Ambisi Eko Raih Emas Olimpiade Dipatahkan ”Kungfu” Li Fabin
Lifter veteran, Eko Yuli, mempersembahkan medali perak pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo, Minggu sore. Ambisi Eko meraih emas dihentikan Fabin, lifter China yang memperlihatkan "jurus kung-fu" perusak mental lawan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS— Ambisi lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, untuk merebut emas Olimpiade belum terwujud. Dalam laga kelas 61 kilogram di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Minggu (25/7/2021), lifter berusia 32 tahun itu harus puas mendapatkan perak dengan total angkatan 302 kilogram. Perlawanannya dikandaskan penampilan sensasional lifter asal China, Li Fabin, yang meraih emas dengan total angkatan 313 kg.
Medali di Tokyo menjadi perak kedua Eko setelah sebelumnya meraihnya di kelas 62 kg Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Total, telah empat medali Olimpiade diraih Eko. Dua medali lainnya adalah perunggu kelas 62 kg di Olimpiade London 2012 dan kelas 56 kg di Olimpiade Beijing 2008. Adapun bagi Fabin, medali emas di Tokyo menjadi koleksi pertamanya di Olimpiade.
”Eko sudah mencoba menembus batasnya. Dan, hasil yang dicapai Eko sudah sangat luar biasa. Dia menjadi satu-satunya lifter Indonesia yang tampil di empat Olimpiade dan selalu meraih medali,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Hadi Wihardja saat dihubungi, Minggu.
Sebelum angkatan snatch dimulai, kedua lifter sudah saling melancarkan serangan mental. Awalnya, Eko memasukkan angka 135 kg untuk kesempatan pertama snatch, sedangkan Fabin dengan 137 kg. Namun, saat angkatan dimulai, Eko ternyata menaikkan angkatannya menjadi 137 kg. Ia seolah ingin meneror mental lawan terberatnya tersebut. Adapun Fabin tetap bertahan dengan 137 kg.
Kepercayaan diri Eko cukup tinggi dalam Olimpiade keempatnya ini. Tampil tenang dengan senyum yang selalu mengembang, lifter paling senior di kelasnya itu dengan mulus mengangkat snatch pertamanya tersebut. Sementara itu, Fabin tampaknya cukup terpengaruh dengan teror-teror Eko. Lifter berusia 28 tahun itu secara mengejutkan gagal mengangkat snatch pertamanya.
Akan tetapi, Fabin tidak menyerah begitu saja. Di kesempatan kedua, walau sedikit goyang, pemegang rekor dunia kelas 61 kg itu sukses mengangkat barbel 137 kg. Sedikit berada di atas angin, Eko melangkah lebih percaya diri untuk angkatan snatch keduanya dengan berat 141 kg. Namun, setelah melakukan ancang-ancang cukup lama, lifter asal Metro, Lampung, itu gagal menuntaskan angkatannya.
Situasi berbalik
Situasi pun berbalik. Fabin mendapatkan angin segar untuk mengungguli Eko. Di kesempatan ketiga, dia mencoba mengangkat barbel dengan berat serupa Eko dan berhasil. Tak lama, Eko melakukan angkatan snatch terakhirnya dengan beban yang sama dengan angkatan kedua. Sayang, lifter yang baru merayakan ulang tahun pada 24 Juli itu kembali gagal menuntaskan angkatan tersebut.
Eko masih menjadi lifter terbaik di kelasnya. Setidaknya, dia masih memegang rekor dunia clean and jerk dengan angkatan 174 kg.
Tertinggal 4 kg di angkatan snatch, Eko harus tampil habis-habisan di angkatan clean and jerk. Sebaliknya, Fabin tinggal menjaga jarak saja. Seolah ingin membalas, kali ini, Fabin coba meneror mental Eko. Sebelum angkatan clean and jerk dimulai, lifter China kelahiran 15 Januari 1993 itu memasang angka pertama 171 kg atau 6 kg di atas angka pertama Eko.
Di ruang pemanasan, Eko tampak berusaha menenangkan diri dan memulihkan tubuh. Adapun Fabin terlihat amat rileks sambil duduk dengan mengenakan jaket dan kaki ditutup selimut. Para pelatih terus memotivasi atletnya masing-masing.
Ketika laga clean and jerk dimulai, Fabin ternyata menurunkan target angkatan awal menjadi 166 kg, sedangkan Eko bertahan dengan 165 kg. Eko pun mendapatkan giliran lebih awal dari Fabin. Di angkatan pertama itu, Eko dengan mulus menyelesaikan tugasnya. Seusai angkatan, dia sempat melepaskan senyum lebar dan melambai kepada penonton.
Tak lama, Fabin memulai angkatan pertamanya. Lifter bertinggi 160 sentimeter itu menuju panggung dengan percaya diri. Saat barbel diangkat, dia sempat sedikit kesusahan untuk mengangkat barbel ke atas kepalanya. Akan tetapi, pascabarbel berada di atas kepala, dia justru beratraksi dengan mengangkat kaki kanannya beberapa detik.
Aksi Fabin layaknya pendekar kungfu yang sedang menunjukkan jurusnya. Dia seolah membuktikan bahwa beban 166 kg bukan masalah baginya. Atraksi sensasional itu cukup mengejutkan penonton dan juri yang ada di depannya.
Aksi itu sepertinya juga untuk memukul mental Eko. Terbukti, di kesempatan kedua, Eko jadi bernafsu untuk mengangkat 177 kg, sedangkan Fabin naik bertahap ke 172 kg. Fabin pun mendapatkan giliran lebih dahulu dan sukses menuntaskan angkatan yang menjadi rekor Olimpiade baru (melewati standar Olimpiade 171 kg).
Tetinggal jauh
Kondisi itu membuat Eko semakin tertekan karena sudah tertinggal 11 kg. Mau tidak mau, Eko tetap mengangkat 177 kg untuk menipiskan selisih berat. Sayangnya, tubuhnya tak siap sehingga gagal melakukan angkatan itu di kesempatan kedua. Pada kesempatan ketiga atau terakhir, dia kembali mencoba angkatan serupa, tetapi kembali gagal.
Kegagalan Eko memastikan Fabin meraih emas walau belum melakukan angkatan ketiga. Di kesempatan terakhir, dengan tanpa tekanan, Fabin mencoba mempertajam rekor Olimpiade dengan angkatan 178 kg. Namun, dia gagal menyelesaikan angkatan tersebut.
Hadi menerangkan, Eko masih menjadi lifter terbaik di kelasnya. Setidaknya, dia masih memegang rekor dunia clean and jerk dengan angkatan 174 kg. Dirinya sempat pula memegang rekor dunia snatch dengan 143 kg dan total angkatan dengan 317 kg pada 2018 sebelum dipecahkan Fabin lewat snatch dengan 145 kg dan total angkatan dengan 318 kg pada 2019.
Dalam latihan pada Mei 2021, Eko bisa melakukan angkatan snatch 140 kg, clean and jerk 180 kg, dan total angkatan 320 kg. ”Hanya saja, Eko sudah hampir satu setengah tahun tidak mengikuti ajang internasional. Sementara itu, Fabin aktif ikut kejuaraan internasional selama 2020-2021. Malah, Fabin sempat mencoba memecahkan rekor dunia clean and jerk dengan 176 kg meskipun masih gagal dalam dua percobaan,” tutur Hadi.