Pemanah Riau Ega mengawali kualifikasi dengan cukup impresif. Penampilannya menyelamatkan asa medali dari tim beregu campuran Indonesia, yang menempati peringkat ke-15 dari 29 peserta untuk lolos ke 16 Besar.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
TOKYO, JUMAT – Pemanah Indonesia Riau Ega Agata Salsabila (29) tampil cukup impresif dalam babak kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di Yumenoshima Park Archery Field, pada Jumat (23/7/2021). Berkat raihan 666 poin, Ega meloloskan Indonesia ke babak eliminasi 16 besar nomor beregu campuran.
Ega mengangkat perolehan keseluruhan tim, setelah pasangannya pemanah putri Diananda Choirunisa (24) sempat mengalami gangguan teknis dan hanya bisa meraih 631 poin. Tim beregu campuran Indonesia lolos dari lubang jarum dengan finis di peringkat ke-15 dari 29 negara (1.297 poin).
“Walaupun finis di peringkat ke-15, ini sudah menggembirakan karena kami bisa melalui hari pertama, dan lolos ke babak selanjutnya untuk nomor campuran. Dengan hasil ini, kami masih punya peluang meraih medali,” kata manajer tim panahan, M Ikhsan Ingratubun, saat dihubungi pada Jumat sore.
Ega dan Diananda menjalani babak kualifikasi pada nomor masing-masing, putra dan putri, Jumat siang. Mereka bersama seluruh peserta negara lain beradu pada nomor recurve untuk melepas 72 anak panah, dibagi alam dua sesi, dari jarak 70 meter.
Total poin yang mereka dapatkan akan menentukan posisi dalam daftar unggulan nomor individu (putra-putri) dan beregu (putra-putri), sekaligus menentukan siapa lawan di babak eliminasi. Khusus nomor beregu campuran, poin kualifikasi tidak hanya untuk menentukan lawan, tetapi juga mengambil 16 tim dari total 29 tim.
Ega tampil cukup konsisten sehingga bisa finis pada peringkat ke-15 dari 64 pemanah. Dia sempat masuk peringkat 10 besar dalam klasemen sementara, ketika kualifikasi berlangsung setengah jalan, tetapi tidak bisa dijaga hingga akhir.
Pemanah asal Jawa Timur itu mengalami penurunan pada paruh kedua dengan hanya 329 poin dari 32 kali tembakan, lebih rendah dibandingkan paruh pertama, 337 poin. Meski begitu, Ega tampil lebih baik daripada kualifikasi pada Olimpiade Rio 2016 (660 poin).
“Penampilan Ega sudah memuaskan untuk kualifikasi. Ini kan baru babak pertama, masih banyak adaptasi dengan kondisi venue dan angin. Semestinya akan lebih baik lagi untuk babak eliminasi,” tambah Ikhsan.
Meskipun tidak bisa menembus 10 besar, Ega sudah cukup membawa tim beregu campuran Indonesia lolos ke babak eliminasi. Dia mampu menambal penampilan kurang maksimal dari Diananda.
Di nomor individu putri, Diananda yang akrab disapa Nisa hanya menempati peringkat ke-40 dari 64 peserta. Menurut pelatih tim panahan Lilies Handayani, faktor angin yang tidak bisa diprediksi menjadi penyebab anak asuhnya kurang maksimal.
Penampilan Ega sudah memuaskan untuk kualifikasi. Ini kan baru babak pertama, masih banyak adaptasi dengan kondisi venue dan angin. Semestinya akan lebih baik lagi untuk babak eliminasi.
“Nisa masih bingung dengan arah anginnya karena terus berubah. Kadang dari kiri ke kanan, lalu dari kanan ke kiri, kemudian berhenti. Saya harap di babak berikutnya Nisa lebih bisa membaca arah angin. Tadi juga sempat ada anak panah yang sobek,” ucap Lilies yang juga anggota tim peraih medali perak panahan beregu putri di Olimpiade Seoul 1988.
Melawan AS
Tim beregu campuran Indonesia akan menjalani babak 16 besar pada Sabtu (24/7). Ega/Nisa akan menantang unggulan kedua yang juga negara besar dalam panahan, Amerika Serikat (1.350 poin). Tim AS diwakili oleh pemanah putra, Brady Ellison (682 poin) dan pemanah putri Mackenzie Brown (668 poin).
Sementara itu, dua pemanah putra Indonesia Alviyanto Prastyadi (19) dan Arif Dwi Pangestu (17) juga turut ambil bagian dalam kualifikasi. Alviyanto menempati peringkat ke-26 (658 poin) dan Arif ke-32 (655).
Secara total, tim beregu putra yang diwakili Ega, Alviyanto, dan Arif menempati peringkat ke-7 (1.979 poin). Mereka akan berhadapan dengan peringkat ke-10, Inggris Raya (1.959 poin) pada babak pertama eliminasi.
Di hari pertama ajang panahan, para pemanah Korea Selatan sangat mendominasi. Mereka menjadi unggulan pertama dalam setiap nomor, dari individu sampai beregu. Mereka bahkan memecahkan dua rekor Olimpiade sekalgius.
Pemanah putri Korsel, An San (20), sukses memecahkan rekor Olimpiade dalam nomor individu. Dia menghasilkan 680 poin untuk 72 anak panah, melampaui rekor milik pemanah Ukraina Lina Herasymenko yang sudah bertahan 25 tahun (673 poin) pada Olimpiade Atlanta 1996.
An San, bersama dua rekannya Jang Min-hee (677 poin) dan Kang Chae-young (675 poin) juga memecahkan rekor dalam nomor beregu. Mereka mengombinasikan 2.032 poin, melewati rekor negaranya sendiri pada Olimpiade Beijing 2008 (2.004 poin).