Tiga petenis putri terbaik dunia, Ashleigh Barty, Naomi Osaka, dan Ashleigh Barty, adalah debutan di Olimpiade Tokyo 2020. Namun, ketiganya telah menjadi favorit juara.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
TOKYO, KAMIS — Selama ini, Ashleigh Barty, Naomi Osaka, dan Aryna Sabalenka hanya bisa mendengar dan melihat pengalaman petenis lain ketika membela negara masing-masing di ajang Olimpiade. Kini, dalam debut pada panggung persaingan olahraga terbesar di dunia itu, tunggal putri dalam tiga peringkat teratas dunia tersebut menjadi favorit juara.
Barty, yang membela Australia, tiba di Tokyo, Jepang, setelah menjuarai Wimbledon, dua pekan lalu. Berdasarkan undian yang digelar Kamis (22/7/2021), debut unggulan pertama di Olimpiade itu akan melawan Sara Sorribes Tormo (Spanyol) pada babak pertama.
Petenis lain yang berpotensi menjadi lawan pada babak kedua hingga semifinal di paruh atas undian adalah Anastasija Sevastova (Latvia), Anastasia Pavlyuchenkova (Komite Olimpiade Rusia/ROC), Barbora Krejcikova (Ceko), dan Aryna Sabalenka (Belarus) atau Garbine Muguruza (Spanyol).
Selama ini, Barty hanya mendengar pengalaman tampil di Olimpiade dari rekan senegaranya, seperti Alicia Molik dan Cassey Dellacqua. Molik adalah peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004, sedangkan Dellacqua bertanding di Athena 2004 dan Beijing 2008.
”Saya berbicara kepada banyak atlet, terutama kepada Alicia dan Cassey, tentang Olimpiade. Semua yang saya ingat dari pembicaraan itu adalah tentang hal-hal positif. Saya harus memanfaatkan kesempatan ini,” kata Barty dalam laman resmi Federasi Tenis Internasional (ITF).
”Mewakili Australia, mengenakan seragam berwarna hijau dan emas, adalah hal yang membanggakan,” lanjut petenis yang telah menjuarai dua Grand Slam, Wimbledon 2021 dan Perancis Terbuka 2019.
Mewakili Australia, mengenakan seragam berwarna hijau dan emas, adalah hal yang membanggakan.
Persaingan tenis profesional, dalam turnamen WTA/ATP/ITF, menjadi panggung personal bagi setiap petenis. Dalam ajang tahunan, para atlet itu hanya punya kesempatan bermain atas nama negara dalam kejuaraan beregu, seperti Piala Fed (saat ini bernama Piala Billie Jean King), Piala Davis, atau Piala ATP.
Maka, seperti kebanggaan yang dirasakan Barty, Sabalenka pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan mengenakan seragam hijau-merah yang dikenakan kontingen Belarus. ”Ini adalah hal yang baru bagi saya, bermain dalam Olimpiade. Saya akan mewakili negara sebagai sosok kuat yang bisa berjuang melewati semua tantangan,” ujar semifinalis Wimbledon itu.
Harapan besar
Sementara itu, tim tuan rumah menaruh harapan besar pada petenis peringkat kedua dunia, Naomi Osaka. Persaingan di Ariake Tennis Park, 24 Juli-1 Agustus, itu akan menjadi penampilan pertama Osaka setelah mengundurkan diri sebelum babak kedua Perancis Terbuka, 30 Mei-13 Juni. Osaka mundur karena tak bersedia mengikuti konferensi pers sepanjang turnamen.
Jika bisa memenuhi harapan publik tuan rumah, petenis berusia 23 tahun itu akan menjadi petenis Asia pertama yang mendapatkan medali emas tenis pada nomor tunggal. Sebelumnya, hanya ada ganda putri China, Li Ting/Sun Tiantian, yang mampu bersaing dengan petenis Eropa dan Amerika. Mereka meraih medali emas di Athena 2004.
Akan tetapi, kehadiran tujuh dari sepuluh petenis peringkat teratas dunia serta persaingan tunggal putri yang selalu menyuguhkan kejutan tak akan membuat Osaka berdiri di podium tertinggi dengan mudah.
Jika bisa melewati Zheng Saisai pada babak pertama dan lawan pada dua babak berikutnya, dia berpeluang bertemu Iga Swiatek (Polandia) pada perempat final. Setelah itu, calon lawannya pada semifinal di paruh bawah undian adalah Karolina Pliskova (Ceko), Elina Svitolina (Ukraina), atau Maria Sakkari (Yunani).
Pada tunggal putra, jalan terjal akan dihadapi petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, mulai perempat final. Petenis Serbia itu berpeluang bertemu salah satu kekuatan Tim ROC, Andrey Rublev. Adapun potensi lawannya pada semifinal di paruh atas adalah Alexander Zverev (Jerman) atau Hubert Hurkacz (Polandia).
Di paruh bawah, dua petenis lain dari Tim ROC, Daniil Medvedev, dan Karen Khachanov, akan bersaing dengan beberapa unggulan, seperti Stefanos Tsitsipas (Yunani), Diego Schwartzman (Argentina), dan Felix Auger-Aliassime (Kanada).
Sementara itu, peraih medali emas dalam dua Olimpiade terakhir, Andy Murray, akan menghadapi laga berat pada babak pertama, yaitu melawan Auger-Aliassime. Meski kalah pengalaman dalam penampilan di ajang besar, Auger-Aliassime memiliki penampilan terbaik dalam dua bulan terakhir ini. Petenis berusia 20 tahun itu untuk pertama kalinya mencapai perempat final Grand Slam, yaitu di Wimbledon.
Bagi Murray, ini menjadi penampilan keempat di Olimpiade sejak Beijing 2008. Petenis Inggris Raya itu menjadi petenis satu-satunya yang bisa meraih emas dalam dua Olimpiade beruntun dalam nomor tunggal, yakni di London 2012 dan Rio de Janeiro 2016.
Namun, kali ini, Murray datang sebagai petenis underdog seiring dengan penampilannya yang menurun karena didera cedera pinggul sejak 2017. (REUTERS)