Tiga Ganda ”Merah Putih” Juara Grup di Olimpiade Tokyo
Ganda putri Indonesia, Greysia/Apriyani, menghancurkan pasangan nomor satu dunia, Fukushima/Hirota. Kegemilangan itu diikuti ”The Daddies” yang menaklukkan wakil Korsel. Semua ganda Indonesia menjadi juara grup di Tokyo.
Oleh
YULIA SAPTHIANI dan Agung Setyahadi
·5 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Semua ganda Indonesia yang tampil pada penyisihan grup cabang bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Selasa (27/7/2021), memastikan diri menjadi juara grup. Hasil tersebut menjadi modal berharga untuk menghadapi persaingan berikutnya yang akan berlangsung dengan sistem gugur.
Ketiga wakil itu adalah Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Gresyia/Apriyani dan Hendra/Ahsan menjadi yang terbaik pada grup masing-masing melalui kemenangan, sementara posisi Kevin/Marcus, yang kalah hari ini, ditentukan oleh hasil pertandingan lain.
Greysia/Apriyani mendapatkan posisi sebagai juara Grup A ganda putri setelah mengalahkan pasangan nomor satu dunia, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, 22-24, 21-13, 21-8. Mereka pun tak terkalahkan dalam tiga pertandingan setelah memenangi dua laga sebelumnya, masing-masing dengan straight game, atas Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean (Malaysia) dan Chloe Birch/Lauren Smith (Inggris Raya).
Fukushima/Hirota menjadi salah satu pasangan Jepang yang selalu menyulitkan Greysia/Apriyani. Dari sepuluh pertemuan sebelumnya, pasangan Indonesia peringkat keenam dunia itu selalu kalah dalam delapan pertemuan terakhir. Dua kemenangan hanya didapat dari babak kedua Perancis dan Korea Terbuka 2017.
Kemenangan kali ini pun didapat dengan tak mudah. Greysia/Apriyani selalu tertinggal sejak awal permainan dan baru bisa memimpin ketika skor 18-17 pada gim pertama. Mereka pun harus menggagalkan dua game point lawan dan memenangi gim pembuka pada game point kedua.
Ganda putri Jepang, yang dikenal memiliki pertahanan tangguh, itu memperlihatkan kelebihan yang dimaksud. Hirota, meski tampil dengan menggunakan alat pelindung dari paha hingga betis kanan, terlihat tak begitu kesulitan dalam bergerak. Dia masih bisa menjangkau kok dengan posisi sulit meski harus menekuk lutut serendah mungkin.
Posisi juara grup yang didapat dua ganda putra Indonesia itu mengelakkan pertemuan keduanya pada perempat final. Lawan akan ditentukan melalui undian pada Selasa malam.
Greysia pun mengapresiasi penampilan lawannya itu. ”Luar biasa. Sebagai sesama atlet yang main di Olimipade, saya dapat spirit dari Sayaka Hirota. Saya bisa merasakan apa yang sedang dia rasakan karena saya pernah mengalami,” kata Greysia saat dijumpai wartawan Kompas, Agung Setyahadi,di mixed zone, tempat bertemunya atlet dan media, sesaat setelah pertandingan.
”Saya sangat mengaparesiasi mereka. Tetapi, mereka adalah lawan saya. Jadi, saya tidak terlalu memikirkan dia sedang cedera atau fit. Saya fokus pada performa kami di lapangan untuk dapat poin. Pokoknya, sikat saja, enggak ada kasihan-kasihannya,” lanjut Greysia.
Pertandingan ini akhirnya menjadi adu daya tahan fisik ketika Fukushima/Hirota bisa membuat pertandingan berjalan tiga gim. Pada gim kedua, fisik Greysia/Apriyani menurun sehingga membuat akurasi pukulan mereka juga turun.
Tempo permainan pada gim ini pun berjalan lebih lambat sehingga kedua pasangan sulit untuk mendapat poin dengan cepat. Salah satu perebutan poin, misalnya, berlangsung setelah terjadi 89 pukulan.
Pertama dalam empat tahun
Satu-satunya wakil ganda putri Indonesia di Tokyo itu akhirnya bisa mengalahkan Fukushima/Hirota untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir. Kemenangan pada gim ketiga didapat melalui permainan cepat Greysia/Apriyani, di antaranya dengan merebut 11 angka beruntun.
”Kelihatan mereka turun. Sewaktu mereka turun, kami memanfaatkan,” ujar Greysia. ”Pokoknya gas pol, no rem-rem,” tambah Apiyani diikuti tawa lepas.
Terkait permainan secara keseluruhan, Apriyani bercerita, mereka berupaya keras memainkan strategi seperti yang telah direncanakan sebelum ke lapangan.
”Di lapangan, kami berupaya mengatur ritme dan menunjukkan yang terbaik. Jadi, saat ada bola mati dari Kak Greys atau saya, itu tidak menjadi masalah karena kami sudah berupaya mengantisipasi. Kami sama-sama menikmati pertandingan,” tutur Apriyani yang untuk pertama kalinya tampil di Olimpiade.
Kedua pasangan itu sebenarnya telah memastikan menjadi perempat finalis dari Grup A dengan mengamankan dua peringkat teratas sehari sebelumnya. Diikuti 16 pasangan yang dibagi dalam empat grup babak penyisihan, pada setiap nomor ganda, peserta harus menempati peringkat dua teratas untuk mendapat tiket perempat final.
Hindari pertemuan dini Indonesia
Sehari sebelumnya, Indonesia telah memastikan lolosnya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Kevin/Marcus ke perempat final. Adapun Hendra/Ahsan mendapatkan tiket perempat final setelah mengalahkan Choi Solgyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan), 21-12, 19-21, 21-17.
Pasangan berjulukan ”The Daddies” itu sebenarnya memastikan lolos dari penyisihan grup ketika merebut gim pertama. Itu menjadi syarat minimal bagi Hendra/Ahsan setelah memenangi dua pertandingan sebelumnya di Grup D.
Namun, ganda peringkat kedua dunia itu tak menyia-nyiakan peluang tampil di ajang Olimpiade yang bisa saja menjadi Olimpiade terakhir mereka. Duet ayah dengan masing-masing tiga anak itu tak terkalahkan dalam tiga laga di penyisihan grup.
Sementara Kevin/Marcus mengalami kekalahan pertama dalam persaingan di Grup A. Mereka dikalahkan pasangan Taiwan yang naik daun pada tahun ini, Lee Yang/Wang Chi Lin, 18-21, 21-15, 17-21. Ini menjadi kekalahan pertama dari empat pertemuan dengan ganda yang menjuarai tiga turnamen beruntun di Thailand pada Januari itu.
”Minions” akhirnya terbantu dengan kemenangan laga lain pada grup yang sama, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) atas Ben Lane/Sean Vendy (Inggris Raya) 21-17, 21-19. Dengan semua hasil tersebut, Kevin/Marcus berada pada posisi teratas diikuti Lee/Wang.
Posisi juara grup yang didapat dua ganda putra Indonesia itu mengelakkan pertemuan keduanya pada perempat final. Meski ditentukan berdasarkan undian, peraturan menetapkan bahwa babak delapan besar mempertemukan juara dengan peringkat kedua dari grup berbeda. Lawan akan ditentukan melalui undian pada Selasa malam.
Sementara pemain-pemain tunggal ”Merah Putih” akan tampil lagi pada Rabu dengan misi harus menang untuk lolos ke babak 16 besar.
Pada tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung akan berhadapan dengan Lianne Tan (Jerman). Di tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie masing-masing akan melawan Sergey Sirant (Komite Olimpiade Rusia) dan Loh Kean Yew (Singapura).