Cedera lutut bukannya memupuskan harapan Giannis untuk tampil di final, justru membangkitkan rasa laparnya. Kehebatan sang ”Raksasa Yunani” terpancar dalam seri pamungkas NBA musim ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
JONATHAN DANIEL/POOL PHOTO VIA AP
Forward Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo (kedua dari kiri), mencoba memasukkan bola melewati penjagaan guard Phoenix Suns, Devin Booker (kiri), dan pemain Suns lainnya, yakni Chris Paul (kedua dari kanan) dan Mikal Bridges (kanan), dalam pertandingan keempat final NBA di Fiserv Forum, Milwaukee, Kamis (15/7/2021) pagi WIB.
Mantan pemain top NBA, Chris Bosh, sempat berkata, Giannis Antetokounmpo tak akan bisa membela Milwaukee Bucks di final. Dia pernah mengalami cedera lutut kiri seperti yang dialami Giannis sebelum final. Cedera itu sangat menyakitkan dan butuh waktu lama untuk pulih.
Cerita Bosh memang terjadi kepadanya. Tetapi, itu tidak berlaku bagi sang ”Raksasa Yunani”. Giannis bangkit dari rasa sakit lututnya. Dia bermain eksplosif seakan tanpa cedera dalam empat gim final versus Phoenix Suns.
Kebangkitan heroik itu semakin diperlihatkan saat Bucks memenangi gim keempat atas Suns (109-103) di arena Fiserv Forum, Kamis (15/7/2021) pagi WIB. Giannis menyumbang double-double 26 poin dan 14 rebound serta aksi blok penentu kemenangan.
Blok spektakuler itu terjadi ketika laga tersisa 1 menit 14 detik. Bucks unggul tipis 101-99. Dengan lutut kiri bekas cedera, Giannis bertumpu untuk melompat tinggi. Dia ”terbang” menghadang percobaan dunk dari center Suns, Deandre Ayton. Aksinya memupus asa Suns untuk menyamakan skor.
STACY REVERE/GETTY IMAGES/AFP
Forward Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo, memasukkan bola dengan dunk dalam pertandingan keempat final NBA antara Milwaukee Bucks dan Phoenix Suns di Fiserv Forum, Milwaukee, Kamis (15/7/2021) pagi WIB. Bucks menang 109-103.
Itu bukan lagi blok terbaik yang pernah saya lihat, tetapi blok terhebat yang pernah dilihat semua orang sepanjang masa. Napas saya terhenti sejenak melihat itu.
”Itu bukan lagi blok terbaik yang pernah saya lihat, tetapi blok terhebat yang pernah dilihat semua orang sepanjang masa. Napas saya terhenti sejenak melihat itu. Ayton bukanlah pemain kecil,” kata Michel Wilbon, analis NBA yang sudah meliput playoff sejak bekerja di The Washington Post pada 1982.
Giannis awalnya fokus menjaga guard Suns, Devin Booker, yang membawa bola. Melihat posisi Giannis, Ayton berlari ke arah keranjang. Booker langsung memberikan bola lambung kepada Ayton. Seketika, Giannis tanpa melihat langsung berbalik badan, meloncat, dan menampar bola dari genggaman Ayton.
Kata Giannis, dia tidak mengetahui posisi Ayton. ”Saya hanya berusaha untuk melompat ke arah keranjang, sebisa mungkin menghalau bola. Saya tidak mengira akan berhasil. Sejujurnya, saya pikir dia akan berhasil dunk di depan wajah (saya),” ungkap peraih dua kali MVP itu.
Giannis dan Ayton memang punya tinggi sama, 2,11 meter. Namun, posisi meloncat mereka berbeda. Ayton yang lebih dekat ke keranjang diuntungkan karena tinggal meloncat vertikal dengan dua kaki, sedangkan Giannis harus meloncat diagonal dengan bertumpu pada satu kaki. Meski sulit dijelaskan dengan logika, Giannis bisa menyusul tinggi lompatan sang lawan.
AP/AARON GASH
Reaksi forward Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo, menjelang dimulainya pertandingan melawan Phoenix Suns pada gim keempat final NBA di Milwaukee, AS, Kamis (15/7/2021) pagi WIB. Pertandingan itu menjadi salah satu penentu kelanjutan Bucks melaju meraih gelar juara NBA.
Penampilan cemerlang Giannis, termasuk blok istimewa, hanyalah bagian dari kehebatan sang megabintang selama seri final. Dia sudah mendominasi permainan pada gim kedua dan ketiga.
Dalam dua gim beruntun, pemain bertubuh kekar ini menghasilkan masing-masing lebih dari 40 poin dan 10 rebound. Hanya ada satu nama yang bisa menyamai capaian tersebut dalam dua gim berurutan di final, yaitu legenda hidup sekaligus center paling dominan di NBA, Shaquille O’Neal.
Seri final memperlihatkan sosok Giannis yang semakin mirip dengan O’Neal. Keduanya sama-sama sangat dominan di area dalam. Di gim ketiga, misalnya, Giannis memasukkan 14 lemparan dari jarak sekitar 1,5 meter. Di sisi lain, semua pemain Suns hanya bisa menghasilkan 13 lemparan dari posisi serupa.
Tak ayal, O’Neal menyebut Giannis adalah representasi dirinya dalam bola basket modern. Keduanya sama-sama dominan dengan cara berbeda. O’Neal mengandalkan bobot dan tinggi tubuh. Giannis yang lebih ringan sekitar 40 kilogram dominan berkat tubuh atletis yang lebih cepat dan lincah.
AP/PAUL SANCYA
Pemain forward Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo, mencetak poin dengan melakukan slam dunk dalam pertandingan melawan Phoenix Suns pada gim keempat final NBA di Milwaukee, AS, Kamis (15/7/2021) pagi WIB. Pemain itu mencetak 26 poin dan 14 assist pada pertandingan itu.
Sosok menakutkan itulah yang dihadapi Suns sepanjang seri. Giannis bagaikan lokomotif yang tidak bisa dihentikan ketika berada di area dalam. Berkat kehebatan tersebut, Bucks bisa menyamakan kedudukan setelah tertinggal 0-2 dalam seri ini.
Melampaui ekspektasi
Giannis bukannya tenggelam karena cedera, justru semakin beringas. Pemain 26 tahun ini seakan memperlihatkan rasa laparnya dalam debut di final. Dia tampak dalam misi besar untuk mengincar cincin juara pertamanya.
Sang forward bisa dikatakan sebagai pemain paling bersinar di seri ini. Dia mencatatkan rata-rata 32,3 poin, 14 rebound, dan 1,5 blok dengan waktu bermain 39 menit. Ketiga aspek individu tersebut melebih semua pemain Bucks ataupun Suns.
”Giannis. Itulah apa yang sebenarnya telah dilakukan sepanjang tahun. Dia luar biasa. Meskipun terkadang dia sedang dalam performa dominan, dia tetap bisa menyumbang dengan hal lain. Kehadirannya sangat penting,” kata duet terbaik Giannis, Khris Middleton.
AP PHOTO/PAUL SANCYA, POOL
Guard Milwaukee Bucks, Khris Middleton (tengah), mencoba memasukkan bola melewati dua pemain Phoenix Suns, Cameron Payne (kiri) dan Jae Crowder (kanan), dalam pertandingan keempat final NBA antara Milwaukee Bucks dan Phoenix Suns di Fiserv Forum, Milwaukee, Kamis (15/7/2021) pagi WIB. Bucks menang 109-103.
Berkat performa ini, ungkapan mantan pemain Boston Celtics, Kendrick Perkins, kembali menjadi perdebatan. Sebelum final, dia mengatakan Giannis sebagai seorang Robin dalam tubuh Bucks. Giannis hanyalah tandem dari pemeran utama, Batman, yang diperankan Middleton.
Menurut Perkins, Middleton lebih sering mengambil peran besar ketika laga penting. Middleton bisa menembak dari jauh, tidak seperti Giannis yang hanya mengandalkan lemparan jarak dekat. ”Terbukti, Middleton menjadi penentu kemenangan di gim terakhir semifinal dan final wilayah,” katanya dalam acara First Take.
Namun, dominasi Giannis dalam seri final memperlihatkan siapa sosok Batman sesungguhnya. Perkins pun mulai mengakui kehebatan tersebut. Dia akan meralat ucapannya jika Giannis menjuarai NBA dan menjadi peraih Final MVP.
”Jika Giannis bisa mencapai itu, kemudian saya akan memberikan kredit kepadanya sebagai pemain terbaik di permainan saat ini. Mengambil takhta milik LeBron James, Kevin Durant, atau siapa pun itu,” ujar Perkins.
JONATHAN DANIEL/GETTY IMAGES/AFP
Seorang penggemar Milwaukee Bucks memeluk guard Bucks, Khris Middleton, dalam pertandingan keempat final NBA antara Milwaukee Bucks dan Phoenix Suns di Fiserv Forum, Milwaukee, Kamis (15/7/2021) pagi WIB. Bucks menang 109-103.
Setelah final selesai, peran Giannis mungkin akan berubah menjadi Batman atau justru tetap sebagai Robin. Namun, bagi O’Neal, Giannis adalah sosok Superman versi baru, meneruskan julukannya. Dia lebih mirip pahlawan super bertubuh baja yang bisa mendominasi sendirian.
”Saya tidak pernah menyerahkan nama saya kepada orang lain, tetapi saya akan memberikan kepadanya. Dialah sosok Superman terbaru,” ucap O’Neal. (AP/AFP)