Skandal doping Rusia yang terkuak pada 2014 masih berdampak sampai sekarang. Kontingen Rusia tidak boleh memakai nama dan atribut Rusia, tetapi diganti nama dan atribut ROC.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Kasus doping Rusia yang terkuak mulai 2014 masih berdampak hingga saat ini. Di Olimpiade Tokyo 2020, meski atlet-atlet Rusia turut bersaing, simbol-simbol negara itu tak akan terlihat.
Menetapkan target menempati peringkat ketiga dengan beberapa cabang andalan, seperti senam, renang indah, gulat, anggar, dan judo, Angelina Melnikova dan kawan-kawan akan berlaga bukan atas nama kontingen Rusia, melainkan Tim Komite Olimpiade Rusia (ROC). Maka, jika terdapat atlet yang naik podium, bendera yang dikibarkan pun adalah bendera ROC dengan logo api Olimpiade berwarna putih, biru, dan merah serta lima cincin Olimpiade di bawahnya.
Upacara pengalungan medali, ketika ada atlet Tim ROC yang mendapatkan emas, tidak akan diiringi lagu kebangsaan Rusia. Sebagai pengganti, akan diperdengarkan musik ”Piano Concerto No 1” yang diciptakan Pyotr Ilyich Tchaikovsky pada 1870-an.
Tim renang indah bercerita bahwa mereka dilarang mengenakan kostum bergambar beruang yang merupakan binatang khas Rusia. Grafis di TV dan material cetak resmi lainnya dari panitia penyelenggara hanya akan menyebut ROC, bukan Komite Olimpiade Rusia.
Satu-satunya yang diizinkan adalah penggunaan warna putih, biru, dan merah (warna bendera Rusia) dalam seragam lapangan atlet.
Larangan penggunaan nama Rusia dan simbol-simbol negara tersebut terkait dengan kasus doping sistematis yang didukung pemerintah. Terkuak sejak 2014, atlet-atlet Rusia yang dinyatakan bersih dari doping bisa mengikuti Olimpiade Rio de Janeiro 2016, kecuali dari cabang atletik yang menerima sanksi larangan berlomba dari World Athletics. Rusia pun diminta memperbaiki sistem antidoping mereka.
Dia dan timnya harus mengganti urine tim Rusia, yang bisa dipastikan akan mengandung zat doping, dengan urine bersih.
Seperti diceritakan mantan kepala laboratorium antidoping Rusia Grigory Rodchenkov kepada New York Times, Mei 2016, dan kemudian menjadi film dokumenter berjudul Icarus, program doping untuk atlet Rusia melibatkan badan antidoping (RUSADA) dan pemerintah. Salah satu kasus besar yang mengentak dunia olahraga adalah ketika Rusia memanipulasi tes antidoping atlet-atletnya ketika menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014.
Rodchenkov mengatakan, dirinya dan timnya harus mengganti urine tim Rusia, yang bisa dipastikan akan mengandung zat doping, dengan urine bersih. Rodchenkov harus menanti suplai urine bersih setiap dini hari pada saat petugas dari negara lain telah meninggalkan laboratorium.
Pria yang menciptakan program doping ”bersih” (pemberian zat doping diatur sedemikian rupa agar tak terdeteksi ketika atlet menjalani tes), lalu menjadi pelapor kasus di negaranya tersebut, menyebut, sebanyak 30-50 persen medali emas Rusia di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 didapat atlet-atlet yang melakukan doping.
Kewajiban memperbaiki sistem antidoping justru memunculkan masalah lain. Pada 9 Desember 2019, WADA melarang atlet Rusia mengikuti semua ajang olahraga internasional selama empat tahun ketika menemukan bukti bahwa otoritas di negara tersebut menghilangkan semua bukti doping.
Rusia mengajukan banding kepada Mahkamah Arbitrase Olahraga (CAS). Pada 17 Desember 2020, CAS pun mengeluarkan keputusan berbeda dengan WADA.
Alih-alih melarang atlet Rusia tampil dalam ajang olahraga internasional, CAS mengizinkan mereka berlaga di Olimpiade dan ajang internasional lain dengan catatan tertentu. Syarat tersebut adalah pelarangan penggunaan nama Rusia, bendera, dan lagu kebangsaan selama dua tahun.
Tim boleh menggunakan nama ”Atlet Netral” atau ”Tim Netral”. Penggunaan warna bendera Rusia diperbolehkan dalam seragam, seperti yang dikenakan Daniil Medvedev dan kawan-kawan di Tokyo.
Pada 19 Februari 2021, akhirnya diputuskan penggunaan nama tim dengan akronim ROC, bukan lagi ”Atlet Olimpiade dari Rusia” seperti yang digunakan di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018. Sanksi pelarangan nama Rusia dan simbol-simbolnya selama dua tahun dari CAS membuat Tim ROC tak hanya muncul di Tokyo 2020, tetapi juga di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. (REUTERS/)