Panahan adalah olahraga yang sangat menguji mental. Dukungan dari belahan jiwa rupanya mampu membuat seorang pemanah melewati batas terberat.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TOKYO, MINGGU-Kehadiran orang terkasih di tepi lapangan bisa menjadi suntikan moral serta dukungan tak tepermanai bagi atlet di lapangan. Begitu juga kisah yang mewarnai pasangan pemanah di Olimpiade Tokyo 2020. Lapangan panahan Yumenoshima Archery Park, Tokyo, merekam bagaimana dukungan dari belahan jiwa mampu membuat seorang pemanah melewati batas terberat.
Hal itu dialami pemanah India, Atanu Das (29), yang merasakan betul tuah dari dukungan orang terdekat. Atanu Das, bersama sang istri, Deepika Kumari (27), yang juga seorang atlet panahan, saling mendukung satu sama lain di arena Olimpiade.
Pasangan yang menikah pada 30 Juni 2020 itu sehidup semati mengarungi bahtera rumah tangga dan berjuang bersama di Olimpiade Tokyo. “Kami adalah pasangan yang kuat,” kata Das sebagaimana dikutip dari The New York Times, Minggu (1/8/2021).
Atanu Das turun di nomor recurve individu putra dan beregu putra. Sedangkan Kumari turun di nomor recurve individu putri dan beregu campuran, berpasangan dengan Pravin Jadhav. Di India, pasangan ini dikenal luas dengan sebutan Dee-Das.
Mereka adalah pasangan pemanah India yang telah membawa banyak kejayaan di cabang panahan bagi negaranya. Dee-Das diketahui belajar memanah bersama di Tata Academy di Jamshedpur pada tahun 2008.
Dee-Das juga sempat mewakili India di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Namun, publik India tidak menyadari hubungan mereka meski telah begitu dekat satu sama lain. Setelah 10 tahun kebersamaan yang panjang, dua pemanah itu terkena “panah asmara” Dewa Cinta dan akhirnya memutuskan untuk menikah.
Olimpiade Tokyo menjadi ajang untuk menguji kekompakan pasangan tersebut. Meski tidak turun bersama dalam satu nomor, Atanu dan Deepika selalu hadir memberikan dukungan ketika salah satunya sedang bertanding. Atanu merasakan hebatnya dukungan dari Deepika ketika menghadapi pemanah Korea Selatan Oh Jin Hyek di babak 16 besar.
Jin Hyek adalah pemanah legendaris Korea Selatan yang pernah memenangi emas di nomor individu Olimpiade London 2012. Duel antara Atanu dan Jin Hyek berlangsung sengit. Pemenang bahkan harus ditentukan lewat babak shoot off. Di momen-momen krusial tersebut, Atanu berhasil menyingkirkan Jin Hyek setelah mendapatkan 10 poin sedangkan Jin Hyek hanya memperoleh 9 poin. Atanu pun unggul atas Jin Hyek dengan skor tipis 5-6 dan berhak melaju ke perempat final.
Lebih bersemangat
Pada laga menegangkan tersebut, di tepi lapangan berdiri Deepika sembari mengibarkan bendera India di bawah terik sinar matahari. Kehadiran Deepika membuat Atanu lebih tenang dan bersemangat ketika menghadapi pemanah andalan Korea Selatan.
Panahan adalah olahraga yang sangat menguji mental. Menjelang meladeni Jin Hyek, Das menorehkan kata "tenang" di tangannya sebagai pengingat untuk tidak membiarkan tekanan mengikis kepercayaan dirinya. Kekuatan mental akan sangat menentukan siapa pemenang dalam panahan. Sebab, perbedaan antara menang dan kalah dalam panahan bisa ditentukan hanya dalam ukuran milimeter.
Mereka saling membantu untuk mengatasi rasa gugup. Ketika memanah, pemanah sangat mudah untuk gugup.
“Mereka saling membantu untuk mengatasi rasa gugup. Ketika memanah, pemanah sangat mudah untuk gugup,” ujar Mim Bahadur Gurung, pelatih panahan India. Apa yang diucapkan Gurung merujuk pada dukungan yang diberikan Atanu dan Deepika satu sama lain.
Namun, kiprah Atanu dan Deepika di Olimpiade Tokyo tak berlangsung lama. Setelah menyingkirkan Jin Hyek, Atanu takluk kepada Takaharu Furukawa di babak 16 besar dengan skor 4-6. Adapun langkah Deepika terhenti di perempat final setelah dikalahkan pemanah Korea Selatan, An San, dengan skor telak 0-6.
Atanu mengatakan, meski belum dapat mempersembahkan medali di Olimpiade, tetapi mereka telah banyak berkembang dari segi permainan. Atanu mengaku telah belajar banyak hal dalam beberapa tahun terakhir. Pengalaman-pengalaman itu pada akhirnya membuat ia dan Deepika tahu bagaimana caranya menghadapi tekanan.
“Sekarang sudah berakhir. Tetapi kami akan kembali dalam tiga tahun (Olimpiade Paris 2024),” kata Atanu.
Pasangan Jerman
Selain Atanu dan Deepika, pasangan suami istri lainnya yang berlaga di Tokyo adalah pemanah Jerman Florian dan Lisa Unruh. Florian dan Lisa menikah pada 20 September 2020. Seperti Atanu dan Deepika, Florian dan Unruh juga tak tampil bersama ketika bertanding. Florian turun di nomor individu putra dan beregu campuran, sementara Lisa berlaga di nomor individu dan beregu putri.
Florian adalah pemanah yang mengalahkan pemanah Indonesia, Arif Dwi Pangestu di babak 64 besar nomor individu putra, dengan skor 6-2.
Florian belum berhasil meraih medali di Tokyo. Namun, dukungan yang diberikan Lisa menjadi sebuah energi positif yang membuat Florian mampu melampaui batas terberat.
Ia secara mengejutkan mampu menang telak dengan skor 7-3 atas pemanah unggulan asal Korea Selatan Kim Je Deok di babak 32 besar. Sedangkan, Lisa melangkah lebih jauh dengan memenangkan medali perunggu di nomor beregu putri setelah mengalahkan Belarusia dengan skor 5-1.