Pemain bulu tangkis putri Gregoria Mariska Tunjung meraih kemenangan pada debutnya di Olimpiade Tokyo 2020. Gregoria hanya memerlukan satu kemenangan lagi untuk lolos ke babak 16 besar.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
TOKYO, MINGGU — Gregoria Mariska Tunjung menjalani debut dalam Olimpiade dengan kemenangan cepat atas pebulu tangkis Myanmar, Thet Htar Thuzar. Tunggal putri terbaik Indonesia itu tinggal membutuhkan satu kemenangan untuk lolos dari persaingan di penyisihan grup.
Dalam penampilan pertamanya pada persaingan Grup M tunggal putri Olimpiade Tokyo 2020, Gregoria mengalahkan Thuzar, 21-11, 21-8. Pertandingan di Musashino Forest Sport Plaza, Minggu (25/7/2021), itu hanya dalam waktu 27 menit.
Melawan pemain berperingkat ke-65 dunia tersebut, Gregoria tidak mendapat banyak kesulitan secara teknik. Reli umumnya hanya terjadi dengan enam pukulan, paling banyak 23 pukulan. Sebagian besar di antaranya membuahkan winner bagi Gregoria, seperti dari drop shot dengan arah kok yang tajam, yang menjadi senjatanya.
Tunggal putri Indonesia di peringkat ke-23 dunia itu selalu unggul jauh dalam perolehan angka. Pada gim pertama, selisih terbesarnya adalah 10 angka, adapun pada gim kedua dia unggul hingga selisih 14 angka.
Meski demikian, Gregoria mengatakan, dia tidak lepas dari rasa gugup untuk menjalani laga pertamanya di Olimpiade. ”Karena tegang, saya tak bisa langsung beradaptasi dengan situasi pada gim pertama. Namun, saya ingin membuat negara saya bangga, apalagi nomor tunggal putri Indonesia tidak begitu kuat, jadi saya ingin memberikan hasil terbaik,” katanya dalam laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Pemain berusia 21 tahun asal PB Mutiara Cardinal itu juga mengatakan, lawannya memiliki kemampuan yang bagus, tetapi kalah pengalaman darinya dalam mengikuti turnamen besar BWF. Thuzar menjadi wakil pertama Myanmar dalam cabang bulu tangkis di Olimpiade.
Baca juga: Belajar Melepas Ketegangan
Dia pun hanya menargetkan mencari pengalaman, apalagi masa persiapannya tidak ideal. Thuzar tak dapat berlatih di lapangan dalam dua pekan terakhir di negaranya karena pandemi Covid-19.
Saya hanya bisa berlatih di kamar. Sangat sulit menjalani persiapan seperti itu untuk menghadapi ajang besar.
”Saya hanya bisa berlatih di kamar. Sangat sulit menjalani persiapan seperti itu untuk menghadapi ajang besar. Jika bisa berlatih dengan ideal, mungkin saya bisa tampil lebih baik hari ini,” katanya.
Dengan hanya diikuti tiga pemain pada setiap grup di nomor tunggal, Gregoria membutuhkan satu kemenangan lagi untuk lolos dari penyisihan grup yang menggunakan format round robin. Pada pertandingan kedua, Selasa, dia akan melawan Lianne Tan (Jerman) yang akan berhadapan lebih dulu dengan Thuzar, Senin. Seperti dengan Thuzar, Gregoria juga belum pernah bertemu Tan.
Berbeda dengan nomor ganda yang memperebutkan peringkat dua besar pada setiap grup untuk lolos ke perempat final, pemain-pemain tunggal harus menjadi juara grup untuk melaju ke babak 16 besar. Nomor tunggal putra dan putri, masing-masing, diikuti 42 pemain yang dibagi dalam 14 grup.
Sebanyak 12 juara grup akan tampil pada babak 16 besar. Adapun juara Grup A dan P yang berhak langsung lolos ke perempat final. Kedua grup itu masing-masing dihuni unggulan pertama dan kedua. Pada tunggal putri, unggulan teratas ditempati Chen Yufei (China) yang berada di Grup A, sedangkan unggulan kedua adalah Tai Tzu Ying (Taiwan) di Grup P.
Selain Gregoria, wakil Indonesia lain yang akan tampil untuk pertama kalinya hari ini adalah tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting. Unggulan kelima yang bersaing di Grup J ini akan berhadapan dengan Gergely Krausz (Hongaria) pukul 11.20 WIB. Tunggal putra lainnya, Jonatan Christie, telah memenangi laga pertamanya, yaitu melawan Aram Mahmoud, 21-8, 21-14, Sabtu (24/7/2021).
Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akan menjalani pertandingan kedua di Grup C pukul 13.20 WIB melawan Mathias Christiansen/Alexandra Boeje (Denmark). Pada pertandingan pertama, Sabtu, ganda Indonesia peringkat keempat dunia itu belum tampil maksimal. Mereka dipaksa bermain tiga gim oleh pasangan Australia, Simon Leung/Gronya Somerville, 20-22, 21-17, 21-13.
Seperti dikatakan Melati, setelah pertandingan, dia tidak bisa tampil maksimal karena diliputi rasa tegang pada pengalaman pertamanya tampil di Olimpiade. Sementara bagi Praveen, ini menjadi Olimpiade kedua setelah tampil bersama Debby Susanto di Rio de Janeiro 2016. Praveen/Debby terhenti pada perempat final karena kalah dari rekan senegara, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang akhirnya meraih medali emas.