Indonesia harus mengakui keunggulan tim panahan Inggris Raya di babak 16 besar Olimpiade Tokyo 2020. Kurangnya persiapan mengantisipasi embusan angin kencang menjadi kendala pemanah Indonesia.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Tim panahan beregu recurve putra Indonesia tersingkir secara prematur di babak 16 besar cabang panahan Olimpiade Tokyo 2020 setelah takluk dari tim panahan Inggris Raya dengan skor 0-6, Senin (26/7/2021), di lapangan panahan Yumenoshima Park, Tokyo. Kekalahan tiga set langsung Indonesia berawal dari start buruk yang dijalani para pemanah di awal laga.
Hasil itu mengandaskan perjuangan tim panahan Indonesia yang diperkuat Riau Ega Agata Salsabila, Alviyanto Bagas Prastyadi, dan Arif Pangestu. Mereka pada awalnya diharapkan mampu menyumbang medali untuk Indonesia mengingat tampil memukau merebut medali perak seri Piala Dunia Panahan di Paris, Perancis, Juni lalu, yang memberi mereka tiket ke Olimpiade Tokyo 2020.
Ega dan kawan-kawan juga sejatinya lebih diunggulkan dibandingkan tim panahan Inggris Raya yang diperkuat Tom Hall, Patrick Huston, dan James Woodgate. Hal itu mengacu pada perolehan poin dan peringkat Indonesia pada kualifikasi penentuan peringkat di hari pertama cabang panahan dipertandingkan di Tokyo, 23 Juli. Indonesia berada di peringkat ke-7 dengan skor 1.979, sedangkan tim Inggris Raya menempati posisi ke-10 dengan skor 1.959.
Pemanah Indonesia tampil dengan Ega sebagai pemanah pertama. Setelah Ega, giliran Bagas yang memanah. Adapun Arif mendapat giliran memanah di urutan terakhir. Pada kesempatan kedua, Bagas yang mendapat giliran tampil sebagai pemanah pertama, kemudian disusul Arif, dan Ega sebagai penutup. Urutan tersebut terus berulang di setiap set.
Ega yang tampil sebagai pemanah pertama atau pembuka laga gagal menampilkan performa terbaiknya. Bidikannya di awal laga hanya mendapatkan 7 poin.
”Kami terlambat menyesuaikan diri di lapangan. Jadi kami kalah poin terlebih dulu. Tim Inggris bisa mendapatkan poin 10 dengan cepat dan kami terlambat. Lawan juga bermain lebih baik sehingga berat untuk mengejar perolehan poin mereka,” ujar Ega seusai pertandingan.
Kondisi angin seperti ini jarang kami temui di Jakarta. Ini yang membuat tim kesulitan karena kurang siap dengan angin kencang.
Kebalikan dengan para pemanah Indonesia, tim Inggris Raya mampu tampil bagus di awal laga. Huston yang maju sebagai pemanah pertama di set 1 menunaikan tugasnya dengan baik dan mencetak 10 poin. Keberhasilan Huston itu mengangkat moral dua rekannya.
Para pemanah Inggris Raya tampil konsisten dengan mendapatkan perolehan 8 hingga 10 poin di set 1. Mereka merebut set 1 dengan total 55 poin, sedangkan Indonesia mengumpulkan total 51 poin.
Di set 2, penampilan pemanah Indonesia sedikit meningkat. Ega yang didapuk sebagai pemanah pertama mencatatkan 9 poin. Sejak set pertama, dari tiga pemanah Indonesia, hanya Bagas yang mampu mencetak 10 poin. Selebihnya, Ega dan Arif hanya mampu mendapatkan 7 hingga 9 poin.
Penampilan konsisten pemanah Inggris Raya terus berlanjut hingga set 3 atau set penentuan. Di momen-momen krusial itu, pemanah Indonesia belum mampu tampil maksimal. Perolehan poin mereka di set 3 hanya 51 poin. Adapun tim Inggris Raya mampu meraup 55 poin. Perolehan poin tim Inggris Raya pun tak mampu lagi dikejar Indonesia. Inggris Raya akhirnya berhak melaju ke babak 8 besar.
Pelatih tim panahan putra Indonesia Permadi Sandra Wibowo mengakui anak asuhnya belum bisa mengatasi embusan angin di lapangan panahan Yumenoshima Park. Permadi menyampaikan, angin kali ini berembus lebih kencang dibandingkan dengan sebelumnya.
”Kami sudah melakukan yang terbaik, tetapi memang ini hasilnya. Kondisi angin seperti ini jarang kami temui di Jakarta. Ini yang membuat tim kesulitan karena kurang siap dengan angin kencang. Namun, sejauh ini mereka sudah berusaha mempersembahkan yang terbaik,” ujar Permadi.