Laga melawan Ratchanok Intanon di babak 16 besar bulu tangkis Olimpiade Tokyo akan menguji tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dalam menjaga ketenangan bermainnya. Ketenangan merupakan keping terakhir Gregoria.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
TOKYO, KOMPAS – Gregoria Mariska Tunjung mulai menikmati pertandingan di Olimpiade pertamanya saat wakil Belgia Tan Lianne, yang mengantar tunggal putri bulu tangkis Indonesia itu ke babak 16 besar. Namun, Gregoria akan menjalani laga yang jauh lebih berat melawan pemain Thailand kaya pengalaman, Ratchanok Intanon. Laga hidup-ini mati penuh tekanan, karena dalam tujuh pertemuan, Gregoria tidak pernah menang.
Namun, laga ini juga menjadi ujian sempurna bagi kemampuan Gregoria mengatasi tekanan, yang terus dia latih dengan pendekatan psikologis. Gregoria sempat merasa gugup saat laga pertama Grup M melawan wakil Myanmar Thet Htar Thuzar. Kemenangan mudah pada laga itu mengangkat kepercayaan diri Gregoria, yang menjadi modal mengalahkan Tan Lianne 21-11, 21-17, di Musashino Forest Sport Plaza, Rabu (28/7/2021). Gregoria pun lolos ke babak 16 besar dan akan bertemu dengan lawan kuat Intanon, pada Kamis (19/7).
"Sudah mulai enjoy, mulai set pertama rasanya berbeda dibandingkan kemarin. Pad alaga pertama terasa sekali tegangnya. Karena lebih tahu kodisi lapangan, main di lapangan yang sama, jadi saya bisa mengontrol permainan dengan baik. Meskipun tertekan apda set kedua, saya masih bisa menjaga permainan," ungkap Gregoria kepada wartawan KompasAgung Setyahadi di area mixed zone arena pertandingan di Tokyo, Jepang.
Terkait lawan di babak 16 besar, Gregoria bertekad kali ini akan berjuang memberikan yang terbaik. “Saya ingin mencoba mengeluarkan permainan terbaik saya, dan membuat kejutan. Semua bisa terjadi di lapangan, dan saya tidak mau menyia-nyikan kesempatan tampil di Olimpiade," ujarnya.
Dalam persiapan menghadapi Olimpiade Tokyo 2020, Gregoria mempersiapkan fisik dan mental. Dia juga menemui psikolog untuk membantu mengatasi kendala terbesarnya, yakni cenderung bermain menggebu-gebu dan tidak tenang. Konseling itu cukup membantu, tetapi semua tergantung pada dirinya untuk berubah menjadi lebih baik.
"Psikolog itu memberi arahan dan motivasi, tetapi yang bisa mengubah adalah diri saya sendiri. Pandangan yang diberikan oleh psikolog bisa membantu saya mengatur pola pikir, dan itu sangat membantu," ujar Gregoria.
Juara dunia yunior 2017 itu merasa dirinya kini lebih tenang, karena maslaah yangd ihadapi bukan tentang pola pikir tetapi merasa tidak tenang. “Sekarang saya juga masih dalam proses, tetapi sudah mulai terasa lebih tenang," lanjut Gregoria.
Dalam penampilan perdananya di Olimpiade ini, Gregoria mendapat dukungan penuh dari keluarga dan orang-orang dekatnya. Kepercayaan yang diberikan kepada dirinya itu, dia jadikan suntikan motivasi untuk berjuang maksimal.
"Saya ingi membalas kepercayaan itu dengan hasil saya di sini, semoga saja. Motivasi saya untuk membahagiakan orang tua dan juga orang-orang terdekat," ungkap tunggal putri berusia 21 tahun itu.
Sumber motivasi yang kuat bagi Gregoria adalah pesan dari orang tuanya untuk menjadikan Olimpiade ini tidak sia-sia. "Pesan dari Bapak dan Ibu adalah, sekarang saya di kasih kesempatan bermain di sini, belum tentu empat tahun lagi, karena kita tidak tahu apa yang bakal terjadi, kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan baik dan jangan sampai menyesal karena tidak mencoba dan berjuang. Fight saja pokoknya," tegas Gregoria.
Diuji Intanon
Motivasi Gregoria untuk tampil mati-matian di Olimpiade, akan diuji oleh Intanon yang melangkah ke babak 16 besar dengan kemenangan atas tunggal Malaysia Sonia Cheah. Untuk menghadapi Intanon, Gregoria dituntut bisa bermain dengan sangat tenang dan tidak terburu-buru.
Psikolog itu memberi arahan dan motivasi, tetapi yang bisa mengubah adalah diri saya sendiri. Pandangan yang diberikan oleh psikolog bisa membantu saya mengatur pola pikir, dan itu sangat membantu.
"Karena ini Olimpiade, dia diharapkan bermain lebih tenang, kami akan mempersiapkan dia saat pemanasan agar lebih tenang melawan Intanon yang peringkatnya lebih tinggi," ujar pelatih tunggal putri bulu tangkis Indonesia Rionny Mainaky.
"Grego itu punya skill, dia perlu memainkan variasi reli dan mengeluarkan trik-triknya, karena Intanon cukup matang. Dia (Gregoria) matang juga, cuma bagaimana kesabaran dia saat pertandingan, kondisi dia hari itu, akan saya lihat nanti," ungkap Rionny.
Rionny menilai, Gregoria sebenarnya memiliki kemampuan untuk melakukan reli panjang dan variasi penempatan pukulan. Tetapi, hal itu hanya bisa dikeluarkan jika dia bermain tenang.
"Saya sudah pernah mencoba sebelumnya, seperti lawan pemain Korea ternyata dia bisa melakukan reli-reli panjang, bisa megeluarkan trik, sambil mencuri poin. Tetapi, seberapa sabar dia akan kita lihat nanti," ungkap Rionny.
Terkait kondisi mental Gregoria setelah menjalani pendekatan psikologis, Rionny menilai, ada perbaikan tetapi masih perlu terus dikawal. "Memang ada perubahan, membaik, tetapi tetap harus kami kawal, dikontrol, karena tidak mungkin perubahan secepat itu. Kami ingatkan dia tentang itu, dan bagaimana dia bisa konsisten, salah satunya dengan tidak terburu-buru," ungkap Rionny.
Rionny juga mengingatkan pentingnya persiapan menjelang pertandingan, karena hanya satu lapangan pemanasan. Dimulai dari cukup istirahat sejak malam sebelum bertanding, lalu tesusap PCR di pagi hari, hingga sampai di arena. Hal itu sangat berpengaruh pada kondisi psikologis. “Kalau tidur bagus, makan bagus, datang jamnya tepat, berisap dengan tenang, masuk pemanasan, baru siap bertanding. Itu penting sekali, apalagi dari perjalanan dari wisma atlet ke arena bisa mencapai satu jam dan jalan kaki dari halte bus ke arena sekitar 15 menit," lanjut Rionny.
Gregoria menjalani pemanasan untuk melawan Intanon dengan berani keluar dari zona nyaman saat melawan Lianne. Dia didorong oleh Rionny untuk berani melakukan perubahan permainan jika taktik yang dipakai tidak berjalan.
"Terakhir ada reli panjang, ada bola-bola yang agak dalam, dia sudah mencoba dan kadang membuat kesalahan, tetapi saya bilang memang harus berani coba karena untuk besok sudah tidak bisa coba-coba lagi. Jadi reli panjang dan bola-bola susah harus dicoba habis-habisan biar enak, hal itu yang saya kuatkan pada dia. Hari ini harus keluarkan semua trik-trik dia, smes silang, lob-lob, reli-reli, sudah dia coba, lumayan set kedua untuk pemanasan babak berikutnya bagi Grego," pungkas Rionny.