Setelah menanti selama 21 tahun, Spanyol akhirnya kembali menembus babak semifinal Olimpiade. Rafa Mir menjadi pencetak ”hattrick” pertama bagi Spanyol sejak Olimpiade 1928.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
RIFU, SABTU — Spanyol hanya perlu dua kemenangan lagi untuk mengulangi memori indah di Olimpiade Barcelona 1992 ketika meraih medali emas pertama pada cabang sepak bola putra. ”La Rojita” atau ”Si Merah Kecil”, julukan timnas U-23 Spanyol, tampil tak kenal lelah untuk dua kali mengatasi ketertinggalan sehingga melibas Pantai Gading 5-2 dalam perempat final, Sabtu (31/7/2021) sore, di Stadion Miyagi, Rifu.
Setelah 29 tahun berlalu, Spanyol akhirnya kembali tidak terkalahkan untuk merebut tempat di semifinal. Kala itu, Spanyol selalu menang dalam enam laga, termasuk menekuk Polandia 3-2 di partai puncak. Itulah pertama kalinya Spanyol tak terkalahkan dalam enam partisipasi di Olimpiade sejak Olimpiade 1920 di Antwerp, Belgia. Adapun ketika meraih medali perak di Olimpiade Sydney 2000, Spanyol menderita satu kekalahan di fase grup.
Catatan sempurna itu dapat diulang lagi di Olimpiade 2020. Dari empat laga yang dijalani, La Rojita dua kali menang dan dua kali seri. Spanyol dua kali ditahan seri oleh Mesir dan Argentina di fase grup. Kemenangan di fase grup diraih dari Australia.
Penampilan Spanyol meningkat di fase gugur. Meskipun dua kali tertinggal dari Partai Gading, Spanyol mampu menyamakan skor, salah satunya lewat gol Rafa Mir di menit 90+3, yang memaksakan perpanjangan waktu. Alhasil, anak asuhan Luis de la Fuente menambah tiga gol dalam 2 x 15 menit untuk mengunci kemenangan 5-2 atas duta Afrika itu.
Fuente puas dengan penampilan lini depan skuadnya. Menurut dia, Spanyol gagal menang di dua laga fase grup karena terlalu banyak membuang peluang emas.
”Kami mendominasi, tetapi dua kali tertinggal, sehingga saya merasa laga berjalan tidak adil. Namun, semua pemain menunjukkan kedewasaan dan tetap percaya dengan kemampuan mereka untuk mengejar gol. Di semifinal, saya berharap ketajaman (penyerang) bisa terus terjaga karena kami butuh gol untuk meraih target emas,” kata Fuente kepada Marca.
Semua pemain menunjukkan kedewasaan dan tetap percaya dengan kemampuan mereka untuk mengejar gol. Di semifinal, saya berharap ketajaman (penyerang) bisa terus terjaga karena kami butuh gol untuk meraih target emas.
Penantian 93 tahun
Tim Spanyol di Tokyo 2020 memiliki kelemahan serupa dengan tim di Piala Eropa 2020, yaitu tidak memiliki mesin gol. Dari tiga laga fase grup, La Rojita hanya mencetak dua gol meskipun menghasilkan 60,3 persen penguasaan bola.
Akan tetapi, mesin gol mulai muncul saat melawan Pantai Gading. Rafa Mir yang masuk pada menit 90+2 mengubah jalannya laga. Penyerang Huesca itu hanya butuh 53 detik untuk mencetak gol penyeimbang.
Selanjutnya, Mir menambah dua gol pada menit ke-117 dan 120+1. Hal itu menjadikan Mir sebagai pemain Spanyol pertama yang mencetak hattrick di ajang Olimpiade selama 93 tahun. Sebelum Mir, hanya Jose Yermo yang mampu mempersembahkan tiga gol bagi Spanyol di Olimpiade Amsterdam 1928, saat menekuk Meksiko 7-1.
”Waktu bermain saya amat sedikit, tetapi saya selalu ingin membuktikan bahwa saya bisa membantu tim dengan menciptakan gol. Apakah saya siap menjadi pemain inti? Saya tidak tahu, yang pasti saya selalu menghormati keputusan pelatih dan siap memberikan kontribusi yang dibutuhkan ketika dipercaya tampil,” ujar Mir yang menciptakan 12 gol di La Liga musim 2021-2022.
Di babak semifinal, Spanyol akan menghadapi Jepang, Selasa (3/8/2021) pukul 18.00 WIB, di Stadion Saitama. Jepang menyegel tiket babak empat besar seusai mengalahkan Selandia Baru 4-2 dalam adu penalti. Spanyol dan Jepang sebelumnya sudah saling berduel pada laga uji coba jelang Tokyo 2020, pada 17 Juli, dengan hasil skor imbang 1-1.
Sementara itu, satu laga semifinal lain akan mengulang partai puncak Olimpiade 2012, yaitu Brasil melawan Meksiko. Brasil mengunci jalan ke babak empat besar setelah mengalahkan Mesir 1-0 melalui gol tunggal penyerang Matheus Cunha. Adapun Meksiko membenamkan wakil Asia, Korea Selatan, dengan skor 6-3.
Salah satu pencetak gol Meksiko ke gawang Korsel, Luis Romo, ingin mengulang keberhasilan Meksiko meraih emas di London 2012. Kala itu, Meksiko unggul 2-1 atas ”Selecao”.
”Saya dan rekan setim datang ke Jepang dengan tujuan memenangi emas. Kami memang bukan tim yang diunggulkan atau diprediksi tampil cemerlang, tetapi kami memiliki tujuan jelas dan akan berjuang demi tujuan itu,” kata Romo, dilansir laman resmi FIFA.
Penyerang Brasil, Richarlison, juga berambisi untuk menyapu bersih dua laga tersisa dengan kemenangan yang dimulai dengan melawan Meksiko di semifinal. Bahkan, Richarlison pun membuat nazar khusus apabila mampu mempersembahkan emas bagi Brasil.
”Saya tidak pernah berpikir untuk memiliki tato, tetapi apabila Brasil meraih emas Olimpiade, saya akan membuat tato pertama di tubuh saya,” kata Richarlison, sang pencipta asis untuk gol Cunha ke gawang Mesir. (AFP)