Generasi Emas Belgia Lewati Perlawanan Juara Bertahan
Generasi emas Belgia berhasil menyingkirkan Portugal di 16 besar Piala Eropa 2020. Hasil itu menambah kepercayaan diri mereka untuk merebut gelar juara pertamanya di Piala Eropa ataupun kejuaraan besar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
SEVILLA, SENIN — Generasi emas Belgia lolos ke perempat final Piala Eropa 2020 setelah menaklukan juara bertahan Portugal, 1-0, dalam laga 16 besar di Stadion de La Cartuja, Sevilla, Spanyol, Senin (28/6/2021). Kemenangan itu membuka asa tim peringkat pertama dunia ini untuk merebut trofi Piala Eropa pertamanya sekaligus gelar pertama pada kejuaraan besar.
”Sebagai pelatih, saya tidak bisa lebih bangga lagi. Kami bermain melawan Portugal, tim terbaik di Eropa yang mengetahui cara untuk menang. Itu adalah ujian terbesar yang kami hadapi,” ujar Pelatih Belgia Roberto Martinez dilansir BBC, Senin (28/6).
Laga Belgia dan Portugal dianggap sebagai final dini Piala Eropa 2020. Walau belum memiliki trofi juara, skuad Belgia dinilai sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Piala Eropa ini menjadi ajang yang tepat bagi tim berjuluk ”The Red Devils” itu untuk mewujudkan ambisi mereka meraih titel juara pertamanya. Apalagi, rata-rata usia pemain mereka mencapai 29,2 tahun atau tim tertua pada ajang kali ini.
Sebaliknya, Portugal datang dengan status juara Piala Eropa 2016. ”A Selecao” masih memiliki sejumlah pemain yang meraih trofi pertama mereka, termasuk megabintangnya, Cristiano Ronaldo, yang kini menjadi top scorer sementara turnamen dengan lima gol selama penyisihan Grup F.
Tak pelak, laga kedua tim berlangsung terbuka dan keras, terutama pada babak pertama. Namun, Belgia berhasil mencuri gol melalui sepakan keras gelandang Thorgan Hazard dari luar kotak penalti pada menit ke-42. Tembakan adik kandung kapten tim Belgia, Eden Hazard, itu berubah arah saat menuju gawang, membuat penjaga gawang Portugal, Rui Patricio, terkecoh dan gagal mengantisipasi bola.
Setelah gol itu, Portugal bermain menekan untuk menyamakan kedudukan. Bahkan, sepanjang babak kedua, tim asal Semenanjung Iberia itu nyaris selalu berada di area pertahanan Belgia. Statistik menunjukkan, mereka menguasai permainan dengan penguasaan bola 58 persen berbanding 42 persen.
Portugal juga membuat 23 peluang dengan 4 tepat sasaran ke gawang. Adapun Belgia cuma membuat 6 peluang dengan 1 tepat sasaran yang menjadi gol. Kendati sangat mendominasi dan terus membombardir pertahanan lawan, Portugal tetap gagal menyamakan kedudukan. Kedudukan tidak berubah hingga laga berakhir.
”Saya pikir hasil ini tidak adil, tetapi inilah sepak bola. Mereka mencetak gol dan kami tidak. Kami sudah bermain dengan mentalitas yang kuat, mencoba menyerang, dan menguasai permainan. Peluang kami selalu berbahaya, kami selalu berjuang untuk membuat gol, tetapi tidak ada bola yang masuk (gol). Kami merasa sangat kecewa karena kami yakin bisa mencapai final dan menang,” kata Pelatih Portugal Fernando Santos, seperti dikutip Sky Sports.
Hasil ini membuat Belgia meraih lima kemenangan beruntun kedua di turnamen besar. Lima laga terakhir adalah perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2018 Rusia, tiga kemenangan di fase grup ditambah 16 besar Piala Eropa 2020. Sebelum dikalahkan Perancis di semifinal Piala Dunia 2018, mereka juga merebut lima kemenangan beruntun di penyisihan grup, babak 16 besar, dan perempat final. Semuanya di bawah asuhan Martinez.
Sebagai pelatih, saya tidak bisa lebih bangga lagi. Kami bermain melawan Portugal, tim terbaik di Eropa yang mengetahui cara untuk menang. Itu adalah ujian terbesar yang kami hadapi.
Hasil positif itu telah menambah kepercayaan diri Belgia untuk menatap gelar pertama mereka di turnamen besar. Setidaknya, hasil ini menjadi modal berharga untuk menghadapi Italia pada perempat final di Allianz Arena, Muenchen, Jerman, Sabtu (3/7/2021). ”Kami tahu bakat generasi ini dan sepak bola bagus yang mereka mainkan. Saya pikir semua elemen lain yang dibutuhkan untuk menjadi pemenang sudah kami tunjukkan,” kata Martinez penuh optimistis dilansir Sky Sports.
Mantan pemain sayap Inggris, Chris Waddle, kepada BBC mengatakan, jika Belgia tidak memenangi kejuaraan ini, rasanya ada yang salah sebab mereka memiliki kualitas di semua lini. ”Saya rasa semua tim tidak ada yang ingin bertemu Belgia sekarang. Belgia tidak pernah memiliki peluang untuk menjadi juara lebih baik dari saat ini,” ucapnya.
Hanya saja, untuk mencapai tangga juara, Belgia perlu mengatasi masalah gelombang cedera yang menghantam sejumlah pemain bintang seusai menyingkirkan Portugal. Pengatur permainan Kevin De Bruyne cedera pergelangan kaki setelah dilanggar oleh gelandang Portugal, Joao Palhinha, sesaat sebelum turun minum, yang membuatnya tidak bisa melanjutkan permainan. Adapun Eden Hazard tampak memegangi hamstring-nya di akhir laga.
Kedua pemain penting itu kemungkinan besar absen waktu berjumpa Italia. Kepastian lebih lanjut mengenai tingkat keparahan cedera itu baru didapat dalam waktu 48 jam seusai melawan Portugal. ”Laga melawan Portugal benar-benar laga yang menghabiskan banyak energi,” kata bek Belgia, Thomas Vermaelen, di BBC.