Anthony Ginting Alihkan Fokus ke Perebutan Medali Perunggu
Anthony Ginting, harapan Indonesia di nomor tunggal putra bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020, tersingkir pada semifinal oleh juara bertahan asal China, Chen Long. Anthony pun mengalihkan fokus pada perebutan perunggu.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Peluang tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, untuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dihentikan oleh wakil China, Chen Long, di babak semifinal, Minggu (1/8/2021). Peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu bermain sangat rapi, minim kesalahan, dan meredam keunggulan Anthony dengan tidak banyak mengangkat kok. Anthony menjadikan kekalahan ini sebagai pelajaran untuk bisa bermain lebih tenang dan taktis saat berebut medali perunggu melawan kejutan di Tokyo 2020, pebulu tangkis asal Guatemala, Kevin Cordon.
Anthony sejak gim pertama kesulitan mengembangkan permainan karena Chen Long sudah langsung menemukan ritme permainan dengan memanfaatkan lebar lapangan. Pemain berusia 32 tahun itu juga tidak banyak mengangkat bola sehingga Anthony tidak menemukan celah untuk menyerang. Anthony pun kalah 16-21, 11-21 dan mengubah rekor pertemuan mereka menjadi 8-5 untuk Anthony.
Hasil ini mengalihkan perburuan medali Anthony ke perunggu melawan Cordon, yang pada laga semifinal lainnya dikalahkan tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, dengan skor 18-21, 11-21. Axelsen akan menjalani laga final melawan Chen Long, yang merupakan ulangan semifinal Olimpiade Rio 2016, pada Senin (2/8/2021). Pada hari yang sama, ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, akan berebut medali emas dengan pasangan China, Chen Qingchen/Jia Yi Fan.
”Puji Tuhan bisa bermain tanpa cedera hari ini. Menurut saya, Chen Long sangat siap hari ini. Dari segi permainan, dia sedikit berbeda dari sebelumnya. Biasanya dia sering membuat kesalahan sendiri dan sering mengangkat bola. Tetapi, hari ini dia fokus banget, sebisa mungkin enggak kasih saya peluang serangan, sehingga dia bisa mengontrol permainan dari awal sampai akhir,” ujar Anthony di area mixed zone Musashino Forest Sport Plaza.
Menurut Anthony, permainan Chen Long tak berubah banyak, tetapi pemain senior China itu lebih siap mengantisipasi kelebihan dirinya. ”Jadi, dia menutup kelebihan saya,” ujar Anthony.
”Besok saya pasti coba lebih fokus dan enjoy karena besok pertandingan terakhir, penentuan, tetapi saya tidak terlalu memikirkan itu. Pengin sih pengin (meraih medali), tetapi tidak mau memikirkan banyak. Lebih memikirkan bagaimana memulihkan fisik dan mental, itu yang paling penting,” katanya
Sengit
Pada laga sebelumnya, tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, melaju ke final setelah mengalahkan pemain Guatemala, Kevin Cordon, yang merupakan kejutan di Tokyo 2020. Cordon memberikan perlawangan sengit di gim pertama, salah satunya dengan menjaga poin ketat hingga posisi 12-12, 13-13, 14-14, dan 15-15.
Pemain berusia 34 tahun itu membuat Axelsen kesulitan dengan permainan net dan kombinasi pukulan net. Axelsen yang belum pernah bertemu dengan Cordon mulai menemukan ritme permainan menjelang akhir gim hingga menang 21-18.
Biasanya dia sering membuat kesalahan sendiri dan sering mengangkat bola. Tetapi, hari ini dia fokus banget, sebisa mungkin enggak kasih saya peluang serangan, sehingga dia bisa mengontrol permainan dari awal sampai akhir.
Memasuki gim kedua, Axelsen langsung menguasai permainan dan bisa mematangkan permainan Cordon yang ingin lebih bermain di depan net. Axelsen, yang menjadi salah satu favorit peraih medali emas, pun menang 21-11. Peraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016 itu mengaku dirinya masih kesal dengan permainannya melawan Cordon karena dia merasa seharusnya bisa meraih kemenangan lebih baik.
”Semua orang mengalami tekanan dalam situasi seperti ini. Ya, saya tidak senang dengan permainan hari ini, tetapi dalam beberapa jam ke depan saya akan baik-baik saja. Ini semifinal Olimpiade, tetapi Anda hanya perlu menang, tidak perlu bermain cantik,” kata Axelsen di mixed zone.
”Tentu saya ingin lebih dari sekadar final, ini tidak cukup bagi saya. Medali perak bagus, tetapi saya mencari emas,” ucap pemain berusia 27 tahun itu.
Terkait performa Cordon, dia menilai pemain veteran itu tampil bagus dan mengejutkan di Tokyo 2020. ”Kevin pemain yang lincah, pekerja keras, dia sangat agresif dengan pukulan-pukulan sulit. Saya kesulitan untuk mendapatkan pace yang cukup cepat sehingga memberi dia peluang untuk memainkan permainannya, dan itu tidak bagus bagi saya,” tutur Axelsen.
”Saya ucapkan selamat untuk dia, turnamen yang bagus, turnamen yang luar biasa sejauh ini, dan saya ucapkan semoga sukses. Dia merupakan kejutan besar dalam turnamen ini dengan kisah yang hebat. Ini sesuatu yang bagus, bisa melihat kejuatan seperti ini dan pemain seperti Kevin yang tampil bagus di sini,” ujar juara dunia tunggal putra 2017 itu.