Richarlison menyumbang tiga gol bagi kemenangan Brasil atas Jerman di laga perdana fase grup Olimpiade 2020, Kamis malam WIB. "Selecao" mampu mengulangi kejayaan atas Jerman di Yokohama seperti pada Piala Dunia 2002.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
YOKOHAMA, KAMIS – Sudah bukan rahasia lagi kalau penyerang Brasil, Richarlison, amat mengidolai legenda “Selecao”, Ronaldo Luis Nazario. Dalam laga pertama grup D Olimpiade Tokyo 2020, Kamis (22/7/2021) malam WIB, Richarlison mampu meniru jejak sang idola yang mampu menghancurkan Jerman.
Laga Brasil melawan Jerman di Tokyo 2020 berlangsung di Stadion Internasional Yokohama yang juga menjadi tempat berlangsungnya partai puncak Piala Dunia 2002. Pada 19 tahun silam, Ronaldo yang dijuluk “El Fenomeno” mencetak sepasang gol yang membantu Brasil merengkuh gelar Piala Dunia kelima.
Richarlison, yang baru berusia lima tahun ketika itu, mulai mencintai sepak bola setelah menyaksikan Ronaldo menciptakan brace. Bahkan, gaya rambut eksentrik Ronaldo seperti setengah lingkaran di laga final itu sempat pula ditiru Richarlison. Ia membagikan model rambut “gaya Ronaldo” itu melalui fitur cerita di akun Instagramnya, Maret 2020 lalu.
Lebih dari 16 bulan berselang, Richarlison benar-benar bisa menduplikasi penampilan idolanya di lapangan hijau. Penyerang Everton itu mencetak hat-trick ke gawang Jerman, sehingga Brasil mengulangi keperkasaan atas Jerman seperti pada Piala Dunia 2002. Berkat gol Richarlison, “Selecao” membuka babak penyisihan Olimpiade dengan keunggulan telak, 4-2,sekaligus memuncaki grup D.
Kemenangan Brasil itu menjadi keunggulan terbesar “Selecao” atas Jerman dalam turnamen resmi setelah dihancurkan “Die Mannschaft”, 1-7, pada semifinal Piala Dunia 2014. Di sisi lain, Brasil mampu menjaga tren keunggulan atas Jerman di ajang Olimpiade. Sebelumnya, Brasil berhasil mengalahkan Jerman dalam adu penalti untuk meraih medali emas Olimpiade 2016.
Sejak awal saya memang sangat ingin bisa tampil di Olimpiade karena inilah kesempatan terbaik saya. Misi utama saya adalah membantu Brasil mempertahankan medali emas kami.
“Sejak awal saya memang sangat ingin bisa tampil di Olimpiade karena inilah kesempatan terbaik saya. Misi utama saya adalah membantu Brasil mempertahankan medali emas kami,” ujar Richarlison dilansir Eurosport.
Ketiga gol Richarlison tercipta hanya dalam 23 menit. Ia mencetak gol pembuka Brasil di Tokyo 2020 pada menit ketujuh setelah mampu lolos dari jebakan offside lini pertahanan Jerman. Kemudian, penyerang yang memulai karier profesional di Fluminense itu memperbesar keunggulan “Selecao” pada menit ke-22. Richarlison menyempurnakan penampilan gemilangnya dengan sebuah sepakan melengkung yang berbuah gol pada menit ke-30. Di akhir babak kedua, Paulinho mencetak gol keempat Brasil.
Adapun Jerman sempat memperkecil kedudukan melalui sepakan gelandang, Nadiem Amari, dari luar kotak penalti pada menit ke-57. Penyerang pengganti, Ragnar Ache, mencetak gol kedua Jerman pada menit ke-84.
Selain Brasil, Pantai Gading juga meraih kemenangan atas Arab Saudi, 2-1. Alhasil, Brasil dan Pantai Gading sama-sama mengoleksi tiga poin. "Selecao" memuncaki grup D berkat keunggulan selisih gol.
Sementara itu, Meksiko, Australia, dan Mesir menghadirkan kejutan di laga pertama fase grup. Meksiko, terutama, di luar dugaan mampu menghancurkan Perancis dengan skor 4-1.
Keempat gol Meksiko diciptakan oleh empat pemain berbeda pada babak kedua. Keempat pemain itu ialah Alexis Vega, Sebastian Cordova, Uriel Antuna, dan Eduardo Aguirre. Gol hiburan Perancis dicetak oleh penyerang senior, Andre-Pierre Gignac, yang telah enam tahun bermain untuk klub Meksiko, Tigres.
Selain Gignac, skuad Perancis juga memiliki satu lagi pemain yang membela Tigres, yaitu Florian Thauvin. Hanya saja, Thauvin baru bergabung dengan pemilik tujuh gelar Liga Meksiko itu setelah tampil di Tokyo 2020.
Pelatih Perancis Sylvain Ripoll tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya dengan penampilan skuad “Les Bleus”. Menurut dia, Perancis kehilangan keseimbangan permainan sehingga tak berdaya menghalau serangan “El Tricolor” setelah turun minum.
“Kami tentu sangat kecewa dengan hasil ini. Untuk bersaing di fase grup, kami membutuhkan penampilan yang lebih baik dan kami hanya memiliki dua hari untuk memperbaiki diri,” kata Ripoll.
Kemudian, Australia juga mampu mempecundangi peraih medali emas Olimpiade 2004 dan 2008, Argentina, dua gol tanpa balas. Gol Australia diawali dari skema serangan balik cepat. Sepasang gol wakil Asia itu disumbangkan oleh Lachlan Wales dan Marco Tilio.
Sementara itu, calon kuat peraih medali emas Olimpiade 2020, Spanyol, juga tidak mampu menembus kokohnya pertahanan Mesir. Dalam laga pembuka grup C itu, Spanyol harus puas bermain imbang 0-0 dengan Mesir. Tak hanya gagal menang, “La Roja” juga harus kehilangan dua pemain utama yang mengalami cedera pada babak pertama, yaitu bek, Oscar Mingueza, serta gelandang, Dani Ceballos.
Bek Spanyol, Eric Garcia, menyatakan, timnya telah menyadari laga pertama adalah pertandingan yang sangat sulit. Sebab, seluruh pemain Spanyol masih berusaha beradaptasi dan memahami satu sama lain.
“Meskipun gagal meraih hasil yang kami inginkan, penampilan kami cukup baik. Saya optimistis kami bisa terus meningkatkan penampilan karena tim ini merupakan kumpulan pemain yang luar biasa dan telah bertekad untuk bangkit di pertandingan selanjutnya,” ujar Garcia, yang menjadi salah satu pemain baru Barcelona di musim 2021-2022, dilansir AS. (AFP)