Pesenam ternama Amerika Serikat, Simone Biles, kembali mundur pada dua nomor individu. Bahaya mengintainya jika ia belum bisa mengontrol pikiran dan tubuhnya saat berakrobat di udara dalam pertandingan senam Olimpiade.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
TOKYO, SABTU — Pesenam artistik putri andalan Amerika Serikat, Simone Biles (24), kembali memutuskan mundur dari final individu palang bertingkat dan meja lompat pada Sabtu (31/7/2021), sehari sebelum lomba. Keselamatan Biles bisa terancam jika memaksa tampil dengan kondisi mental yang belum stabil.
USA Gymnastics memastikan sang ”ratu senam” tidak akan turun pada final yang akan berlangsung pada Minggu malam tersebut. Biles masih belum yakin tampil. Sebelumnya, ia juga mengundurkan diri pada final tim dan all-around individu karena alasan kesehatan mental.
Biles juga belum tentu tampil di final senam lantai (Senin) dan balok keseimbangan (Selasa). ”Dia akan melanjutkan evaluasi dari hari ke hari untuk menentukan apakah bisa tampil di final dua nomor ini atau tidak. Kami tetap kagum dan mendukung keputusan berani Simone,” tutur USA Gymnastics.
Bagi Biles, mundur dari final adalah keputusan paling tepat. Pesenam yang masuk dalam seluruh nomor final di Olimpiade ini tidak boleh ragu ketika memutuskan berlomba, mengingat senam artistik adalah kerja sama tubuh dan pikiran.
Tanpa kondisi fisik dan mental mumpuni, bahaya mengintai Biles. Bahaya itu sempat mengintai sang ratu senam ketika ragu-ragu menjalani gerakan meja lompat di final tim putri pada Kamis lalu, tepat sebelum dia memutuskan mundur dari lomba. ”Tubuh dan pikiran saya tidak menyatu saat ingin melakukan teknik (gerakan senam),” katanya.
Gerakan berbahaya
Biles, yang berencana menampilkan dua setengah putaran salto dalam meja lompat, tiba-tiba mengubah gerakannya menjadi satu setengah putaran salto. Pikirannya mengubah rencana itu ketika melayang di udara. Ketika melayang, gerakannya tampak tidak mengalir. Ketidaksinambungan tubuh dan pikiran ini sering disebut dengan istilah twisties oleh para pesenam.
Mentalitas adalah hal terpenting bagi pesenam. Anda tidak akan pernah mau mengalami kehilangan kontrol diri di udara.
Mengingat tingginya lompatan dan kecepatan berputar, akan sangat fatal jika Biles salah posisi saat mendarat. ”Yang lebih menakutkan, saya tidak tahu berada di mana saat di udara, juga tidak tahu di mana akan mendarat. Kepala, tangan, kaki, atau punggung. Ini hal tergila yang pernah saya rasakan,” ujarnya.
Sebagai penguasa senam putri, Biles selalu menampilkan tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan dengan pesenam lain. Semakin sulit gerakan, semakin besar pula risiko yang menanti.
Misalnya saja di meja lompat. Biles sempat berencana menampilkan teknik ”Yurchenko Double Pike”. Teknik ini adalah gerakan salto ke belakang sebanyak dua kali setelah kedua tangan bertumpu dengan badan terbalik pada meja. Tidak ada pesenam putri di bumi yang pernah berhasil melakukannya, kecuali Biles, di kejuaraan US Classic, pada Mei lalu.
”Ketika Anda tidak bisa mengontrol tubuh dan melakukan teknik berbahaya, sejujurnya, itu akan sangat buruk. Anda tidak tahu apa yang akan terjadi. Sederhananya, nyawa Anda bisa terancam kapan saja,” kata mantan pesenam elite, Sean Melton, yang pernah berhadapan dengan kondisi twisties, seperti dikutip The Washington Post.
Tidak ada yang lebih berpengalaman melawan gravitasi dan keraguan ketika melayang di udara dibandingkan pesenam trampolin. Mereka bisa terbang mencapai sekitar 8 meter, lalu berada di udara selama beberapa detik sebelum jatuh kembali ke trampolin.
Pesenam trampolin peraih dua emas di Olimpiade, Rosie MacLennan, berkata, pengalaman twisties adalah mimpi buruk bagi semua atlet yang berhubungan dengan atraksi di udara. Sekali mengalaminya, atlet akan kembali dihantui hal serupa di kemudian hari.
”(Pengalaman) itu menempel pada diri Anda. Butuh waktu dan banyak persiapan lagi, juga dukungan dari orang sekitar, untuk bisa bangkit dari keraguan itu. Mentalitas adalah hal terpenting bagi pesenam. Anda tidak akan pernah mau mengalami kehilangan kontrol diri di udara,” kata MacLennan yang juga berlaga di Tokyo.
Maka, keberanian Biles untuk mundur di ajang terbesar olahraga itu mendatangkan banyak pujian. Mulai dari mantan pesenam, Nastia Liukin; mantan perenang, Michael Phelps; hingga banyak selebritis dunia mendukung keputusannya.
Harapan pesaing
Seandainya tampil seperti biasa, Biles yang merupakan juara bertahan nomor meja lompat di Rio 2016 hampir pasti akan meraih emas lagi di Tokyo. Tanpa dia, persaingan dalam nomor tersebut akan kembali ramai.
Persaingan sengit akan terjadi antara dua pesenam AS, Mykayla Skinner (24) dan Jade Carey (21), serta pesenam Brasil, Rebeca Andrade (22). Ketiganya merupakan peraih nilai tertinggi setelah Biles di babak kualifikasi.
Adapun Skinner dipilih sebagai pengganti Biles. Awalnya, dia tidak lolos kualifikasi meski berada di urutan keempat. Hanya boleh ada maksimal dua pesenam dari satu negara di final.
Di final palang bertingkat, duel akan terjadi antara ratu baru all-around asal AS, Sunisa Lee (18), dengan pesenam Belgia, Nina Derwael (21). Derwael adalah juara dunia di nomor tersebut, juga pemilik poin tertinggi di kualifikasi.
Namun, Lee bisa saja mengejutkan di nomor favoritnya itu. Harapan Lee menambah raihan emas di Olimpiade semakin besar karena sempat unggul atas Derwael dalam final all-around. Ketika menjalani gerakan palang bertingkat, Lee mencatatkan 15,300, sementara Derwael 15,266. (AP/REUTERS)