Tim pelatih Indonesia memandang babak kualifikasi sebagai tahap krusial. Perolehan poin dan peringkat pemanah akan menentukan siapa lawan mereka di babak eliminasi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pemanah Indonesia akan memulai kiprahnya di Olimpiade Tokyo 2020, Jumat (23/7/2021). Mereka akan beradu akurasi di babak kualifikasi. Babak ini menjadi sangat krusial karena akan menentukan seberapa jauh para atlet bisa melangkah di Olimpiade. Pemanah Indonesia diharapkan dapat meraih peringkat yang baik untuk memuluskan jalan meraih medali.
Di babak kualifikasi, 64 pemanah putra dan putri akan berjejer di Yumenoshima Park Archery Field, Tokyo, untuk berlaga pada jarak 70 meter. Setiap pemanah akan memanah sebanyak dua kali, masing-masing sesi 36 anak panah. Selepas 72 anak panah, poin yang diperoleh akan menentukan posisi mereka dalam daftar unggulan dan menentukan siapa lawan mereka di babak eliminasi.
Oleh sebab itu, tim pelatih Indonesia memandang babak kualifikasi nanti sebagai tahap krusial. Pelatih panahan putri Indonesia, Nurfitriyana Saiman, yang dihubungi di Jakarta, berharap keempat pemanah Indonesia, yaitu tiga pemanah putra—Riau Ega Agatha Salsabila, Arif Dwi Pangestu, dan Alviyanto Bagas Prastyadi—serta pemanah putri, Diananda Choirunisa, bisa menembus peringkat 10 besar.
”Usahakan mendapat peringkat yang baik agar ketemu lawan yang relatif lebih ringan di babak eliminasi. Kalau berada di peringkat bawah saat babak kualifikasi, kemungkinan kalah di babak eliminasi sangat besar,” kata Yana, sapaan akrab Nurfitriyana, Kamis (22/7/2021).
Dari pengalaman Yana mengikuti Olimpiade Seoul 1988, selisih perolehan poin antarpemanah di Olimpiade sangat tipis. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan kejuaraan panahan level Asia Tenggara atau Indonesia, yang perolehan poin antarpemanah bisa sangat besar selisihnya. Oleh karena itu, Yana mengingatkan pemanah Indonesia untuk tampil fokus dan berkonsentrasi penuh selama melepaskan 72 anak panah di babak kualifikasi.
”Karena kalau anak panah sudah lepas, tidak bisa diulang apa pun alasannya. Makanya pemanah harus benar-benar maksimal di setiap 72 anak panah,” ujarnya.
Usahakan mendapat peringkat yang baik agar ketemu lawan yang relatif lebih ringan di babak eliminasi. Kalau berada di peringkat bawah saat babak kualifikasi, kemungkinan kalah di babak eliminasi sangat besar.
Yana memprediksi pemanah-pemanah dari Asia akan menjadi pesaing terberat merebut medali. Di nomor recurve putri, misalnya, ada pemanah Korea Selatan Kang Chaeyoung. Chaeyoung merupakan pemanah yang menorehkan rekor dunia di Kejuaraan Panahan Dunia 2019 di \'s-Hertogenbosch, Belanda. Saat itu, Chaeyung mencatatkan 692 poin dari kemungkinan maksimal 720 poin. Selain Korea Selatan, lawan tangguh datang dari China dan Taiwan. Kedua negara itu konsisten masuk di peringkat atas dunia.
Meski demikian, Yana menyampaikan, dengan sistem eliminasi seperti saat ini semua masih bisa terjadi. Ada faktor nonteknis, seperti mental dan kesehatan yang dapat memengaruhi performa pemanah di babak eliminasi.
Menurut Yana, kunci memenangi persaingan di Olimpiade adalah menjaga fokus dan konsentrasi. Selain itu, dari faktor teknis, Yana telah menyampaikan kepada Diananda untuk lebih memperpanjang tarikan busurnya. Kesuksesan pemanah-pemanah Korea Selatan dalam membidik sasaran salah satunya juga disebabkan panjangnya rentangan tali busur yang mereka lakukan.
Adapun pelatih tim panahan putra Indonesia, Permadi Sandra Wibowo, juga menyampaikan, para pemanah sebisa mungkin wajib meraih peringkat atas di babak kualifikasi. Tim panahan Indonesia pernah mempraktikkan hal itu pada turnamen kualifikasi Olimpiade Tokyo, yakni Piala Dunia Panahan di Paris, Perancis, awal Juni 2021.
Kala itu, tim panahan beregu putra Indonesia menembus peringkat enam besar dunia di babak kualifikasi. Capaian itu memperlapang jalan tim Indonesia hingga mampu menjejak final menghadapi Amerika Serikat.
”Kami mengarahkan para pemanah meraih hasil terbaik di babak kualifikasi nanti. Sebisa mungkin keluarkan performa maksimal supaya masuk peringkat atas. Kalau sudah di peringkat atas, langkah kita tidak terlalu berat untuk menuju final,” katanya.
Permadi menjelaskan, keempat pemanah Indonesia telah menjalani empat kali sesi latihan di Tokyo sejak tiba pada 18 Juli 2021. Mereka telah menjajal lapangan panahan yang akan digunakan di babak kualifikasi dan babak eliminasi. Permadi menilai lokasi pertandingan tidak jauh berbeda dengan Lapangan Panahan Senayan tempat tim panahan Indonesia rutin berlatih. Dari sisi cuaca dan suhu juga tak sedemikian berpengaruh bagi pemanah meski Jepang kini tengah memasuki musim panas.
Permadi tak terlalu memforsir latihan para pemanah karena fokus mereka sekarang adalah memulihkan kondisi stamina pemanah yang sempat terkuras akibat perjalanan panjang dan melelahkan dari Jakarta ke Tokyo. Stamina para pemanah sempat agak terganggu pada tiga hari awal kedatangan di Jepang. Namun, kini kondisi mereka berangsur-angsur pulih dan kembali normal.