Skema bola mati Inggris tidak bertaring nyaris sepanjang turnamen. Lalu, hanya dalam semalam, kekuatan terbesar ”Tiga Singa” di era Southgate itu telah kembali.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Di bawah asuhan Pelatih Gareth Southgate, skuad Inggris bagaikan singa lapar ketika berada dalam situasi bola mati. Harry Maguire dan kawan-kawan selalu menghadirkan ancaman besar untuk para lawan lewat tendangan sudut ataupun tendangan bebas.
Namun, senjata utama ”Tiga Singa” ini sempat menghilang di awal Piala Eropa 2020. Setidaknya sampai perempat final, mereka belum mencetak satu gol pun dari bola mati. Skema bola mati mereka tidak terlihat berbahaya. Bola mati yang dimaksudkan adalah dari tendangan sudut dan tendangan bebas.
Tiba-tiba, karakter asli Inggris keluar lagi ketika menang atas Ukraina (4-0) pada perempat final di Stadion Olimpico, Roma, Minggu (6/7/2021). Tidak tanggung-tanggung, mereka mencetak sepasang gol sekaligus lewat skema tendangan sudut. Tandukan Harry Maguire dan Jordan Henderson membuka paceklik gol dari bola mati.
Maguire lebih dulu mencetak gol. Semenit setelah turun minum, bek asal Manchester United ini memanfaatkan umpan rekan setimnya, Luke Shaw. Sundulan kerasnya mempertebal keunggulan Inggris, 2-0.
Tak lama berselang, giliran Henderson mencetak gol dengan skema yang nyaris sama. Saat pemain lain fokus pada Maguire, Henderson berlari ke tiang dekat. Dia menyundul bola tanpa penjagaan pemain lawan. Gol keempat Inggris ini berkat umpan dari Mason Mount.
Bek Ukraina Oleksandr Karavaev kebingungan setelah laga. Dia heran bisa kemasukan dua gol dari bola mati. Padahal, Pelatih Andriy Shevchenko telah berkali-kali melatih situasi bertahan dari sergapan tendangan sudut Inggris. Mereka juga mengamati video pertandingan tim lawan.
Karavaev mengambil kesimpulan instan. Gol itu bukan murni kesalahan mereka, melainkan andil kehebatan tim lawan. ”Kami sudah mempersiapkan diri, tetapi gol itu tetap terjadi. Kelas berbicara di sini. Bahkan, dengan setengah peluang, mereka bisa menghukum Anda. Kami harusnya bisa lebih baik lagi,” ungkapnya.
Bagi Maguire, sepasang gol ini adalah pertanda baik untuk Inggris. Mereka sudah menanti pesta gol bola mati sejak awal turnamen. Namun, hal tersebut tidak kunjung terwujud. Mungkin karena para lawan mulai fokus berlatih khusus untuk menghadapinya.
Karena itu, skuad Inggris juga mengintensifkan latihan bola mati sebelum laga 8 besar. ”Kami ingin lebih baik dengan bola mati karena belum mencetak sekali pun sebelumnya. Ini (gol) sangat baik untuk kami. Yang terpenting, skema ini bisa membawa kami menang lagi,” ucap Maguire.
Inggris sudah membuktikan kehebatannya dalam bola mati pada pergelaran Piala Dunia Rusia 2018. Sebanyak enam gol atau 37,5 persen dari keseluruhan gol tim asuhan Southgate kala itu berasal dari tendangan sudut atau tendangan bebas. Mereka sangat dominan dengan pemain jangkung yang kuat dalam duel udara, seperti Maguire (1,94 m), Harry Kane (1,88 m), dan John Stones (1,88 m).
Dengan materi skuad sama, Tiga Singa kembali menyalakan alarm bahaya untuk para lawan-lawannya. Kekuatan bola mati ini membuka keran gol Inggris yang sempat tersendat. Mereka bisa mengancam dari dua situasi, bola mati dan permainan terbuka.
Sebelum perempat final, mereka hanya menghasilkan satu gol per laga. Semua gol tersebut berasal dari permainan terbuka. Jumlah itu sangat rendah jika dibandingkan dengan Piala Dunia. Ketika itu, mereka mencetak 2,2 gol per laga dengan kombinasi bola mati dan permainan terbuka.
Inggris sangat mungkin untuk kembali mendominasi dalam bola mati. Indikasinya adalah mereka sangat dominan dalam duel udara. Menurut Squawka, mereka adalah tim dengan persentase terbaik dalam kemenangan duel udara (57,9 persen) di antara seluruh semifinalis Piala Eropa.
Ditambah lagi, Tiga Singa didukung dengan pengumpan andal. Shaw dan Mount yang telah menyumbang asis lewat tendangan sudut bisa menjadi pilihan utama eksekutor bola mati.
Kami sudah membicarakan sangat banyak tentang bola mati dalam sepekan ini. Kami telah memperlihatkan bahaya dari bola mati ketika latihan kemarin.
Shaw merupakan pengumpan terbaik di turnamen ini dengan tiga asis. Kontribusi itu adalah bagian dari pembuktiannya. Sementara itu, mereka juga punya eksekutor andal yang bisa datang kapan saja dari bangku cadangan, Kieran Trippier.
Southgate sama sekali tidak kaget ketika anak asuhnya mencetak sepasang gol dari tendangan sudut. ”Kami sudah membicarakan sangat banyak tentang bola mati dalam sepekan ini. Kami telah memperlihatkan bahaya dari bola mati ketika latihan kemarin (sehari sebelum laga). Itulah yang kemudian terjadi pada pertandingan,” katanya.
Shevchenko memperingatkan lawan-lawan Inggris berikutnya. Tim lawan harus punya pemain spesial yang kuat dalam duel udara. Mereka sebenarnya punya bek Serhiy Krytsov yang disiapkan khusus dalam laga tersebut. Namun, sang pemain cedera.
Dengan kekuatan bola mati yang kembali, Inggris akan semakin dekat untuk memulangkan gelar juara ke tanah air sepak bola. Mereka semakin percaya diri karena akan memainkan sisa laga di depan publik sendiri, Stadion Wembley. Mereka sudah mengenal setiap jengkal rumput di sana. (AP/AFP)