Kroasia berpotensi menjadi batu sandungan Spanyol di babak 16 besar, Senin malam WIB. Meskipun tidak diunggulkan, Kroasia memiliki senjata bernama Luka Modric yang telah mengenal baik sepak bola Spanyol.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
KOPENHAGEN, MINGGU – Kroasia dan Spanyol akan berhadapan di babak 16 besar Piala Eropa 2020, Senin (28/6/2021) pukul 23.00 WIB, di Stadion Parken, Kopenhagen, Denmark, dengan misi yang sama. Kedua tim ingin menjaga momentum kebangkitan setelah berhasil mengukir kemenangan perdana di laga terakhir fase penyisihan grup.
Untuk memastikan tempat di fase gugur, Kroasia dan Spanyol sama-sama meraih kemenangan di laga terakhirnya. Penampilan Kroasia, tim berjuluk “Vatreni”, berangsur-angsur membaik dalam tiga laga penyisihan di Grup D.
Memulai petualangan di Piala Eropa 2020 dengan tumbang 0-1 dari Inggris di Wembley, Kroasia lalu ditahan imbang Ceko, 1-1. Kemudian, ketangguhan Kroasia baru terlihat saat melibas Skotlandia, 3-1, sekaligus menjadi jaminan untuk menduduki peringkat kedua Grup D.
Adapun Spanyol terlambat panas di penyisihan grup. Sempat ditahan imbang tanpa gol oleh Swedia dan bermain sama kuat 1-1 dengan Polandia, “La Roja” akhirnya mampu menunjukkan penampilan terbaik dengan menggilas Slowakia, 5-0.
Bek senior Kroasia, Domagoj Vida, mengatakan, timnya kian bersemangat untuk terus berlatih lebih keras setelah mampu tampil lebih baik melawan Skotlandia. Duel melawan Spanyol, lanjut Vida, selalu menghadirkan antusiasme bagi skuad dan publik Kroasia.
“Spanyol memang tidak dalam kondisi seperti memiliki Xavi (Hernandez) dan (Andres) Iniesta, tetapi untuk mengalahkan mereka kami harus bekerja keras. Kami perlu tetap tenang ketika menguasai bola, terutama ketika melakukan serangan balik cepat demi menghukum pertahanan mereka,” kata Vida yang bermain untuk tim Turki, Besiktas.
Rekor pertemuan
Kroasia punya bekal bagus untuk menghadapi Spanyol. Vatreni pernah mengalahkan Spanyol dua kali dari tiga duel pada lima tahun terakhir. Kroasia unggul 2-1 atas Spanyol di penyisihan grup Piala Eropa 2016. Mereka juga mengalahkan Spanyol 3-2 di Liga Nasional Eropa, November 2018.
Kami akan menghadapi lawan yang sulit, salah satu tim besar di dunia. Kami akan mengerahkan segalanya demi meraih kejayaan di Kopenhagen. (Ferran Torres, Spanyol)
Meskipun tidak terlalu diunggulkan, kata Nikola Vlasic, gelandang serang Kroasia, timnya selalu berambisi untuk menghadirkan kejutan setiap melawan tim raksasa di turnamen besar. Menurut Vlasic, Kroasia memiliki kemampuan untuk menumbangkan kembali Spanyol di ajang Piala Eropa.
“Kami sudah tidak sabar untuk bertanding di Kopenhagen. Untuk menghadapi Spanyol, kami harus mencegah mereka nyaman bermain dengan bola. Mereka adalah tim bermaterikan banyak pemain dengan kekayaan teknik,” ujar Vlasic yang dinobatkan sebagai pemain terbaik pada duel Kroasia melawan Skotlandia, 23 Juni lalu.
Adapun Presiden Federasi Sepak Bola Kroasia (HNS) Davor Suker menganggap laga Kroasia melawan Spanyol akan menjadi duel sengit antara dua tim dengan bekal sepak bola menyerang. Menurut dia, kedua tim memiliki kualitas pemain yang setara.
“Siapapun yang memenangkan laga itu akan menjadi salah satu favorit (juara). Kedua tim memiliki permulaan yang tidak baik di turnamen ini. Namun, Kroasia dan Spanyol kini telah membaik sehingga laga nanti akan berlangsung seru,” kata Suker, yang membawa Kroasia menjadi juara ketiga Piala Dunia Perancis 1998, kepada Marca.
Peran Modric
Dengan melaju ke fase gugur, Kroasia membuka asa untuk mengulangi capaian gemilang ketika menjadi finalis Piala Dunia Rusia 2018. Meskipun kini tidak lagi diperkuat pemain andalan, seperti Ivan Rakitic dan Mario Mandzukic, Kroasia masih memiliki sang kapten, Luka Modric.
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic menilai, peran Modric amat penting dalam keberhasilan timnya melaju dari babak penyisihan. Tak hanya kepemimpinan, Modric juga masih memiliki kekuatan magis di kakinya. Tembakan keras dengan sisi luar kaki kanan Modric berbuah gol yang membuat Kroasia unggul 2-1 atas Skotlandia. Gol itu menegaskan keahlian khas pemain Real Madrid itu, yaitu tembakan keras dari luar kotak penalti.
Peran Modric akan semakin krusial di fase gugur mengingat Kroasia dipastikan tidak bisa memainkan Ivan Perisic karena terkonfirmasi Covid-19. “Ia adala pemain terbaik kami. Penampilan dan kepemimpinannya amat kami butuhkan untuk menjaga laju kami di fase gugur,” ucap Dalic.
Gelandang Spanyol, Dani Olmo, justru tidak menganggap Spanyol lebih diunggulkan dibandingkan Kroasia. Olmo menilai, timnya tidak pernah menganggap remeh Kroasia, apalagi ada sosok Luka Modric yang amat mengenal sepak bola Spanyol.
“Saya pikir kami semua tahu kualitas super dari Modric yang merupakan motor dan jantung dari permainan Kroasia dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, kami harus mengeluarkan 100 persen penampilan untuk menyingkirkan Kroasia,” kata Olmo dilansir laman UEFA.
Sepakat dengan Olmo, penyerang Spanyol, Ferran Torres, menganggap predikat Kroasia sebagai runner up Piala Dunia 2018 adalah bukti kualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata. “Kami akan menghadapi lawan yang sulit, salah satu tim besar di dunia. Kami akan mengerahkan segalanya demi meraih kejayaan di Kopenhagen,” ujar Torres.
Torres berpeluang akan bermain sejak menit awal untuk pertama kali di Piala Eropa 2020. Penampilan Torres yang mencetak satu gol melawan Slowakia adalah bukti ketajamannya. Ia bisa menjadi alternatif bagi Pelatih Spanyol Luis Enrique untuk mengganti posisi Alvaro Morata yang tampil mengecewakan di fase grup. (AFP)