Duel Final Tanpa Pengalaman
Para pemain Bucks dan Suns, sama-sama awam dalam partai puncak. Mereka akan bertarung keras demi gelar juara pertama dalam karier masing-masing.
PHOENIX, SENIN – Tidak ada satu pun pemain dari finalis NBA musim ini, Phoenix Suns dan Milwaukee Bucks, yang pernah juara. Kepolosan para finalis menghadirkan warna tersendiri. Daya juang tinggi dan rasa gugup akan menjadi bumbu yang menambah intens pertarungan partai puncak.
Bukan hanya tidak pernah juara. Di antara seluruh pemain, hanya forward Suns Jae Crowder yang pernah merasakan atmosfer final. Crowder bermain enam gim di final bersama Miami Heat, yang berujung kekalahan dari Los Angeles Lakers.
Total jumlah bermain hanya enam gim dari seluruh peserta itu adalah salah satu paling sedikit dalam sejarah final, hanya lebih banyak daripada tahun 1947 dan 1977. Semua pemain, kecuali Crowder, akan menjalani debut final pada gim pertama, di Arena Phoenix, Rabu (7/7/2021) WIB.
Antusiasme tinggi merasuki para pemain. Salah satunya adalah point guard veteran Suns, Chris Paul. Setelah berkarier 16 musim dan memainkan 123 gim di playoff, laga nanti adalah final pertamanya. “Bisa berada di kesempatan ini adalah sebuah anugerah,” katanya.
Paul dan Crowder dengan kedewasaannya akan memimpin pasukan muda Suns, di antaranya Deandre Ayton (22) dan Devin Booker (24). Kata Paul, tim ini sudah siap bertarung setelah beristirahat 6 hari, lebih banyak dari Bucks yang hanya bisa rehat 3 hari sejak laga final wilayah.
“Tim ini sudah mengerti kapan harus menikmati momen dan diri sendiri. Saya pikir kami semua sudah mengunci tujuan yang sama dalam genggaman. Saya hanya coba menikmati proses dan semua momen berbeda saat ini, mencoba fokus,” tambah pemain 36 tahun tersebut.
Baca juga : Bucks Menentang Kodrat
Point guard yang masuk 11 kali All-Star ini sedang dalam kondisi terbaik. Meski sudah tidak muda, Paul baru saja menjadi pahlawan dalam gim eliminasi final wilayah atas Clippers, lewat 41 poin dan 8 asis. Gim itu disebut banyak pengamat sebagai penampilan terbaik sepanjang kariernya dalam playoff .
Keraguan Giannis
Di sisi lain, Bucks sedang gamang. Megabintang tim, Giannis Antetokounmpo, masih diragukan tampil di gim pertama. Dia masih berupaya pulih dari cedera lutut yang membuat tidak bisa bermain dalam dua gim terakhir final wilayah.
Pelatih Bucks Mike Budenholzer berkata kondisi Giannis sudah lebih baik, meski belum bisa dipastikan tampil. Namun, berita buruk datang dari mantan pemain Miami Heat, Chris Bosh, yang pernah menderita cedera serupa. Kata Bosh, forward Yunani itu tidak akan bisa bermain lagi musim ini.
Kehilangan peraih dua kali Most Valuable Player tersebut sangatlah merugikan. Giannis menyumbang rata-rata 28,2 poin dan 12,7 rebound selama playoff. Selain itu, sang raksasa setinggi 2,11 meter juga berfungsi sebagai pengalih perhatian di pertahanan lawan.
Baca Juga: Tanpa Giannis, Bucks Merengkuh Final Pertama sejak 1974
Giannis kemungkinan digantikan oleh pelapisnya, Bobby Portis. Namun, Bebannya sebagai pemimpin akan beralih ke pundak forward Khris Middleton dan guard Jrue Holiday. Mereka tampil solid dalam dua laga tanpa Giannis, sekaligus mengantar Bucks menang beruntun atas Atlanta Hawks di final wilayah.
“Bersama Giannis, kami hanya perlu memberinya bola. Lalu dia akan menjadi orekstrator serangan kami. Tanpanya, kami membuktikan bisa tampil hebat dalam dua laga terpenting. Itu yang harus dilakukan lagi. Memutar bola lebih banyak, menerobos masuk sesekali, juga bermain lebih cepat sebagai satu unit,” ucap Middleton yang mencetak rata-rata 23,4 poin selama playoff.
Menurut analis NBA Tim Legler, dengan Giannis saja Bucks akan kesulitan. Peluang itu mengecil tanpa kehadiran sang megabintang. Sebab, Suns punya banyak keunggulan terutama dari sisi penembak, mulai dari Paul, Booker, hingga Mikal Briges.
Efisiensi tembakan (EFG%) Suns mencapai 54,4 persen, lebih tinggi dari Bucks 52,2 persen. Ditambah, kedalaman Suns lebih solid dengan pemain cadangan yang mencetak rata-rata dua digit (10,1 poin) Cameron Payne. Itulah yang membuat skuad asuhan Monty Williams ini unggul dalam dua pertemuan di musim reguler.
Baca Juga: Khris Middleton, Tandem yang Diharapkan Giannis
Menurut mantan pemain NBA Richard Jefferson, Bucks punya kesempatan walaupun Giannis absen. Kuncinya, mereka harus memenangkan setiap pertarungan dalam posisi vital.
Holiday harus mengungguli Paul. Middleton mesti mendominasi Booker dalam raihan poin. Brook Lopez perlu menang dalam area dalam atas center lawan, Ayton. Masalahnya, pemain-pemain Bucks ini sering tidak konsisten. “Jika bisa konsisten. Bucks bisa keluar sebagai pemenang tanpa Giannis,” kata Jefferson dikutip ESPN.
Faktor pelengkap
Kehadiran Crowder akan sangat membantu Suns dari sisi pengalaman di final. Forward yang berulang tahun ke-31 pada 6 Juli ini punya sesuatu yang tidak dimiliki pemain lain. Apalagi, pengalamannya di final baru saja dirasakan musim lalu. Motivasinya berlipat ganda karena gagal juara kala itu.
“Saya merasa beruntung bisa punya kesempatan sekali lagi. Namun, saya tentunya mengincar hasil yang berbeda daripada sebelumnya. Saya memang pernah berada di sini, tetapi saya belum memenangkannya. Itu tujuan utama kali ini,” ucap Crowder.
Saya merasa beruntung bisa punya kesempatan sekali lagi. Saya memang pernah berada di sini, tetapi saya belum memenangkannya. Itu tujuan utama kali ini
Sementara itu, Bucks memiliki pemain veteran P. J. Tucker. Dia bisa menjadi pembeda dengan pengalaman bermain lima tahun untuk Suns. Tucker adalah salah satu senior yang mengembangkan mesin skor Suns, Booker.
Pemain 36 tahun ini bisa jadi kunci untuk Bucks dalam menghentikan Booker yang rata-rata mencetak 27 poin. Apalagi, dia dikenal sebagai pemain yang “nakal”. Trik-triknya memancing emosi lawan sempat mampu menyulitkan megabintang Brooklyn Nets, Kevin Durant.
“Sudah tugas saya waktu itu sebagai veteran untuk menjadikan dia (Booker) lebih baik. Kami tahu dia akan menjadi pemain bagus. Tetapi kali ini saya sudah fokus dengan tujuan utama (juara). Ini adalah pertarungan. Ini adalah perang,” tegas Tucker.
Kemenangan di final nanti akan sangat bersejarah untuk kedua tim. Jika menang, Bucks akan meraih juara lagi sejak terakhir kali pada setengah abad lalu, 1971. Sedangkan, Suns akan menjuarai NBA untuk pertama kali.
Baca Juga: Bergantung pada Peran Pemain Pelengkap
Di belakang pertarungan pemain, ada pertaruhan dari para pelatih. Budenholzer di Bucks dan Monty Williams di Suns sama-sama mengincar pembuktian dengan gelar juara pertama mereka. Kedua pelatih ini sering dianggap kurang kompeten menukangi tim NBA karena tak punya gelar.
Peraih sekali juara NBA, Kendrick Perkins, berharap semua pemain bisa melepas grogi di partai puncak. “Jangan mengharapkan imbalan ketika bermain di final. Hal paling penting untuk pemain adalah memberikan permainan terbaik. Anda belum tentu bisa kembali ke titik ini dalam tahun-tahun berikutnya,” ucap mantan pemain Boston Celtics tersebut. (AP/AFP)