepada semua pendukung di Yunani. Mereka bangun sekarang, mendukung saya,” kata Tentoglou, dikutip Olympics.com.
Kekecewaan Echevarria
Echevarria amat kecewa dengan hasil tersebut. ”Ini bukan yang saya harapkan. Namun, tetap saja, ini hadiah (perak) yang sangat disyukuri,” terang peraih emas Kejuaraan Dunia Dalam Ruangan 2018 di Birmingham, Inggris, tersebut.
Echevarria telah berupaya melakukan lompatan lebih baik usai mencatat 8,41 meter di kesempatan ketiga. Namun, cedera hamstring yang dialaminya sepanjang kompetisi ini amat mengganggu. Rasa sakit yang tidak tertahankan itu menyebabkannya tidak bisa mencapai kecepatan penuh dan cuma membukukan lompatan 6,71 meter di kesempatan keempat.
Akibat cedera, pelompat berusia 22 tahun ini melewati kesempatan kelima. Pada kesempatan terakhir, dia mencoba tampil, tetapi lompatannya tidak sah. Lagi-lagi, kegagalan itu dipicu cedera yang membuatnya memperlambat lari dan akhirnya berhenti sebelum papan lepas landas.
Dirinya berlutut dan menghentak tanah dua kali sebelum turun dari landasan. ”Cedera ini benar-benar menyakitkan. Namun, saya bakal segera pulih,” ujar pelompat kelahiran Camaguey, Kuba, 11 Agustus 1998, tersebut.
Bagi Masso, pertandingan itu berlangsung sangat spektakuler. Semua peserta mengeluarkan kemampuan terbaik di tengah keterbatasan. ”Dan, saya amat senang karena negara ini (Kuba) bisa mendapatkan dua medali,” tutur pelompat berusia 22 tahun tersebut. (AFP/REUTERS)