Hujan Prestasi di Roma Antar Inggris Kembali ke Wembley
Kemenangan atas Ukraina tidak hanya membawa Inggris ke semifinal, tetapi juga mencatatkan sejumlah rekor baru. ”Tiga Singa” amat bahagia karena kembali tampil di Stadion Wembley di semifinal menghadapi Denmark.
ROMA, MINGGU — Inggris mencatatkan kemenangan terbesar dalam sejarah keikutsertaan di Piala Eropa seusai melibas Ukraina, 4-0, Minggu (4/7/2021) dini hari WIB, di Stadion Olimpico, Roma, Italia. Sumbangan dua gol sang kapten, Harry Kane, memastikan ”Tiga Singa” akan kembali bermain di Stadion Wembley untuk menghadapi Denmark pada babak semifinal.
Bermain kembali di Wembley akan menjadi pengalaman yang amat berharga bagi karier kami.
”Bermain kembali di Wembley akan menjadi pengalaman yang amat berharga bagi karier kami. Sebuah momen luar biasa untuk tim dan bangsa ini sehingga kami akan menikmati suasana di Wembley yang akan memberikan energi besar bagi kami pada laga melawan Denmark nanti,” kata Kane yang juga dinobatkan sebagai pemain terbaik di gim terakhir babak perempat final Piala Eropa 2020 itu.
Baca Juga: Berharap Tuah ”Sheva” di Italia
Tim asuhan Gareth Southgate itu memenuhi ekspektasi untuk tampil superior atas Ukraina dalam duel di babak perempat final Piala Eropa. Perbedaan kualitas mampu ditunjukkan Inggris di atas lapangan hijau. Skuad “Tiga Singa” yang, menurut Transfermarkt, memiliki nilai pasar tertinggi di Piala Eropa 2020 dengan total nilai 1,26 miliar euro atau sekitar Rp 21,6 triliun tidak sebanding dengan nilai skuad Ukraina di angka 197,2 juta euro (Rp 3,38 miliar).
Ukraina tak berdaya menghadapi permainan menyerang Tiga Singa. Alhasil, Inggris berhasil mencetak empat gol perdana di Piala Eropa sejak mengalahkan Belanda, 4-1, di fase grup Piala Eropa 1996. Kemenangan 4-0 atas Ukraina merupakan selisih kemenangan terbesar Inggris di Piala Eropa.
Melibas Ukraina dengan mencetak empat gol mengakhiri pula penantian Tiga Singa selama 55 tahun untuk mencetak empat gol di fase gugur turnamen mayor. Terakhir kali catatan itu digoreskan Inggris ketika mengalahkan Jerman dengan skor 4-2 di laga final Piala Dunia 1966.
Baca Juga: Formasi Tiga Bek Pembawa Tangis dan Tawa
”Seluruh pemain telah tampil fantastis. Peran tidak hanya diberikan pemain yang tampil, tetapi juga para pemain yang tidak bisa saya turunkan. Mereka adalah grup pemain yang fenomenal,” ucap Southgate kepada BBC One.
Kemenangan atas Ukraina juga membuktikan Inggris memiliki kekuatan mental yang baik. Meskipun di empat laga sebelumnya bermain di Wembley, kandang Tiga Singa, ternyata berlaga di Roma tidak memengaruhi permainan Inggris yang menyerang dan kokoh di lini belakang.
Rekor tidak kebobolan
Untuk kelima kalinya, gawang Jordan Pickford tidak kemasukan gol di Piala Eropa 2020. Hal itu membuat Pickford melompati prestasi kiper legendaris Inggris, Gordon Banks, yang menjaga gawangnya tak kebobolan di empat laga beruntun pada putaran final turnamen mayor, yakni Piala Dunia 1966.
Rekor baru tak kebobolan itu sejalan dengan penampilan luar biasa kiper Everton itu. Dari lima laga di Piala Eropa 2020, Pickford mampu melakukan sembilan penyelamatan. Hingga babak perempat final, lima tim yang dihadapi Inggris secara akumulasi hanya mampu menciptakan sembilan tembakan ke arah gawang Tiga Singa.
Alan Shearer, legenda Inggris, memuji penampilan skuad Tiga Singa yang semakin berkembang di fase gugur. Tidak hanya memiliki pertahanan yang kokoh. Shearer menyoroti pula penampilan membaik di lini serang. Dari hanya mencetak dua gol di tiga laga babak penyisihan, Inggris telah menciptakan enam gol pada dua pertandingan di fase gugur.
Baca Juga: Adu Gengsi Dua Liga Terbaik di Piala Eropa
”Sesuatu yang istimewa akan tercipta. Kami memulai turnamen dengan lambat, tetapi tim ini berkembang di setiap pertandingan. Kerja bagus Gareth (Southgate) dan Inggris,” ujar Shearer yang juga rekan setim Southgate di Piala Eropa 1996.
Dengan melaju ke babak semifinal, hal itu menjadi sejarah baru pula bagi Tiga Singa. Pasalnya, Inggris untuk pertama kali dalam 53 tahun menembus babak empat besar dalam dua turnamen mayor secara beruntun. Sebelumnya, Inggris melangkah hingga babak semifinal di Piala Dunia 2018. Kekalahan dari Kroasia 1-2 membuat Inggris gagal menembus laga final.
Capaian itu pernah dilakukan Tiga Singa ketika menjadi juara Piala Dunia 1966, kemudian menembus semifinal Piala Eropa 1968. Pada Piala Eropa yang berlangsung di Italia itu, Inggris kalah di semifinal dari Yugoslavia sehingga hanya puas menjadi juara ketiga setelah mengalahkan Uni Soviet di laga perebutan tempat ketiga.
Sejarah Kane
Selain sejumlah prestasi baru dicetak Inggris, sejarah juga diciptakan oleh Kane. Penyerang Tottenham Hotspur itu telah membuka keran gol Inggris ketika laga baru berjalan 4 menit. Penempatan posisi Kane menjadi bekal yang sempurna baginya untuk menerima umpan terobosan Raheem Sterling, lalu menaklukan kiper Ukraina, Heorhiy Bushchan.
Baca Juga: Akhir Tangis dan Penyiksaan di Inggris
Kemudian, Kane mencetak gol ketiga Inggris melalui sundulan seusai menerima umpan matang dari Luke Shaw. Gol yang tercipta di menit ke-50 itu menjadi sumbangan ketiga Kane di Piala Eropa 2020.
Berkat dua gol itu, Kane menjadi pemain Inggris pertama yang mencetak gol secara beruntun di fase gugur pada satu edisi turnamen mayor. Kane sebelumnya membuka keran golnya di Piala Eropa dengan menyumbangkan satu gol dalam kemenangan Inggris 2-0 atas Jerman di babak 16 besar.
Dengan sumbangan brace itu, Kane hanya berselisih satu gol dari Gary Lineker yang menjadi pencetak gol terbanyak Inggris di putaran final Piala Dunia dan Piala Eropa. Sejak tampil di Piala Eropa 2016, Kane telah mencetak sembilan gol di turnamen resmi. Jumlah golnya itu setara dengan capaian Shearer yang tampil di tiga turnamen, yaitu Piala Eropa 1996, Piala Dunia 1998, dan Piala Eropa 2000.
”Selalu menyenangkan mencetak gol di permulaan pertandingan. Sebuah perasaan yang luar biasa untuk membantu tim. Ada banyak kritikan tentang penampilan saya sebelumnya, tetapi saya hanya mempersiapkan diri untuk menyiapkan laga selanjutnya dan mencoba memimpin tim ini ke final Piala Eropa,” ujar Kane yang telah menciptakan 37 gol dari 59 pertandingan berseragam Inggris.
Baca Juga: Inggris Menanti Goresan Tangan Sejarah di Roma
Adapun gol kedua Inggris diciptakan lewat sundulan Harry Maguire ketika babak kedua baru berjalan 1 menit. Gol itu bermula dari tendangan bebas dari sisi kanan pertahanan Ukraina yang dieksekusi Shaw. Kemenangan Inggris ditutup oleh gol perdana Jordan Henderson untuk Tiga Singa yang tercipta pada menit ke-63.
Kapten Ukraina, Andriy Yarmolenko, menganggap timnya gagal mengeluarkan penampilan terbaik karena terkejut setelah kemasukan gol di awal laga. Keunggulan Inggris di menit keempat, lanjutnya, membuat Ukraina kesulitan bangkit secara mental.
”Kemenangan Inggris amat pantas mereka dapatkan. Kami kalah dari salah satu tim terbaik di dunia,” kata Yarmolenko yang membela tim Liga Inggris, West Ham United. (AFP)