Kemenpora Pastikan Kontingen Indonesia Siap ke Jepang
Kemenpora pastikan semua urusan pendaftaran atlet Indonesia ke Olimpiade Tokyo sudah beres. Kini, semua pihak terkait fokus menyiapkan pelepasan kontingen Indonesia ke Jepang yang dibagi lima kloter keberangkatan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pemuda dan Olahraga memastikan semua urusan pendaftaran atlet Indonesia ke Olimpiade Tokyo sudah beres. Hal-hal terkait administrasi, akomodasi, dan transportasi tidak mengalami kendala. Kini, semua pihak yang terlibat fokus menyiapkan pelepasan atlet. Delapan cabang yang berpartisipasi akan bertolak ke Tokyo, Jepang, secara bertahap, mulai dari paling awal tim bulu tangkis pada 8 Juli hingga terakhir tim atletik pada 24 Juli.
Prasyarat sebelum bertolak ke Tokyo juga sudah dipenuhi, seperti penggunaan aplikasi khusus (aplikasi Covid-19) yang dipantau langsung oleh Jepang selama lima hari sebelum keberangkatan.
”Hari ini adalah hari terakhir pendaftaran nama atlet yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo. Dari informasi yang disampaikan KOI (Komite Olimpiade Indonesia), semua atlet Indonesia telah didaftarkan. Prasyarat sebelum bertolak ke Tokyo juga sudah dipenuhi, seperti penggunaan aplikasi khusus (aplikasi Covid-19) yang dipantau langsung oleh Jepang selama lima hari sebelum keberangkatan. Kami tidak ingin kasus All England dan taekwondo di kejuaraan dunia terulang di Olimpiade,” ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto saat dihubungi, Senin (5/7/2021).
Gatot mengatakan, Indonesia memastikan mengirim 28 atlet dan 1 cadangan dari delapan cabang ke Olimpiade Tokyo. Mereka terdiri dari 5 atlet angkat besi, 2 atlet atletik, 11 atlet bulu tangkis, 1 atlet menembak, 4 atlet panahan, 2 atlet rowing, 1 atlet selancar ombak, dan 2 atlet renang. Adapun satu cadangan dari cabang selancar ombak. Sebelum berangkat, mereka telah memenuhi prasyarat keberangkatan, antara lain, penggunaan aplikasi kontrol kesehatan dan karantina selama lima hari sebelum berangkat.
Bahkan, karena semua sudah beres, sejatinya kontingen Indonesia bakal menjalani acara pelepasan Senin ini. Namun, akibat sedang ada tanggap darurat Covid-19 berupa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat per 5 Juli, seremoni pelepasan yang seyogianya dipimpin Presiden terpaksa ditunda.
Acara itu kemungkinan ditunda ke pekan depan dan dilakukan secara daring. ”Dengan situasi saat ini, tidak mungkin melakukan pelepasan secara langsung. Untuk itu, kegiatan akan dilaksanakan daring dengan atlet mengikuti dari tempat masing-masing, termasuk tim bulu tangkis, yang kemungkinan telah tiba di Jepang ketika seremoni tersebut berlangsung,” kata Gatot.
Berangkat bertahap
Gatot menuturkan, kini, semua pihak terkait fokus menyiapkan keberangkatan kontingen Indonesia ke Jepang yang dilakukan bertahap melalui lima gelombang. Gelombang pertama tim bulu tangkis yang berangkat pada 8 Juli; gelombang kedua tim penasihat pada 15 Juli; gelombang ketiga terdiri dari tim angkat besi, menembak, panahan, rowing, selancar ombak, dan renang pada 17 Juli; gelombang keempat tim CdM pada 21 Juli, serta gelombang kelima tim atletik pada 24 Juli.
Semua tim Indonesia berangkat minimal tujuh hari sebelum jadwal laga. Ini sesuai dengan arahan dari panitia di Jepang. Tujuannya, agar mereka masih memiliki jeda waktu untuk menjalani karantina minimal enam hari kalau ternyata positif Covid-19 sesampai di Jepang. Aturan itu dikeluarkan untuk mengantisipasi kejadian seperti di All England.
”Jika insiden (ada atlet yang positif) yang tidak diinginkan itu terjadi, atlet bersangkutan mesti karantina di hotel minimal enam hari dengan bantuan tindakan medis dari Satgas Covid-19 Panitia Pelaksana Olimpiade Tokyo yang semua biaya ditanggung negara asal atlet. Di hari ketujuh, kalau sudah pulih, mereka bisa turun berlaga. Jadi, mereka tidak langsung dicoret, masih ada kesempatan untuk tampil,” tuturnya.
Setiba di Jepang, lanjut Gatot, para atlet maupun ofisial tidak boleh ke mana-mana selain dari tempat penginapan ke arena pertandingan dan sebaliknya. Kalau pertandingan berakhir karena atlet terkait gugur atau telah dilakukan pengalungan medali, semua peserta cabang itu harus meninggalkan Jepang dua hari kemudian. ”Aturan-aturan itu dibuat untuk mencegah penyebaran Covid-19 selama Olimpiade,” ujarnya.
Memastikan tetap latihan
Sementara itu, Gatot menyampaikan, pihaknya pun berusaha memastikan semua atlet Olimpiade tetap bisa berlatih selama pemberlakuan PPKM Darurat. Maka itu, sejak 1 Juli, mereka sudah bersurat kepada Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dan memberitahu Direktur Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno agar semua pelatnas cabang Olimpiade bisa tetap berjalan.
”Selama PPKM Darurat, semua kegiatan olahraga berhenti, seperti kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2 yang ditunda. Kami minta agar pelatnas Olimpiade dikecualikan karena persiapan atlet tidak boleh putus. Prinsipnya pelatnas tidak dilarang tetapi memang perlu ada dokumen untuk melindungnya,” kata Gatot.
Sejauh ini, pelatnas cabang Olimpiade tetap berjalan tetapi dengan beberapa penyesuaian. Pelatnas cabang atletik Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) di Stadion Madya Senayan, Jakarta misalnya, mereka tetap berlatih seperti biasa tetapi pelari 100 meter Lalu Muhammad Zohri dan pelari 100 meter putri Alvin Tehupeiory yang bakal ke Olimpiade tidak lagi berlatih dalam rombongan besar.
Kedua pelari itu berlatih dalam rombongan kecil yang terpisah guna mengantisipasi terinfeksi Covid-19 sebelum ke Jepang. ”Sekarang, latihan dibatasi dengan dibagi dua sesi. Intinya, supaya tidak latihan bareng Lalu (Muhammad Zohri),” ujar salah satu pelatih sprint PB PASI Farrel Octaviandi.
Adapun Zohri lolos ke Olimpiade karena menembus batas waktu 10,05 detik usai mencatat waktu 10,03 detik kala meraih perunggu Seiko Golden Grand Prix 2019 di Osaka, Jepang. Sementara itu, Alvin lolos ke Olimpiade lewat wildcard untuk memenuhi kuota atlet putri asal Indonesia.
Sebenarnya, atlet lari gawang 100 meter putri Emilia Nova yang disiapkan untuk mengisi wildcard karena prestasinya meraih emas SEA Games 2019 Filipina dan perak Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. ”Akan tetapi, karena mengalami cedera punggung beberapa minggu lalu, posisi Emilia digantikan oleh Alvin yang notabene pemegang rekor nasional lari 200 meter sejak 2019,” terang Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan pers.