Berkat Pengalaman, Juara Dunia AS Singkirkan Tim ”Oranye”
Jalan Amerika Serikat menjaga dominasinya di sepak bola putri Olimpiade masih terbuka lebar. Meskipun tidak tampil dominan seperti biasanya, AS tetap bisa lolos ke semifinal. Mereka unggul pengalaman ketimbang Belanda.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
YOKOHAMA, JUMAT - Amerika Serikat kini tidak superior seperti ketika meraih trofi Piala Dunia 2019 di Perancis. Namun, pengalaman mereka jadi pembeda ketika menyingkirkan Belanda melalui adu penalti pada perempat final sepak bola putri Olimpiade Tokyo 2020, Jumat (30/7/2021) malam, di Stadion Nissan, Yokohama, Jepang.
Dibandingkan pertemuan di partai puncak Piala Dunia 2019, penampilan AS jauh menurun. Pada laga final itu, AS mampu unggul segalanya atas Belanda. Selain menang 2-0, saat itu, AS juga menguasai jalannya laga dengan 54 persen penguasaan bola dan 17 peluang. Adapun tim putri Belanda hanya memiliki lima tembakan, saat itu.
Adapun pada duel mereka di Olimpiade Tokyo, kemarin, permainan AS bisa diimbangi Belanda. Kedua tim imbang dalam penguasaan bola, yaitu 50:50. ”The Stars and Stripes” mencatatkan 12 peluang, sedangkan Belanda mengoleksi 13 peluang selama 120 menit laga perempat final yang berlangsung hingga perpanjangan waktu itu.
Beruntung, AS memiliki sejumlah pemain berpengalaman, salah satunya kiper Alyssa Naeher. Ia telah terbisa tampil di bawah tekanan dalam turnamen besar. Kiper yang telah meraih dua trofi Piala Dunia itu mampu tampil gemilang untuk menahan tembakan penalti penyerang sayap Belanda, Lieke Martens, di menit ke-81.
Alhasil, AS bisa menahan Belanda, 2-2, selama 120 menit laga itu sebelum berlanjut ke adu penalti. Pada adu tos-tosan itu, Naeher menepis bola tendangan dua eksekutor Belanda. Sang juara dunia unggul 4-2 pada adu penalti itu untuk menyegel tiket ke semifinal.
Tak hanya Naeher, penampilan mayoritas pemain AS juga tetap tenang, meskipun keunggulan 2-1 di babak pertama hilang setelah penyerang Belanda, Viviane Miedema, mencetak gol di babak kedua laga itu. Miedema mencetak total dua gol.
AS pun tetap bermain sesuai rencana permainannya. Mereka tampil pasif untuk menunggu Belanda menyerang. Selain itu, mental tim asuhan Vlatko Andonovski itu juga tidak anjlok ketika empat gol yang dicetak oleh Tobin Heath, Alex Morgan, dan Christen Press (dua gol) dianulir wasit setelah menggunakan campur tangan asisten wasit peninjau video (VAR).
”Saya merasa di turnamen ini Anda harus mampu beradaptasi dengan kondisi laga dan lawan yang dihadapi. Kami telah membuktikan mampu bermain dengan pola permainan berbeda di turnamen ini dan tampil lebih baik di laga demi laga,” kata gelandang AS, Julie Ertz, seusai laga, dikutip USA Today.
Di semifinal, AS sudah ditunggu Kanada yang mengalahkan Brasil dalam adu penalti dengan skor 4-3. Laga semifinal itu akan digelar pada Senin (2/8) pukul 15.00 WIB di Stadion Kashima. Selama ini, AS punya modal bagus jika mampu lolos ke semifinal Olimpiade.
Dalam lima edisi sebelumnya, AS selalu menembus final saat menembus babak empat besar. Empat edisi di antaranya bahkan berakhir dengan raihan medali emas, yaitu pada 1996, 2004, 2008, dan 2012.
Sementara itu, kekalahan itu membuat tim ”Oranje” selalu kalah dalam enam duel versus AS. Tersingkirnya Belanda di perempat final juga menjadi laga terakhir pelatih Sarina Weigman memimpin Belanda. Seusai Olimpiade 2020, Weigman akan menangani timnas putri Inggris.
”Saya sesungguhnya tidak ingin laga (versus AS) menjadi perpisahan. Namun, inilah sepak bola. Kami telah berusaha maksimal,” kata Weigman, yang meraih trofi Piala Eropa 2017 bersama timnas putri Belanda, dikutip De Telegraaf.
Sejarah baru ”Matildas”
Dalam laga lainnya, Australia mencetak sejarah dengan menembus semifinal sepak bola putri Olimpiade untuk pertama kalinya. Pencapaian tim berjuluk ”Matildas” itu terjadi seusai mengalahkan Inggris Raya, 4-3, lewat perpanjangan waktu.
Kedua tim saling mengejar gol dalam parade tujuh gol itu. Australia membuka keunggulan di babak pertama melalui bek Alanna Kennedy. Kemudian, dua gol penyerang andalan Inggris, Ellen White, membawa timnya berbalik unggul, 2-1.
Kemenangan Inggris Raya menguap setelah kapten dan penyerang Australia, Samantha Kerr, mencetak gol penyama kedudukan pada satu menit jelang berakhirnya waktu normal.
Di babak perpanjangan waktu, Matildas tampil lebih efektif. Tendangan keras kaki kiri pemain pengganti, Mary Fowler, serta sundulan Kerr, memastikan Australia mengunci tiket ke semifinal. Inggris Raya memang sempat mencetak gol pada menit ke-115 lewat White. Akan tetapi, trigol striker klub Inggris, Manchester City, itu belum mampu membawa Inggris Raya menembus babak empat besar di Olimpiade Tokyo.
Menurut Kerr, kemenangan itu adalah buah kerja keras timnya yang tidak pernah menyerah untuk meraih kemenangan. Ia menegaskan, bisa menembus babak semifinal adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi timnya dan Australia.
”Saya tidak bisa menjelaskan kebahagiaan saya menjadi bagian dan memimpin tim ini. Kami akan melakukan apapun untuk membuat warga Australia bangga kepada kami,” ujar Kerr kepada Channel 7.
Di babak semifinal, Australia akan kembali berhadapan dengan Swedia, Senin (2/8) pukul 18.00 WIB, di Stadion Nissan. Swedia adalah satu-satunya tim yang pernah mengalahkan Australia di Olimpiade Tokyo 2020. Australia dikalahkan Swedia, 2-4, pada laga babak penyisihan Grup G, pekan lalu.
Swedia adalah satu-satunya tim yang melaju ke babak semifinal dengan capaian sempurna, yaitu selalu meraih kemenangan dalam waktu 90 menit. Pada babak perempat final, tim berjuluk ”Blagult” itu menyingkirkan sang tuan rumah, Jepang, 3-1. Swedia adalah tim kuat yang meraih medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, 2016 lalu. (AFP)