Intensitas program latihan bagi para atlet panahan dan menembak yang disiapkan ke Olimpiade Tokyo 2020 mulai diturunkan. Atlet panahan ditekankan harus mencapai target poin dalam sekian kali melepaskan anak panah.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Intensitas latihan atlet cabang olahraga panahan dan menembak Indonesia perlahan mulai diturunkan menjelang keberangkatan mereka ke Olimpiade Tokyo 2020. Tim pelatih kini memfokuskan program latihan untuk menjaga kebugaran dan mencegah agar atlet tidak tertular Covid-19.
Pelatih tim nasional panahan Indonesia, Nurfitriyana Saiman, Selasa (13/7/2021), menjelaskan, pemusatan latihan nasional (pelatnas) panahan tetap berlangsung setiap hari. Pelatnas panahan saat ini terdiri atas pemanah yang dipersiapkan tampil di Olimpiade Tokyo dan SEA Games. Khusus untuk pemanah yang akan tampil di Olimpiade, yaitu Riau Ega Agatha Salsabila, Alviyanto Bagas Prastyadi, Arif Pangestu, dan Diananda Choirunisa, porsi latihannya kini mulai diturunkan.
Untuk yang ke Olimpiade sekarang sudah agak menurun intensitasnya. Justru kualitas latihannya yang ditingkatkan. Jadi sekarang pemanah ditekankan harus mencapai target poin dalam sekian kali melepaskan anak panah.
”Untuk yang ke Olimpiade sekarang sudah agak menurun intensitasnya. Justru kualitas latihannya yang ditingkatkan. Jadi sekarang pemanah ditekankan harus mencapai target poin dalam sekian kali melepaskan anak panah,” kata Nurfitriyana ketika dihubungi dari Jakarta.
Program latihan bagi pemanah yang disiapkan ke Olimpiade sebelumnya masih terdiri dari latihan fisik dan teknik. Sekarang ini latihan sudah tidak lagi terlalu banyak mengasah teknik, tetapi lebih pada pengenaan poin yang dihasilkan pemanah. Pada setiap sesi latihan, misalnya, pemanah ditargetkan dapat mendulang poin sebanyak mungkin dalam 10 kali tembakan.
Adapun latihan fisik pada pagi dan sore hari masih diberikan, tapi porsinya sudah sangat jauh berkurang. Tim pelatih, kata Nurfitriyana, hanya berupaya menjaga kondisi pemanah Olimpiade agar tetap prima. Oleh karena itu, program latihan yang diberikan kepada mereka agak berbeda dibandingkan dengan pemanah yang dipersiapkan mengikuti SEA Games 2021 di Vietnam.
Selain itu, Pengurus Pusat Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (PP Perpani) juga memisahkan para pemanah dan pelatih yang akan ke Olimpiade agar tak berkontak dengan pihak luar, termasuk dengan sesama penghuni pelatnas. Saat berangkat latihan dan kembali ke hotel, mereka diantarkan dengan kendaraan terpisah.
Keempat pemanah yang akan tampil di Olimpiade sejak dua hari terakhir telah meninggalkan hotel tempat tinggal tim pelatnas panahan. Mereka kini berpindah hotel dan bergabung dengan atlet cabang olahraga (cabor) lainnya untuk menjalani karantina sesuai arahan dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Sementara itu, dari cabor menembak, intensitas latihan penembak Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba juga mulai diturunkan. Kepala Pelatih Menembak Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (PB Perbakin) Glenn Clifton Apfel mengatakan, sesi latihan masih berlangsung setiap hari tapi dalam jangka waktu yang singkat, hanya satu jam. Ini berbeda dengan sebelumnya yang tiap kali sesi latihan bisa selama tiga hingga empat jam.
Menurut Glenn, Vidya kini menjalani masa pemulihan stamina seusai mengikuti Piala Dunia menembak di Kroasia pada 20 Juni-3 Juli 2021. Di turnamen tersebut, hasil yang dicapai Vidya, kata Glenn, masih belum menggembirakan. Perolehan poin Vidya yang tampil di nomor campuran, tiga posisi, dan 10 meter air rifle masih di bawah rekan-rekannya.
Akan tetapi, Glenn tak mempermasalahkan hal itu. Dia berharap Vidya dapat meningkatkan performanya setelah mengikuti Piala Dunia menembak di Kroasia. Sebelumnya pada Maret 2021, Vidya berhasil meraih peringkat ketiga dalam Piala Dunia menembak ISSF di New Delhi, India. Dengan performa yang sempat naik di India, lalu turun di Kroasia, diharapkan Vidya dapat kembali menemukan performa puncaknya di Olimpiade Tokyo.
”Karena dia merasa turun sedikit, maka dia tercambuk. Atas alasan itu juga durasi latihan dia diperpendek jadi satu jam sekarang agar dia merasa penasaran,” kata Glenn.
Glenn menilai Vidya masih harus lebih tenang ketika bertanding. Agar bisa tampil tenang, kuncinya, menurut Glenn, adalah mengeluarkan kemampuan secara maksimal dan tidak berambisi mengejar target melebihi kemampuan. PB Perbakin menargetkan Vidya dapat menembus babak delapan besar di Olimpiade Tokyo. Vidya akan turun di nomor 10 meter air rifle dan tiga posisi 50 meter rifle.