Tersingkirnya Perancis di babak 16 besar menghadirkan kejutan terbesar di fase gugur Piala Eropa 2020. Masalah kebugaran para bintang mengakibatkan penampilan "Les Bleus" jauh dari harapan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
Kekalahan Perancis dan Portugal di babak 16 besar kian mempertegas kesulitan tim-tim besar Eropa untuk melawan kelelahan yang dialami para bintangnya di turnamen musim panas. Kualitas kelas dunia para pemain tidak bisa menutupi rasa lelah dan kejenuhan setelah bermain ribuan menit di musim reguler.
Dengan kualitas skuad yang lebih unggul dari 23 tim lain di Piala Eropa 2020, Perancis pantas rasanya difavoritkan untuk menjadi juara. Situs statistik sepak bola, Opta, menempatkan ”Les Bleus” memiliki probabilitas 19,6 persen untuk menjadi juara atau yang tertinggi. Tetapi, perhitungan statistik dan kualitas pemain dengan nama besar tidak cukup mengantarkan Perancis untuk melaju ke babak perempat final. Perancis takluk 4-5 dari Swiss dalam drama adu penalti setelah bermain imbang 3-3 selama 120 menit di Stadion Nasional, Bucharest, Romania, Selasa (29/6/2021) dini hari WIB.
Tampil di grup superberat bersama Jerman, Portugal, dan Hongaria terbukti amat memengaruhi Perancis. Satu per satu pemain Perancis tumbang. Tidak hanya cedera, mayoritas pemain utama mengalami kelelahan karena bermain di laga dengan intensitas tinggi sehingga Pelatih Perancis Didier Deschamps tidak memiliki keleluasaan untuk melakukan rotasi. Secara total, Deschamps hanya memainkan 15 pemain berbeda sebagai pemain inti di empat laga Piala Eropa 2020.
Dari tiga laga di grup, Deschamps kehilangan dua bek sayap kiri, yaitu Lucas Digne dan Lucas Hernandez, karena cedera. Selain itu, Ousmane Dembele, penyerang sayap asal Barcelona, harus pulang lebih awal akibat cedera saat melawan Hongaria.
Krisis di posisi bek sayap kiri membuat Deschamps menerapkan formasi asing bagi Perancis dengan taktik 3-4-1-2 di laga melawan Swiss. Adrien Rabiot dipaksa tampil sebagai bek sayap kiri. Dengan keterbatasan pemain, Deschamps pun memaksa Benjamin Pavard berlaga sejak menit awal, meskipun belum pulih dari cedera kepala.
Selain itu, Thomas Lemar, Marcus Thuram, dan Corentin Tolisso silih berganti mengalami cedera di sesi latihan. Clement Lenglet, Karim Benzema, Antoine Griezmann, dan Kingsley Coman harus diganti ketika melawan Swiss karena mengalami kelelahan dan masalah fisik di tengah pertandingan melawan Swiss.
Saya merasa kami memiliki masalah fisik di penghujung laga. Mungkin setelah unggul 3-1 kami terlalu santai, tetapi kelelahan menjadi kendala. Untuk mempertahankan keunggulan, kami perlu memiliki kondisi fisik dan mental yang baik. (Moussa Sissoko)
”Saya merasa kami memiliki masalah fisik di penghujung laga. Mungkin setelah unggul 3-1 kami terlalu santai, tetapi kelelahan menjadi kendala. Untuk mempertahankan keunggulan, kami perlu memiliki kondisi fisik dan mental yang baik,” ujar gelandang serang Moussa Sissoko kepada TF1.
Kondisi kebugaran yang anjlok juga menjadi penyebab Kylian Mbappe tampil buruk di empat laga Piala Eropa 2020. Cedera betis yang sempat memaksa Mbappe tidak bisa tampil di dua partai semifinal Liga Champions masih menghantui penyerang berusia 22 tahun itu.
Tidak ada gol dari kaki Mbappe di Piala Eropa perdananya, hanya satu asis yang menjadi peran Mbappe dalam gol Perancis ke gawang Hongaria. Satu-satunya catatan positif Mbappe ialah koleksi 17 dribel sukses yang menjadi tertinggi dari seluruh pemain di Piala Eropa 2020.
Performa buruk Mbappe disempurnakan dengan kegagalannya mengeksekusi penalti di drama adu penalti yang menjadi penentu tersingkirnya Les Bleus. Seusai gagal penalti itu, Mbappe langsung masuk ke ruang ganti. Hanya Deschamps dan Digne yang sempat menepuk pundak bintang Paris Saint-Germain itu.
”Kylian Mbappe sangat sedih seperti seluruh pemain. Tidak ada yang kesal dengannya karena itu adalah tanggung jawab yang diembannya sebagai penendang kelima,” kata Deschamps.
Mbappe bukanlah satu-satunya bintang yang gagal tampil memukau di Piala Eropa. Dua andalan Portugal, Bruno Fernandes dan Ruben Dias, juga gagal menduplikasi penampilan bersama klubnya di arena turnamen antarnegara itu.
Fernandes gagal tampil brilian bersama Portugal. Bermain di empat laga, Fernandes gagal mengukir asis satu pun. Padahal, Fernandes menciptakan 19 asis di Liga Inggris 2020-2021 bersama Manchester United. Selain itu, akurasi operan Fernandes juga menurun drastis dari 89 persen di MU menjadi hanya 75 persen untuk ”A Selecao”. Dari 15 pemain yang diturunkan Pelatih Portugal Fernando Santos sebagai pemain inti, Fernandes memiliki persentase operan sukses terburuk.
Sementara itu, performa tanpa cela Dias yang dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Inggris edisi 2020-2021 tidak terlihat di Piala Eropa. Dias mencetak satu gol bunuh diri ketika melawan Jerman.
Itu merupakan catatan kontras karena ia tidak pernah membuat blunder dari 32 laga bersama City di musim perdananya. Kelelahan menjadi faktor utama melempemnya performa Fernandes dan Dias sehingga gagal membantu Portugal mempertahankan gelar Piala Eropa. Pasalnya, kedua pemain itu masuk dalam tiga pemain yang tampil di Piala Eropa dengan catatan menit bermain terbanyak di musim ini. Dias berlaga 5.437 menit bersama City, sedangkan Fernandes bermain selama 5.215 menit bagi MU.
”Beberapa pemain saya memang kelelahan, tetapi kami memiliki hasrat besar untuk menutupi masalah itu. Sayang, hal itu tidak cukup untuk membawa kami mencetak gol ke gawang Belgia,” ujar Fernando Santos seusai timnya kalah dari Belgia.
Adapun pemain dengan menit terbanyak di level klub yang tampil di Piala Eropa ialah gelandang Belanda, Frenkie de Jong. Ia tampil selama 5.535 menit bersama Barcelona di empat kompetisi musim ini. De Jong gagal pula membantu Belanda lolos ke babak perempat final karena tumbang 0-2 dari Ceko.
Selain tenaga pemain yang telah terforsir, jadwal pertandingan juga tidak memihak kepada Perancis dan Portugal. Perancis, misalnya, hanya memiliki jeda empat hari dari laga terakhir fase grup sebelum main di babak 16 besar, sedangkan Swiss bisa beristirahat selama delapan hari. Portugal pun memiliki waktu istirahat lebih sedikit sekitar 48 jam dibandingkan dengan Belgia.
Penampilan Perancis yang kelelahan dan keterbatasan pemain amat terlihat di menit-menit akhir laga melawan Swiss. Hanya dalam waktu 10 menit peluang Perancis menuju babak perempat final sirna.
Kegemilangan permainan Perancis dalam 30 menit di babak kedua membuka asa untuk mengandaskan Swiss. Gol tembakan jarak jauh nan spektakuler Paul Pogba di menit ke-75 membuat Perancis unggul 3-1 sekaligus menempatkan satu kaki di babak 8 besar.
Akan tetapi, peluang itu sirna hanya dalam waktu 10 menit di akhir laga. Dua kesalahan bek tengah membuat gawang Perancis amat mudah ditembus barisan penyerang Swiss. Penyerang Swiss, Haris Seferovic, unggul dalam duel bola udara dari Raphael Varane untuk mencetak gol pengecil ketertinggalan pada menit ke-81.
Di menit terakhir, penetrasi penyerang pengganti Swiss, Mario Gavranovic, membuat Presnel Kimpembe terkecoh dan terjatuh. Kondisi itu membuka ruang bagi Gavranovic untuk melepaskan tembakan datar yang tidak bisa diantisipasi kiper Perancis, Hugo Lloris. Swiss secara mengejutkan mampu menyamakan kedudukan 3-3.
Kegagalan Varane dan Kimpembe menghalau serangan Swiss melengkapi permainan buruk lini belakang Perancis di Bucharest. Pada gol pertama Swiss, bek Perancis, Lenglet, justru tidak melompat untuk mengganggu Seferovic melakukan sundulan. Hal itu menjadi awal gol pertama Swiss yang tercipta di menit ke-15.
Selain ketiganya, bek sayap kanan Pavard juga melakukan satu kesalahan yang berakibat penalti untuk Swiss. Beruntung Lloris berhasil menepis tendangan penalti Ricardo Rodriguez ketika babak kedua baru berjalan 10 menit.
”Saya sangat kecewa dengan sikap mayoritas pemain di atas lapangan. Saya berpikir Perancis menampilkan permainan yang buruk, tidak ada kebersamaan, tidak ada semangat, sehingga mereka tidak pantas lolos ke babak berikutnya,” ucap legenda Perancis, Patrick Vieira, kepada ITV Sport.
Kelelahan ibarat bom waktu bagi tim-tim unggulan di Piala Eropa. Di babak perempat final, kemungkinan tim besar tampil buruk akibat gagal menaklukkan kelelahan para bintangnya tetap amat terbuka. (AFP)