Penebusan Kane Muluskan Langkah Inggris ke Final Pertama
Sejarah baru tercipta bagi timnas Inggris. Untuk pertama kalinya, ”Tiga Singa" akan tampil di final Piala Eropa. Harry Kane hadir sebagai juru selamat berkat gol di masa perpanjangan waktu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, KAMIS — Harry Kane, kapten dan penyerang utama Inggris, berhasil menebus penampilan buruknya di semifinal Piala Dunia 2018 ketika Inggris tumbang dari Kroasia. Tampil penuh selama 120 menit melawan Denmark pada semifinal Piala Eropa 2020 di Stadion Wembley, Kamis (8/7/2021) dini hari WIB, Kane memuluskan impian ”Tiga Singa” untuk melaju ke final pertama di ajang Piala Eropa berkat sumbangan gol penentu kemenangan di menit ke-104.
Sekitar tiga jam sebelum laga Inggris melawan Denmark dimulai, akun Instagram @fifaworldcup membuat unggahan video berbalut pengandaian yang menampilkan kegagalan Kane mencetak gol ke gawang Kroasia tiga tahun silam. Dalam peluang yang tercipta di menit ke-30 itu, Kane sudah berhadapan dengan kiper Kroasia, Danijel Subasic. Namun, sepakan Kane di dalam kotak penalti digagalkan kiper lawan.
Andai peluang itu berbuah gol, Kane akan memperbesar keunggulan Inggris menjadi 2-0. Sebaliknya, Inggris justru tumbang 1-2 melalui laga yang berlangsung hingga masa perpanjangan waktu. Apabila peluang itu berbuah gol, hal itu tidak hanya membawa Inggris melaju ke final. Akun @fifaworldcup menampilkan video Kane sebagai pahlawan baru Inggris karena membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia hingga dianugerahi gelar bangsawan oleh Ratu Inggris Elizabeth II. Sekali lagi, unggahan itu bersifat khayalan.
Di dunia nyata, Kane akhirnya mampu menebus kegagalannya di Rusia pada 2018 lalu. Ia mencetak gol keempatnya di Piala Eropa 2020 untuk membawa Inggris menang 2-1 atas Denmark. Gol itu diawali dengan peluang Kane melalui eksekusi penalti. Kesempatan emas penalti itu memang bisa ditepis kiper Denmark, Kasper Schmeichel, tetapi Kane mampu menendang bola pantulan tepisan itu untuk menggentarkan jala gawang tim ”Dinamit”.
Gol ke-38 Kane untuk ”Tiga Singa” disambut bahagia oleh seluruh pemain, ofisial, dan sekitar 55.000 pendukung Inggris yang hadir langsung di Wembley. Para pemain Inggris memeluk Kane. Sementara para fans melompat kegirangan di tribune sekaligus menyanyikan lagu ”Football’s Coming Home”.
”Sulit dipercaya, pertandingan yang sangat sulit, apresiasi patut diberikan kepada Denmark. Kami bereaksi amat baik setelah tertinggal lebih dulu. Kami akan menjalani laga final di rumah, momen paling membanggakan dalam hidup saya,” ujar Kane seusai laga.
Kami bereaksi amat baik setelah tertinggal lebih dulu. Kami akan menjalani laga final di rumah, momen paling membanggakan dalam hidup saya.
Selain gol itu, penampilan Kane sesungguhnya tidak terlalu istimewa di laga semifinal. Meskipun mencatatkan tiga tembakan mengarah ke gawang, penyerang Tottenham Hotspur itu baru bisa menciptakan peluang yang mengancam gawang Denmark di masa perpanjangan waktu atau tepatnya pada menit ke-94.
Dalam laga semifinal itu, Denmark mencetak gol lebih dulu lewat sepakan tendangan bebas Mikkel Damsgaard pada menit ke-30. Sembilan menit berselang Inggris menyamakan kedudukan berkat gol bunuh diri Simon Kjaer, kapten Denmark. Kjaer menjadi pemain ke-11 yang mencetak gol bunuh diri di Piala Eropa 2021. Sebuah rekor baru di ajang Piala Eropa.
Penantian 55 tahun
Sumbangan gol Kane itu membawa Inggris akan memainkan partai puncak pertama di Piala Eropa. Adapun ”Tiga Singa” terakhir kali tampil di laga final turnamen besar terjadi pada Piala Dunia 1966 atau telah menanti selama 55 tahun. Kala itu, Inggris unggul 4-2 atas Jerman untuk merengkuh satu-satunya trofi hingga saat ini.
Dalam dua kesempatan sebelumnya tampil di semifinal, yaitu pada Piala Eropa edisi 1968 dan 1996, Inggris selalu kalah. Inggris tumbang 0-1 dari Yugoslavia pada 1968, kemudian kalah dalam drama adu penalti dari Jerman pada 1996.
Setelah memastikan satu tempat di final, Inggris sudah ditunggu Italia. Kedua tim akan berduel di Wembley, Senin (12/7/2021) pukul 02.00 WIB.
”Kami tahu akan menjalani laga yang sangat berat melawan Italia yang bermain sangat baik di turnamen ini. Namun, kami sudah tidak sabar dan hanya butuh satu kemenangan lagi di Wembley untuk memberikan perayaan kepada seluruh pendukung,” ucap Kane yang tumbuh besar di London itu.
Pelatih Inggris, Gareth Southgate, akan memberikan satu hari kepada anak asuhannya untuk merayakan prestasi baru Inggris di turnamen antarnegara Eropa itu. Setelah itu, lanjutnya ”Tiga Singa” akan sepenuhnya fokus mempersiapkan diri untuk mengalahkan Italia sekaligus meraih trofi Piala Eropa perdana.
”Kami akan memainkan final untuk menang. Italia adalah tim yang sangat baik dengan bekal performa konsisten dan pertahanan kokoh. Itu akan menjadi pertarungan yang patut dinantikan,” kata Southgate kepada BBC.
Kegemilangan kiper
Duel Inggris melawan Denmark yang membutuhkan babak perpanjangan waktu untuk menentukan pemenang tidak lepas dari kegemilangan kedua kiper dari masing-masing tim. Kiper Inggris, Jordan Pickford, akhirnya harus memungut bola dari gawangnya untuk pertama kali di Piala Eropa 2020. Namun, ia telah memecahkan rekor milik kiper Inggris di Piala Dunia 1966, Gordon Banks.
Sebelum dibobol oleh Mikkel Damsgaard, Pickford telah menjaga gawang Inggris tidak kemasukan gol selama 725 menit. Rekor terbaik kiper Inggris yang dipegang Banks mencatatkan rekor tak kebobolan selama 700 menit yang tercipta pada 1966.
Pickford pun telah memecahkan rekor Banks lain sebelumnya. Kiper Everton itu telah mencatatkan lima laga di putaran final turnamen besar tanpa kebobolan. Banks pada Piala Dunia 1966 menjaga gawang ”Tiga Singa” tidak kemasukan gol dalam empat laga beruntun.
Di sisi lain, Schmeichel juga tampil brilian di bawah mistar gawang. Andai Schmeichel tidak tampil, Denmark mungkin telah kemasukan lebih dari tiga gol selama 90 menit.
Dalam laga semifinal itu, Schmeichel membukukan sembilan kali penyelamatan. Tidak ada kiper Denmark sebelumnya yang mampu menciptakan jumlah penyelamatan sebanyak itu dalam satu laga di turnamen mayor.
Tentunya, kegagalan ini adalah sebuah kekecewaan yang besar karena kami sudah amat dekat menuju final.
Pelatih Denmark, Kasper Hjulmand, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya dengan kegagalan timnya menembus final. Alhasil, ia gagal menyamai prestasi Richard Moller Nielsen yang mempersembahkan trofi Piala Eropa 1992 untuk Denmark. Tim ”Dinamit” telah tiga kali gagal menjadi finalis setelah tampil di semifinal Piala Eropa. Hal itu tercipta pada edisi 1964, 1984, dan 2020.
”Tentunya, kegagalan ini adalah sebuah kekecewaan yang besar karena kami sudah amat dekat menuju final. Meski begitu, saya mengapresiasi para pemain yang telah menunjukkan penampilan fantastis selama turnamen ini, baik di dalam maupun luar lapangan,” kata Hjulmand dilansir laman UEFA. (AFP)