Oli Berbahan Kosmetik Mempercantik Performa Red Bull
Performa mobil Red Bull musim ini membuat Mercedes tak habis pikir, dari mana rivalnya itu mengail kecepatan. Rahasia itu ternyata ada pada pelumas mesin yang menggunakan bahan dasar dari industri kosmetik kecantikan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SPIELBERG, RABU — Mercedes empat kali beruntun gagal memenangi balapan Formula 1. Red Bull mengudeta mereka sejak seri Monaco dan terus melesat dalam seri Azerbaijan, Perancis, dan Styria pekan lalu. Performa mobil RB16B, terutama yang dipacu Max Verstappen, diyakini berkat paket perbaikan performa yang rutin diperbarui. Namun, Red Bull menguak rahasia performa mereka pada pelumas mesin yang menggunakan bahan-bahan alami dari industri kosmetik kecantikan.
Oli baru dari ExxonMobil itu merupakan hasil riset sejak delapan tahun lalu. Mereka menguji penggunaan bahan-bahan alami yang lazim digunakan dalam industri kosmetik kecantikan untuk menghasilkan pelumas mesin yang ampuh.
Oli baru itu, yang diuji secara layak oleh Red Bull dan Honda, pada tahun lalu, memiliki keunggulan gesekan yang sangat rendah sehingga komponen menjadi lebih awet, serta memberikan perlindungan dalam temperatur yang sangat tinggi. Keunggulan oli baru itu memungkinkan mesin Honda yang digunakan oleh Red Bull bisa bekerja dalam temperatur yang lebih tinggi sehingga meningkatkan tenaga yang dihasilkan.
Pelumas mesin tersebut pertama dipakai pada musim ini dalam seri Azerbaijan di Baku. Sirkuit yang biasanya didominasi para pebalap Mercedes itu menjadi milik Red Bull. Dampak signifikan pelumas mesin itu terasa saat Verstappen menggunakan mesin baru dalam seri Perancis. Kombinasi pelumas, mesin baru, serta paket aerodinamika yang rutin diperbarui oleh Red Bull membuat mereka meraih empat kemenangan beruntun.
Industri kecantikan memiliki banyak bahan dasar alami yang unik dan kami telah mengevaluasi sejumlah produk sejenis sebelum kami memilih yang terbaik.
”Industri kecantikan memiliki banyak bahan dasar alami yang unik dan kami telah mengevaluasi sejumlah produk sejenis sebelum kami memilih yang terbaik,” ujar Manajer Teknologi Motorsport ExxonMobil Tomek Young kepada Motorsport, Rabu (30/6/2021).
”Bahan-bahan baru itu telah dimasukkan karena kami telah melihat banyak keuggulan, termasuk interaksi dengan permukaan logam dan gesekan yang lebih kecil. Itu membantu menyalurkan performa maksimal sekaligus memberikan perlindungan serta efisiensi bahan bakar,” lanjut Young.
”Keunggulan-keunggulan itu juga berarti kami bisa menggunakan mesin dalam jendela kondisi operasional yang lebih lebar,” kata Young.
Pelumas teknologi baru itu menjadi salah satu faktor pendukung performa Red Bull musim ini, selain perbaikan mesin yang dilakukan oleh Honda dibandingkan dengan mesin musim 2020. Tim asal Austria itu juga agresif dalam menghadirkan paket perbaikan performa, khususnya perangkat aerodinamika.
Kepala Tim Mercedes Toto Wolff mengungkapkan, Red Bull dalam seri Styria akhir pekan lalu membawa satu mobil van berisi paket perbaikan performa. Paket baru itu dikupas oleh Giorgio Piola yang menunjukan desain baru pada diffuser serta winglet.
Namun, perangkat baru aerodinamika itu belum menjawab pertanyaan dari mana Red Bull mengail kecepatan, terutama di trek lurus. Lewis Hamilton pun kehabisan ide karena dirinya kalah cepat rata-rata 0,25 detik tiap putaran dari Verstappen. Adapun Valtteri Bottas, rekan setim Hamilton, menilai tertinggal hingga 0,3 detik, di mana itu defisit yang sangat besar.
Pengaruh pelumas mesin pada performa RB16B memang sulit untuk diukur. Akan tetapi, oli baru itu jelas berkontribusi pada perbaikan kerja mesin Honda dalam RB16B. ”Pada dasarnya, mungkin sulit untuk memisahkan kontribusi oli di lintasan balap dari kontribusi bahan bakar, parameter operasional mesin dan aerodinamika mobil. Namun, kami di laboratorium menguji sejumlah formulasi bersama Red Bull dan Honda sebelum memilih yang mana untuk balapan,” tutur Young.
”Kami membuat oli ini sangat tidak biasa di mana mesin secara potensial bisa bekerja lebih keras ke depan. Ini akan memungkinkan optimalisasi lebih pada aerodinamika dan kondisi operasional,” ucap Young.
Kepala tim Red Bull Racing Christian Horner mengakui bahwa oli baru tersebut membuat RB16B lebih kompetitif musim ini. Penggunaan mesin baru di seri Perancis tetap menggunakan mesin yang sama dari yang telah disahkan. ”Kami memiliki oli baru dari ExxonMobil. Jadi, saya pikir mereka seharusnya yang sepenuhnya menerima pujian Lewis yang ditujukan kepada mesin. Mesin-mesin telah dihomologasi, spesifikasinya sama,” ungkap Horner dikutip Crash.
”Ini sesuatu yang tidak biasa bagi Mercedes untuk berubah begitu dini dalam musim balapan seperti yang mereka lakukan. Mereka sepertinya memiliki, mungkin, degradasi yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, seperti yang saya katakan, yang bisa kami lakukan adalah fokus pada pekerjaan kami sendiri,” papar Horner.
Terkait kecepatan di trek lurus yang diraih oleh Red Bull, Horner menegaskan, bahkan konstruksi mobil mereka lebih aerodinamis, dengan ekor yang lebih ramping dibandingkan Mercedes W12. Perbedaan itu membuat Verstappen bisa mengungguli Hamilton dalam mencetak lap tercepat, atau pace balapan yang lebih bagus. Sebaliknya, bagi Mercedes, jika mereka menggunakan sayap yang lebih ramping, yang akan dikorbankan adalah kecepatan saat menikung.
”Kami bisa menggunakan sayap yang lebih kecil, tetapi kami pasti akan lebih lambat di tikungan dan oleh karen itu mungkin akan memiliki keausan (ban) yang lebih tinggi,” ujar Hamilton yang mendorong keras timnya memperbaiki performa W12.
Kepala Teknikal Mercedes James Allison pernah mengatakan bahwa pihaknya akan menghadirkan paket perbaikan pada sasis dan mesin. Langkah itu diharapkan bisa mengembalikan dominasi Panah Perak yang kini direbut oleh Red Bull.