Motivasi Ganda Peselancar Muda
Menjadi peselancar paling muda di Olimpiade Tokyo membuat motivasi Rio Waida berlipat ganda. Tampil di rumah kedua memberi keuntungan baginya.
Peselancar Indonesia, Rio Waida (23), tergolong paling yunior dibandingkan dengan para pesaingnya di Olimpiade Tokyo 2020. Kondisi itu justru membuat motivasi Rio berlipat ganda. Dia ingin membuktikan bahwa kehadirannya di Tokyo tidak sekadar menjadi penggembira. Selain itu, bertanding di ”rumah kedua” memberikan dorongan tinggi bagi Rio untuk berprestasi.
Selancar termasuk cabang olahraga baru di Olimpade. Asosiasi Selancar Internasional (ISA) memperjuangkan selancar bisa dipertandingkan di Olimpiade sejak Sydney 2000. Pada 2016, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyetujui selancar menjadi satu dari lima cabang baru di Olimpiade Tokyo 2020.
Rio Waida mencetak sejarah dengan menjadi peselancar Indonesia pertama yang tampil di Olimpiade. Perjalanan Rio menuju Tokyo 2020 cukup panjang dan berliku. Lolosnya Rio ke Tokyo dinilai berbau keberuntungan. Pelatih tim selancar Indonesia, Tipi Jabrik Noventin, mengatakan, Rio tidak lolos dalam dua edisi kualifikasi, yaitu pada World Surfing Games 2019 di Miyazaki, Jepang, dan WSG 2021 di El Salvador.
”Di Miyazaki, Rio belum berhasil mendapat tiket Olimpiade karena slot Asia sudah diambil Jepang. Saat itu, peselancar Jepang, Shun Murakami, finis nomor empat. Lalu saat kualifikasi di El Salvador, Rio juga gagal,” kata Tipi, dihubungi dari Jakarta Senin (19/7/2021).
WSG 2019 menyediakan tiket ke Tokyo untuk peselancar terbaik dari tiap benua. Murakami, yang menempati posisi keempat, mendapat tiket ke Tokyo sebagai peselancar terbaik Asia. Rio berada di posisi ke-9 atau peringkat kedua Asia.
Pada WSG 2021 di El Salvador, dua peselancar putra Jepang, yakni Kanoa Igarashi dan Hiroto Ohhara, masuk peringkat empat besar yang menjadi syarat lolos ke Tokyo. Adapun Murakami harus puas di posisi keenam.
Baca juga : Selancar Ombak Loloskan Satu Atlet
Berdasarkan aturan kualifikasi ISA, jika tiap negara meloloskan lebih dari dua atlet, atlet yang meraih tiketnya pada WSG 2021 yang akan lolos. Tiket yang diperoleh pada WSG 2019 diserahkan kepada atlet peringkat berikutnya di hasil peringkat kontinental.
Dengan demikian, Igarashi dan Oharra menjadi wakil Jepang ke Tokyo 2020 dan tiket Murakami sebagai peselancar terbaik Asia di WSG 2019 menjadi hak Rio sebagai peselancar nomor dua Asia.
Oleh karena itu, Tipi menyebut keberhasilan Rio meraih tiket ke Tokyo kali ini bukan keberuntungan semata, melainkan tak lepas dari capaiannya merebut posisi kesembilan atau peselancar nomor dua zona Asia 2019 di Miyazaki. Boleh dikatakan, ini adalah hasil latihan panjang Rio selama menekuni olahraga selancar sedari umur lima tahun.
Selancar telah menjadi darah dan daging Rio. Ayah Rio adalah peselancar dari Pulau Jawa dan menetap di Bali. Ia lalu bertemu dan menikahi perempuan asal Saitama, Jepang, yang juga menekuni selancar. Ayah dan ibu Rio adalah orang yang mengenalkan selancar kepadanya.
Awalnya, Rio mengaku tidak begitu menyukai selancar karena takut dengan laut. Namun, lambat laun ia terbiasa dan mulai memiliki banyak teman lewat selancar. Masa kanak-kanak banyak ia lewatkan di Pantai Kuta. Tiada hari dilewatkan Rio tanpa bermain selancar, tempat Rio menemukan kenyamanan dan kesenangan.
Begitu selancar diumumkan masuk Olimpiade, saya langsung ancang-ancang. Itu juga karena persatuan selancar Indonesia membuat rencana mengikuti kualifikasi Olimpiade. Jadi, saya fokus latihan dan mencoba mencapai target untuk lolos.
Menginjak usia 16 tahun, kariernya mulai menanjak. Ia lalu mendapatkan sponsor yang membiayainya mengikuti kejuaraan selancar internasional, seperti Kejuaraan Dunia Yunior, Liga Selancar Dunia, dan Kejuaraan Asia.
Walau telah banyak mengikuti kejuaraan internasional, Rio belum pernah memikirkan Olimpiade karena selancar tak dipertandingkan. Ia tak pernah bermimpi akan tampil di ajang multicabang empat tahunan itu. Rio baru mengetahui selancar dipertandingkan di Olimpiade ketika ISA akan menggelar ajang kualifikasi Olimpiade selancar tahun 2019.
”Begitu selancar diumumkan masuk Olimpiade, saya langsung ancang-ancang. Itu juga karena persatuan selancar Indonesia membuat rencana mengikuti kualifikasi Olimpiade. Jadi, saya fokus latihan dan mencoba mencapai target untuk lolos,” kata Rio.
Tipi menyampaikan, Rio berlatih keras mencapai target tersebut. Dalam sehari, ia bisa berlatih tiga kali. Total durasi latihan Rio per hari bisa mencapai enam jam. Selain berlatih ketangkasan mengendarai ombak, Rio juga menjajal latihan fisik dan menjaga asupan nutrisi serta vitamin untuk meningkatkan kebugaran. Rutinitas latihan itu tetap dipertahankannya menjelang Olimpiade.
Pesaing berat
Kiprah Rio di Olimpiade akan dimulai pada 25 Juli 2021. Ia bersaing memperebutkan medali dengan 19 peselancar putra lainnya. Pada putaran pertama, 20 peserta dibagi dalam lima heat dan Rio bergabung di heat 5 bersama peselancar nomor satu dunia Gabriel Medina (Brasil), Michel Bourez (Perancis), dan Leon Glatzer (Jerman).
Baca juga : Jelang Olimpiade, Rio Perbanyak Latihan Simulasi
Hanya dua peselancar terbaik tiap heat yang langsung lolos ke putaran ketiga. Adapun peselancar peringkat ke-3 dan ke-4 harus kembali bersaing di putaran ke-2 untuk lolos ke putaran ke-3.
Mengenai peluangnya, Rio mengaku tak ambil pusing berada satu heat dengan peselancar nomor satu dunia. Ia hanya ingin fokus pada diri sendiri untuk tampil maksimal.
Menghadapi deretan peselancar senior, Rio mengaku semakin bersemangat. Motivasinya berlipat ganda, terlebih ia tampil di kampung halaman ibunya. Jepang seakan sudah menjadi rumah kedua bagi Rio.
”Level selancar saya sudah hampir sama dengan mereka. Kalau saya bisa mengeluarkan kemampuan terbaik, saya bisa lolos. Saya akan senang sekali kalau bisa mengalahkan Medina karena dia salah satu peselancar favorit saya,” ujar Rio.
Ini adalah olahraga alam, semua punya kesempatan yang sama. Jangan takut dengan nama besar. Rio sudah lolos di Olimpiade, artinya dia layak. Maka, harus all in dan all out saat berlaga.
Rio sudah dua kali menghadapi Medina. Pertama di Pantai Keramas, Gianyar, Bali, pada salah satu seri World Surf League 2019. Saat itu. Rio menang tipis atas Medina. Pertemuan kedua terjadi pada kualifikasi Olimpiade di Miyazaki 2019. Saat itu, Rio harus mengakui keunggulan Medina. Dengan bekal pengalaman itu, Rio merasa masih bisa meladeni kekuatan para peselancar dunia.
Menyinggung peluang Rio meraih medali, Tipi optimistis peluang tetap terbuka. Menurut Tipi, selancar adalah olahraga yang sangat bergantung pada kondisi ombak atau alam. Peselancar hebat sekalipun akan sulit mendulang poin tinggi apabila tak ada ombak besar yang menghampirinya. Dengan demikian, semua peselancar memiliki peluang 50:50. Ada faktor keberuntungan dan nonteknis yang dapat menjadi pengubah permainan dalam selancar.
”Ini adalah olahraga alam, semua punya kesempatan yang sama. Jangan takut dengan nama besar. Rio sudah lolos di Olimpiade, artinya dia layak. Maka, harus all in dan all out saat berlaga,” kata Tipi.
Selain itu, bertanding di Tokyo menjadi keuntungan bagi Rio. Ia mengaku lebih cocok tampil di Jepang daripada di Eropa atau Amerika karena tak terkendala jet lag. Apalagi di kampung halaman ibunya itu, Rio merasa selalu bisa tampil lebih baik karena merasa dekat dengan keluarga.
”Karena ibu saya orang Jepang, jadi negara ini seperti rumah kedua saya. Dan saya selalu senang dan tidak ada beban tampil di Jepang. Saya cuma mau memperlihatkan ke mereka, saya juga bisa mengalahkan juara dunia,” katanya.
Ombak kecil
Hanya satu kendala yang perlu Rio perhatikan saat berlaga di Pantai Tsurigasaki, yaitu ombak kecil. Setiap kali memasuki musim panas, ombak di perairan Tokyo cenderung kecil.
Baca juga : Rio Waida Mengantisipasi Ombak Kecil
Kondisi itu berpotensi menyulitkan Rio meraih poin. Untuk mengatasi itu, Rio telah menyiapkan tujuh papan selancar khusus ombak kecil. Papan selancar itu sudah dia siapkan jauh-jauh hari, setelah memastikan diri meraih satu tiket ke Olimpiade. Mengenai kendala tersebut, Rio telah merundingkannya dengan Tipi. Ia mengatakan telah mengantongi sejumlah taktik dan cara bermain di ombak kecil.
Papan selancar yang sudah dirancang khusus diharapkan mampu mendongkrak performa Rio ketika berlaga. Adapun Tipi menjelaskan, saat ombak kecil, peselancar harus memaksimalkan kecepatan yang dimiliki untuk bermanuver.
”Kalau ombaknya kecil, strateginya ya badan kita harus bisa membuat laju papan menjadi lebih cepat,” ujarnya.
Kondisi itu sedikit menguntungkan bagi Rio karena ia memiliki tubuh yang relatif mungil dan ringan. Kondisi tubuh seperti itu akan memudahkannya bergerak lebih cepat dan melakukan manuver yang rumit.
Debut olahraga selancar di Olimpiade kini tinggal menghitung hari. Bersaing dengan nama-nama besar di dunia selancar internasional, Rio sama sekali tidak menunjukkan rasa rendah diri. Melihat motivasi Rio yang berlipat-lipat, dunia selancar Indonesia kini berharap banyak padanya.