Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia menggelar seleksi nasional senam untuk memilih atlet yang akan dipersiapkan mengikuti SEA Games 2021. Pelatnas senam akan digelar di DKI Jakarta, Riau, dan Jawa Timur.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia atau PB Persani merampungkan proses seleksi nasional pesenam artistik untuk menghadapi SEA Games Vietnam 2021. Para pesenam hasil seleksi menjalani pemusatan latihan di tiga tempat. Persani menargetkan bisa meraih minimal dua emas seperti capaian pada SEA Games 2019.
Seleknas senam artistik berlangsung di Surabaya, Jawa Timur pada 24-25 Juni 2021. Seleknas diikuti oleh 11 pesenam putri dan 13 pesenam putra. Mereka berasal dari sejumlah daerah seperti Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, dan Papua.
Wakil Ketua II PB Persani, Dian Arifin, Senin (28/6/2021), menyampaikan, seleknas senam artistik sebelumnya sudah digelar juga pada Maret 2021. Namun, saat itu seleknas dilaksanakan secara daring dan dirasa kurang maksimal karena pesenam hanya bisa menampilkan sekitar 70 hingga 80 persen gerakan.
“Seleknas ini tujuannya untuk promosi dan degradasi. Pesenam dipersiapkan mengikuti SEA Games,” kata Dian.
Dari seleknas tersebut diambil dua orang pesenam artistik putra dan putri yang mendapatkan promosi ke pelatnas. Total saat ini ada enam pesenam artistik putri dan enam pesenam putra yang mengikuti pelatnas. Satu orang pesenam putri merupakan yunior dan khusus dipersiapkan untuk mengikuti Asian Youth Games di China pada akhir tahun nanti.
Pelatnas senam dilangsungkan di tiga tempat, yaitu DKI Jakarta, Riau, dan Jawa Timur. Dian menjelaskan, Persani terkendala tempat latihan yang terbatas sehingga pelatnas tidak dikumpulkan di Jakarta.
Walau lokasi pelatnas terpisah, tetapi kami selalu laporan. Jadi tim measure ada di tiga tempat.
Pelatnas pada mulanya hendak dipusatkan di Jakarta, tetapi karena tim pemusatan latihan daerah DKI Jakarta juga melangsungkan pemusatan latihan, maka pelatnas senam akhirnya dibagi ke tiga daerah tersebut.
“Walau lokasi pelatnas terpisah, tetapi kami selalu laporan. Jadi tim measure ada di tiga tempat. Terus pemantau program strengthand conditioning satu orang, tetapi dia harus bisa memantau hubungan ke pelatih latihannya. Jadi dia kasih program, terus dipantau perkembangannnya,” tutur Dian.
Menurut Dian, persaingan saat seleknas terbilang ketat. Kualitas antarpesenam hampir merata. Pesenam yang pada seleknas Maret lalu menempati peringkat dua kemudian bisa terpental karena terjatuh saat mengikuti seleknas Juni. Walau begitu, Persani mendaftarkan lebih dari enam pesenam putra dan putri di long list sebagai persiapan jika ada yang cedera.
Pada saat SEA Games nanti, Persani mengirimkan lima pesenam artistik putri dan enam putra. Dian menargetkan pesenam Indonesia setidaknya bisa mengulangi capaian di SEA Games Manila 2019 yang meraih 2 emas.
Pertukaran atlet
Sementara itu, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) merancang Olympic Champions Program untuk meningkatkan kualitas performa atlet Indonesia. Program tersebut memfasilitasi pertukaran atlet Indonesia untuk berlatih di luar negeri.
Ketua KOI Raja Sapta Oktohari menjelaskan, program pertukaran atlet untuk berlatih di luar negeri ini bersifat dua arah dan terbuka bagi seluruh induk cabang olahraga (cabor), terutama cabor andalan Indonesia. Program tersebut menurut rencana akan mulai dilaksanakan di akhir tahun 2021 dengan meminimalkan penggunaan anggaran pemerintah.
“Kami bekerja sama dengan Komite Olimpiade Nasional negara lain yang memiliki fasilitas latihan. Kami tidak hanya mengirim atlet, tetapi juga membuka pintu untuk negara lain yang ingin mengirim atlet nasionalnya berlatih di Indonesia. Kami akan berkoordinasi dengan federasi nasional terkait dan mengaturnya,” kata Okto.
KOI telah memetakan negara-negara yang akan menjadi destinasi pelatihan bagi atlet-atlet Indonesia. Sebagai contoh, balap sepeda di Swiss, taekwondo di Korea Selatan, rowing di Belanda, jet ski dan selancar di Amerika Serikat.
Melalui program tersebut, diharapkan prestasi Indonesia di ajang multi event tertinggi sekelas Olimpiade atau single event Kejuaraan Dunia bisa meningkat. Pembinaan ini akan dilakukan secara berlanjut hingga Olimpiade 2024 di Paris.