Meskipun SEA Games 2021 Vietnam ditunda, Menpora Zainudin Amali pastikan pelatnas tetap berlanjut. Pembinaan atlet tidak boleh putus karena banyak gelaran internasional lain yang menanti di tahun depan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun SEA Games 2021 Vietnam ditunda, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali memastikan program pemusatan latihan nasional menyambut ajang dua tahun itu akan terus berlanjut. Pembinaan atlet tidak boleh putus karena SEA Games berpeluang tetap dilaksanakan dan banyak gelaran internasional lain menanti di tahun depan.
Anggaran bantuan pelatnas yang diberikan pemerintah dalam rangka peningkatan prestasi nasional. Jadi, pelatnas memungkinkan tetap berlanjut. Apalagi tahun depan, ada Asian Games. (di Hangzhou, China).
”Anggaran bantuan pelatnas yang diberikan pemerintah dalam rangka peningkatan prestasi nasional. Jadi, pelatnas memungkinkan tetap berlanjut. Apalagi tahun depan, ada Asian Games (di Hangzhou, China). Cabang-cabang yang ikut SEA Games dan Asian Games tidak terlalu banyak perbedaan. Maka itu, pelatnas bakal tetap dilakukan,” ujar Menpora dalam konferensi pers daring, Senin (12/7/2021).
Menpora mengatakan, pada Jumat (9/7/2021), pihaknya menerima surat dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang isinya mengenai laporan penundaan SEA Games 2021 yang semula dijadwalkan di Vietnam pada 21 November-2 Desember 2021 dan ASEAN Para Games yang semula diagendakan di Vietnam pada 17-23 Desember 2021. Selain itu, surat tersebut berisi permohonan agar para atlet ataupun pelatih yang sedang melangsungkan pelatnas tetap diizinkan melanjutkan latihannya.
Dari pertemuan dengan KOI, Senin ini, Kemenpora bisa memaklumi alasan Vietnam menunda pelaksanaan SEA Games tahun ini. Penundaan itu karena masih tingginya kasus Covid-19 di Vietnam, bahkan cenderung meninggi seperti yang dialami Indonesia. ”Sekarang, kami meminta KOI segera mencari kepastian tanggal pengganti pelaksanaan SEA Games dan ASEAN Para Games tersebut,” katanya.
Terkait kelanjutan pelatnas, Menpora mengatakan, prinsipnya anggaran bantuan pelatnas yang diberikan kepada semua cabang tidak untuk ajang tertentu, tetapi bersifat umum guna peningkatan prestasi. Secara administrasi, anggaran tersebut tidak masalah digunakan untuk meneruskan pelatnas tahun ini walau SEA Games dan ASEAN Para Games ditunda.
”Jadi, kita jalan saja secara paralel untuk mempersiapkan SEA Games (yang masih menanti jadwal ulang) dan Asian Games tahun depan. Yang jelas, tidak boleh ada anggaran ganda. Kami jaga betul ini agar laporan keuangan kami tetap dapat WTP (wajar tanpa pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan/BPK),” katanya.
Namun, lanjut Menpora, pengiriman atlet Indonesia ke SEA Games pasti mengalami penyesuaian. Sebab, gelaran edisi ke-31 itu kemungkinan baru bisa dilaksanakan tahun depan. Hal itu membuat penumpukan kegiatan olahraga di tahun depan. Selain SEA Games, acara lainnya antara lain Asian Indoor and Martial Arts Games 2022 di Bangkok dan Chonburi, Thailand, pada 10-20 Maret; Islamic Solidarity Games 2022 di Konya, Turki, pada 9-18 Agustus; dan Asian Games 2022 pada 10-25 September.
Kualifikasi Olimpiade Paris 2024 pun dimulai tahun depan. ”Jadi, tahun depan, kami sesuaikan sasarannya. Sasaran utamanya adalah Olimpiade, sedangkan SEA Games dan Asian Games menjadi sasaran antara. Untuk itu, nanti, kami tidak akan banyak-banyakan ngirim atlet ke SEA Games ataupun Asian Games. Kami hanya kirim atlet yang benar-benar bisa berprestasi,” ujarnya.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengutarakan, dari keterangan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora, nota kesepahaman (MOU) bantuan anggaran pelatnas antara Kemenpora dan pengurus induk cabang olahraga bersifat umum atau tidak untuk kegiatan tertentu. Itu sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional.
Akan tetapi, tambah Gatot, pihaknya dan BPK bakal memastikan kembali aturan itu guna menghindari temuan/kesalahan. ”Tapi, kalau memang perlu revisi proposal anggaran bantuan pelatnas agar pelatnas bisa tetap jalan, itu memungkinkan dilakukan penyesuaian dokumen tersebut,” katanya.
Yang jelas, Gatot menyampaikan, pihaknya meminta pelatnas tetap berjalan sembari menanti kepastian agenda ulang SEA Games. ”Kami juga berharap sebisa mungkin SEA Games 2021 tidak dipindah ke awal tahun depan karena akan terganjal pencairan anggaran yang sulit dilakukan awal tahun. Kami pun berharap SEA Games 2021 tidak dipindah ke melewati pertengahan tahun karena berdekatan dengan persiapan Asian Games,” katanya.
Solidaritas Asia Tenggara
Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari mengatakan, penundaan SEA Games 2021 diputuskan dalam rapat daring yang diikuti semua komite Olimpiade nasional (NOC) negara Asia Tenggara dengan dipimpin perwakilan Federasi Olimpiade Asia Tenggara (SEAGF) Dato Seri Chaiyapak Siriwat, Kamis (8/7). NOC Vietnam melaporkan bahwa sudah berusaha berkomunikasi dengan Pemerintah Vietnam agar SEA Games bisa dilaksanakan sesuai jadwal semula.
Namun, situasi pandemi Covid-19 di Vietnam belum membaik sehingga tidak mungkin menggelar SEA Games akhir tahun ini. Belum lagi, kondisi serupa terjadi di sejumlah negara Asia Tenggara. ”Kami cukup kecewa dengan penundaan itu karena para atlet Indonesia sudah siap berlaga di SEA Games ataupun ASEAN Para Games. Tapi, demi menjaga solidaristas Asia Tenggara, kami menerima penundaan tersebut. Demikian NOC lainnya di Asia Tenggara,” ujarnya.
Kini, KOI bersyukur pemerintah melalui Kemenpora berkomitmen menjaga kelanjutan pelatnas. Itu sangat penting karena pembinaan atlet tidak boleh putus. Lebih-lebih, tahun depan, banyak acara olahraga yang perlu diikuti.
Selain untuk persiapan SEA Games dan kegiatan besar lainnya, pelatnas penting untuk mempersiapkan atlet menjalani kualifikasi Olimpiade 2024. Sebagai sasaran utama prestasi olahraga Indonesia, KOI dan Kemenpora berniat menambah jumlah atlet yang lolos di Olimpiade selanjutnya. ”Tahun ini, Indonesia meloloskan 28 atlet ke Tokyo 2021. Untuk 2024, kami berusaha meloloskan lebih banyak atlet tetapi by design (perencanaan) bukan by accident (kebetulan),” pungkas Okto.