Spanyol dan Brasil menjadi tim dengan ambisi paling besar meraih medali emas sepak bola putra di Olimpiade Tokyo. Mereka hadir dengan skuad lebih baik dibandingkan 14 tim peserta lainnya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
TOKYO, SELASA - Cabang sepak bola putra di Olimpiade Tokyo akan menjadi momen penebusan dua raksasa sepak bola, Spanyol dan Brasil, yang masing-masing gagal di turnamen Piala Eropa 2020 dan Copa America 2021. Kedua tim, dengan skuad terbaiknya, sama-sama mengejar medali emas di Tokyo untuk menghapus laranya.
Misi menebus kegagalan itu amat terlihat dari susunan 22 pemain yang dibawa ke Tokyo, Jepang. Kedua kontestan itu menghadirkan sejumlah pemain ternama dari liga-liga papan atas Eropa serta berpengalaman tampil di tim nasional senior. Tak pelak, tiga pengelola taruhan, yaitu DraftKings, BetRivers, dan William Hill, menempatkan Spanyol dan Brasil sebagai dua unggulan teratas untuk membawa pulang medali emas dari Olimpiade 2020.
Pelatih Spanyol Luis de la Fuente menyertakan enam pemain yang menjadi pilar utama ”La Furia Roja” di Piala Eropa 2020. Keenam pemain itu adalah Unai Simon, Eric Garcia, Pau Torres, Pedri, Dani Olmo, dan Mikel Oyarzabal.
Simon merupakan kiper utama timnas senior Spanyol asuhan Luis Enrique di Piala Eropa 2020. Kiper Athletic Bilbao itu bahkan menjadi satu-satunya penjaga gawang yang menyabet predikat bintang terbaik laga di Piala Eropa 2020.
Adapun Pedri, pemain Barcelona, menjadi sosok kunci di lini tengah Spanyol asuhan enrique. Di Piala Eropa 2020, pemain berusia 18 tahun itu menjadi pemain dengan koleksi menit bermain terbanyak kedua, yaitu 629 menit. Ia hanya kalah dari Simon dan Aymeric Laporte yang sama-sama bermain selama 630 menit untuk La Furia Roja di turnamen itu.
Pedri adalah pemain dengan daya jelajah tertinggi di Piala Eropa 2020. Total pergerakannya menempuh 61,5 kilometer. Hal itu menegaskan peran vital Pedri sebagai gelandang virtuoso baru Spanyol. Jadi, bukan sebuah kejutan ketika Pedri dinobatkan sebagai pemain muda terbaik di Piala Eropa 2020.
”Pedri telah berkembang pesat dan memberikan banyak hal untuk sepak bola Spanyol, baik di klub (Barca) maupun tim nasional. Ia mencatatkan banyak rekor gemilang dan akan menyumbang kontribusi besar bagi kami di turnamen (Olimpiade) ini,” kata De la Fuente dilansir Marca.
Kehadiran para pemain berbakat seperti Simon dan Pedri menegaskan kualitas emas para pemain muda Spanyol saat ini. Berbeda dengan turnamen khusus sepak bola seperti Piala Eropa, Olimpiade memakai skuad timnas U-23 plus tiga ”joker” alias pemain di atas 23 tahun.
Karena Olimpiade telah tertunda setahun, FIFA mengizinkan para pemain U-23 yang dipanggil adalah maksimal kelahiran 1 Januari 1997 atau berusia 24 tahun. Maka, Simon bisa tetap memperkuat tim Spanyol tanpa harus mengurangi kuota pemain joker.
Selain enam anggota skuad Piala Eropa, De la Fuente juga memperkuat timnya dengan tiga pemain joker yang telah rutin memperkuat tim senior, yaitu Dani Ceballos, Mikel Merino, dan Marco Asensio. Mereka adalah pemain penting di klubnya masing-masing pada musim 2020-2021. Ceballos menjadi pilar utama Arsenal, Merino tak tergantikan di Real Sociedad, adapun Asensio mengisi salah satu posisi trisula lini depan Real Madrid.
De la Fuente mengungkapkan, keputusannya memanggil barisan pemain terbaik itu demi meraih prestasi terbaik, yaitu merebut medali emas. Spanyol baru sekali meraih emas sepak bola putra di Olimpiade, yaitu 1992 di Barcelona, Spanyol.
”Kami sangat bergairah karena Olimpiade adalah turnamen unik yang menghadirkan ekspektasi besar bagi seluruh negeri. Seluruh (warga) Spanyol akan mengikuti perjalanan kami,” kata De La Fuente, pelatih yang membawa Spanyol juara Piala Eropa U-21 2019.
Tim sepak bola putra Spanyol akan memulai kiprahnya di Tokyo dengan menghadapi Mesir, Kamis (22/7/2021) pukul 14.30 WIB, di Stadion Sapporo Dome. Spanyol juga akan bersaing dengan Argentina dan Australia untuk memerebutkan dua tiket wakil Grup C ke babak perempat final di Olimpiade.
Juara bertahan
Ambisi meraih emas juga diusung Brasil, tim juara bertahan. Sejak sepak bola dimainkan di Olimpiade edisi kedua, yaitu pada 1900 di Paris, Perancis, baru tiga negara mampu meraih medali emas secara beruntun, yakni Inggris Raya (1908 dan 1912), Hongaria (1964 dan 1968), dan Argentina (2004 dan 2008). Brasil ingin menjadi tim keempat yang meraih prestasi gemilang itu di Olimpiade.
Mereka punya pengalaman dan kemampuan untuk meraih target itu. Pada dua edisi Olimpiade terakhir, ”Selecao” selalu menembus partai puncak. Tim putra Brasil kalah 1-2 dari Meksiko pada final di London 2012, kemudian meraih medali emas Olimpiade pertamanya di Rio de Janeiro 2016 silam.
Kami memiliki tim Selecao yang hebat, sebuah tim yang memang layak mewakili Brasil. Kami akan tiba di Olimpiade (Tokyo) dengan kondisi terbaik untuk meraih emas. (Andre Jardine, Brasil)
Kondisi Brasil jelang berlaga di Tokyo 2020 serupa dengan lima tahun silam. Pada tahun ini, para pemain Brasil datang dengan luka setelah tumbang di final Copa America 2021 yang berlangsung di rumahnya sendiri. Sementara itu, pada masa persiapan Olimpiade 2016, Brasil dihantui kegagalan besar di Piala Dunia Brasil 2014. Saat itu, mereka dipermalukan Jerman, 1-7, di babak semifinal.
Guna meraih emas di Tokyo, Pelatih Brasil Andre Jardine memanggil pemain senior, Dani Alves, sebagai salah satu pemain joker sekaligus memimpin tim muda Selecao. Alves, yang berusia 38 tahun, masih tampil reguler bersama raksasa Liga Brasil, Sao Paolo. Selain Alves, skuad Brasil akan diperkuat sejumlah pemain yang mulai naik daun di liga-liga Eropa, di antaranya, Richarlison (Everton), Matheus Cunha (Hertha Berlin), Bruno Guimaraes (Lyon), dan Douglas Luiz (Aston Villa).
Menurut Jardine, para pemain yang ikut serta ke Olimpiade 2020 adalah tim reguler yang telah bermain bersama selama dua tahun terakhir untuk menyegel tiket ke Tokyo 2020. Dengan bekal itu, ia yakin timnya bisa meraih predikat tim terbaik di Olimpiade tahun ini.
”Kami memiliki tim Selecao yang hebat, sebuah tim yang memang layak mewakili Brasil. Kami akan tiba di Olimpiade (Tokyo) dengan kondisi terbaik untuk meraih emas,” kata Jardine dilansir FIFA.com.
Alves pun tidak menyembunyikan ambisinya untuk menjadikan Brasil tim terbaik di Tokyo 2020. Apabila meraih emas Olimpiade, maka prestasi itu akan menjadi gelar ke-44 selama karier profesionalnya.
”Emas Olimpiade akan menjadi gelar yang lebih spesial dibandingkan trofi yang pernah saya raih sebelumnya. Seluruh tim dan pemain yang tampil adalah para atlet terbaik bagi negaranya. Akan tetapi, kami akan fokus kepada misi kami untuk memenangkan emas bagi Brasil,” ucap Alves yang telah meraih dua trofi, masing-masing di Copa America dan Piala Konfederasi, bersama Brasil.
Brasil versus Jerman
Petualangan Brasil di Olimpiade 2020 akan dimulai dengan menghadapi Jerman, Kamis (22/7) pukul 18.30 WIB, di Stadion Nissan, Yokohama. Pertemuan kedua tim di Yokohama merupakan ulangan laga final Piala Dunia Jepang-Korea Selatan 2002. Adapun rival Brasil lainnya di Grup D adalah Pantai Gading dan Arab Saudi.
Sementara itu, bintang tuan rumah, Takefusa Kubo, ingin mencatatkan sejarah baru bagi Jepang di cabang sepak bola putra Olimpiade. Prestasi terbaik Jepang tercipta pada Olimpiade London 2012 dengan menembus semifinal. Pemain yang berkarier di Liga Spanyol itu ingin Jepang melangkah lebih jauh pada Olimpiade 2020 di rumah mereka sendiri.
Pengalaman bermain di Eropa menjadi bekal berharga bagi Kubo. ”Berkompetisi di liga dengan level tertinggi membuat saya banyak belajar dan berkembang hari demi hari. Sekarang, saya punya kesempatan terbaik mempersembahkan hal yang istimewa bagi sepak bola Jepang pada Olimpiade yang diselenggarakan di negara kami,” kata Kubo dikutip Kyodo News. (AFP)