Coco Gauff, petenis remaja Amerika Serikat, mengenang memori indah saat menjadi bintang baru di Wimbledon dalam usia belia, 2019 lalu. Tahun ini, ia lebih matang, ambisius dan kian percaya diri bisa melangkah lebih jauh.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BEN STANSALL / AFP
Petenis remaja Amerika Serikat, Coco Gauff, merayakan kemenangannya atas Kaja Juvan (Slovenia) pada laga babak ketiga Wimbledon 2021 di Lapangan Utama The All England Tennis Club, Wimbledon, London, Sabtu (4/7/2021).
LONDON, SABTU - Dua tahun lalu, Cori “Coco” Gauff yang berusia 15 tahun menjadi bintang baru ketika mencapai babak keempat Wimbledon dalam debutnya pada babak utama turnamen itu. Coco mengulang langkah yang sama tahun ini dan punya keyakinan besar untuk meraih hasil lebih baik.
Remaja Amerika Serikat itu akan tampil pada pekan kedua Wimbledon setelah mengalahkan Kaja Juvan, 6-3, 6-3, pada babak ketiga di Lapangan Utama, All England Club, Sabtu (3/7/2021). Ini menjadi kesempatan kedua Coco tampil di lapangan terbesar All England Club itu, setelah mengalahkan Elena Vesnina pada babak kedua.
“Ini menjadi kehormatan bagi saya. Petenis berusia 17 tahun tampil di Lapangan Utama. Saya selalu senang tampil di sini karena penonton selalu membawa energi,” ungkap Coco yang selalu lancar menjawab pertanyaan pembawa acara setelah pertandingan.
Energi dari penonton, ditambah pengalaman pada 2019, membuat petenis peringkat ke-23 dunia itu sudah merasa tampil di rumah sendiri saat bertanding di Wimbledon. Ini berbeda dengan dua tahun lalu ketika dia menjadi “wajah baru” dalam persaingan babak utama Grand Slam.
Ketika itu, Coco mendapat wildcard untuk tampil pada babak kualifikasi. Dia lolos ke babak utama, membuat kejutan dengan mengalahkan Venus Williams pada babak pertama, lalu bertahan hingga babak keempat.
BEN STANSALL / AFP
Petenis remaja Amerika Serikat, Coco Gauff, melakukan servis saat menghadapi Kaja Juvan (Slovenia) pada laga babak ketiga Wimbledon 2021 di Lapangan Utama The All England Tennis Club, Wimbledon, London, Sabtu (4/7/2021).
Setelah pencapaian itu, penggemar Serena Williams tersebut lolos ke tahap yang sama pada Australia Terbuka 2020. Dua pekan lalu, di Roland Garros, perjalanannya di arena Grand Slam naik satu tingkat dengan mencapai perempat final sebelum dihentikan Barbora Krejcikova yang akhirnya juara.
Ketika tiba lagi di All England, arena yang telah mengangkat namanya, Coco pun lebih percaya diri. “Rasa percaya diri saya dibandingkan dua tahun lalu semakin besar. Saya yakin bisa melangkah lebih jauh. Saya pun selalu memiliki target juara setiap mengikuti turnamen, tak peduli berapa pun peringkat saya dan apa pendapat orang lain,” ujarnya.
Penggemar tenis sebenarnya antusias menanti pertemuan Coco dengan Serena yang berpeluang terjadi pada babak keempat. Tetapi, laga “impian” itu tak terjadi setelah Serena mengundurkan diri pada babak pertama karena cedera kaki.
Coco pun akan berjumpa juara Wimbledon 2018, Angellique Kerber, yang mengalahkan Aliaksandra Sasnovich, 2-6, 6-0, 6-1. Laga babak keempat atau 16 besar yang akan berlangsung pada Senin itu menjadi pertemuan pertama Coco dengan Kerber.
Mantan petenis, Daniela Hantuchova, menilai, Coco memiliki gerakan yang natural untuk bermain di atas lapangan rumput yang licin. Dia membandingkan kemampuan itu dengan mantan petenis nomor satu dunia yang juga juara Wimbledon 2017, Martina Hingis.
AP PHOTO/ALASTAIR GRANT
Petenis remaja Amerika Serikat, Coco Gauff, mengembalikan bola pukulan Kaja Juvan (Slovenia) pada laga babak ketiga Wimbledon 2021 di Lapangan Utama The All England Tennis Club, Wimbledon, London, Sabtu (4/7/2021).
“Coco akan menjadi bintang untuk waktu yang lama. Dia tak hanya punya kemampuan baik di lapangan, tetapi juga di luar lapangan. Itu terlihat dari cara dia menjawab setiap pertanyaan,” komentar Hantuchova.
Perjalanan Coco, yang berdasarkan usia masih masuk kategori yunior—turnamen yunior Wimbledon untuk petenis 14-17 tahun—mengingatkan mantan petenis AS, Alexandra Stevenson, pada masa-masa awalnya bersaing di arena Grand Slam.
Prestasi Stevenson, yang sekarang berusia 40 tahun, tak terlalu gemilang. Tetapi, dia pernah tampil pada semifinal Grand Slam, yaitu dalam debut di Wimbledon 1999 dalam usia menjelang 18 tahun.
Ketika itu, Stevenson tampil di All England Club hanya beberapa pekan sebelum lulus SMA. Tampil sejak babak kualifikasi, dia membuat kejutan sebelum dihentikan Lindsay Davenport.
“Setelah bermain baik di Wimbledon, saya berjuang untuk beradaptasi dengan situasi baru. Tetapi, Coco datang ke Wimbledon tahun ini dengan kemampuan dan mental yang lebih kuat,” komentar Stevenson di ESPN.
AP PHOTO/ALASTAIR GRANT
Petenis remaja Amerika Serikat, Coco Gauff (kanan) dan Kaja Juvan (Slovenia) saling bersalaman seusai laga babak ketiga Wimbledon 2021 di Lapangan Utama The All England Tennis Club, Wimbledon, London, Sabtu (4/7/2021). Laga itu dimenangi Gauff.
Pada musim ini, Coco meraih beberapa pencapaian tinggi dalam kariernya, seperti mencapai semifinal WTA 1000 Roma, juara WTA 250 Parma, dan perempat final Grand Slam Perancis Terbuka.
Dengan persaingan terbuka di tunggal putri dan banyaknya petenis 10 besar dunia yang tak tampil dan telah tersingkir, Coco pun memiliki peluang untuk melangkah lebih jauh di Wimbledon 2021.
“Cara dia bermain tidak seperti seseorang yang masih berusia 17 tahun. Dia memang punya talenta dan itu telah berkembang dalam faktor teknis, fisik, dan mental. Coco lebih dewasa dari usianya,” kata Stevenson yang hasil terbaiknya hanyalah babak kedua Grand Slam setelah semifinal Wimbledon 1999.
Talenta itu pun diasah melalui bantuan orang-orang terbaik di sekitarnya, seperti pelatih, pelatih fisik, fisioterapis, hingga orang yang mengajarinya untuk berhadapan dengan media. Menjadikan ayahnya, Corey, sebagai pelatih, Coco dibantu tim pelatih dari Akademi Tenis Patrick Mouratoglou milik pelatih Serena Williams. Coco berlatih di akademi itu sejak berusia 11 tahun dan Mouratoglou pun selalu hadir di tribun tim saat Coco bertanding.
AP PHOTO/ALASTAIR GRANT
Petenis remaja Amerika Serikat, Coco Gauff, merayakan keberhasilan mendapatkan poin atas Kaja Juvan (Slovenia) pada laga babak ketiga Wimbledon 2021 di Lapangan Utama The All England Tennis Club, Wimbledon, London, Sabtu (4/7/2021).
Pada usia 13 tahun, anak pertama dari tiga bersaudara itu menjadi finalis termuda AS Terbuka yunior (2017) dan menjuarai tunggal putri yunior Perancis Terbuka pada tahun berikutnya. Coco pun ditangani agen milik Roger Federer, Team 8.
“Setiap kali bertanding, saya tak pernah berharap apa-apa. Maksudnya, saya ingin mengatakan, bahwa saya tidak suka menggunakan kata berharap. Saya lebih suka berkata saya yakin bisa menang,” kata Coco, sebelum tampil dalam babak ketiga.
Komentar itu, dinilai Stevenson, memperlihatkan kepercayaan diri Coco pada kemampuannya. (reuters