Maverick Vinales meraih momentum untuk kembali ke jalur persaingan juara MotoGP dengan mendominasi sesi latihan dan kualifikasi di Assen. Vinales akan bertarung dengan rekan setimnya, Fabio Quartararo, yang tangguh.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
ASSEN, SABTU — Maverick Vinales meraih akhir pekan yang nyaris sempurna dengan memuncaki sesi latihan pertama hingga ketiga dan meraih posisi start terdepan dalam MotoGP seri Belanda, Sabtu (26/6/2021). Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu mengungguli rekan setimnya, Fabio Quartararo, sekaligus mencetak rekor waktu lap tercepat di Sirkuit Assen dengan 1 menit 31,814 detik. Ini momentum krusial bagi Vinales untuk bangkit dan kembali ke persaingan juara.
Balapan di Assen yang disebut ”Katedral Kecepatan” akan menjadi persaingan terbuka antara Vinales dan Quartararo yang masing-masing start di posisi pertama dan kedua. Quartararo yang tidak nyaman dengan ban belakang berkompon lunak, yang dipakai saat kualifikasi, berpotensi membaik dengan ban medium maupun keras. Dia sempat memuncaki sesi kualifikasi kedua (Q2) dengan 1 menit 31,922 detik, tetapi kemudian dipatahkan oleh Vinales.
Saya pikir kami besok memiliki peluang yang bagus, dan saya akan berjuang.
”Saya pikir kami besok memiliki peluang yang bagus, dan saya akan berjuang,” ujar Vinales yang memenangi balapan di Assen pada 2019.
Optimisme Vinales itu sejalan dengan Manajer Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli. ”Kami luar biasa senang, sangat senang dua pebalap kami start dari baris terdepan dan dengan rekor waktu lap tercepat. Selisih waktu dengan para pebalap lain juga cukup jauh, dan itu membuka peluang bagi kami besok (saat balapan),” ujarnya.
Ini menjadi peluang terbaik Vinales untuk kembali meraih podium setelah memenangi seri pertama di Qatar. Setelah itu, Vinales selalu kesulitan saat balapan dan gagal meraih podium dalam tujuh balapan berikutnya. Bahkan, dalam balapan di Jerman, akhir pekan lalu, dia finis terakhir di posisi ke-19. Jika bisa menjaga performa saat balapan, Vinales akan meraih suntikan motivasi dan kepercayaan diri untuk kembali bersaing meraih gelar juara sebelum jeda musim panas. Saat ini, Vinales di posisi ke-6 klasemen pebalap dengan 75 poin, terpaut 56 poin dari Quartararo di puncak klasemen pebalap.
Vinales akhir pekan ini sangat nyaman dengan berbagai jenis ban. Saat pebalap lain kesulitan dengan ban belakang berkompon lunak, dia justru konsisten meraih waktu tercepat. Vinales juga memiliki pace yang bagus saat menggunakan kombinasi ban medium-medium. Dia menunjukkan itu dalam simulasi balapan FP4 dengan pace 1 menit 33 detik kecil. Namun, jika dibandingkan dengan pace Quartararo pada sesi simulasi itu, Vinales perlu berjuang lebih keras saat balapan, terutama dalam mencetak ritme setelah start.
Dalam simulasi balapan, Quartararo memiliki pace konsisten 1 menit 32 detik besar dengan ban medium-keras. Pace itu sedikit lebih baik dibandingkan saat menggunakan ban medium-medium.
Pemilihan ban akan sangat menentukan hasil balapan di Assen, sirkuit berkarakter cepat dan mengalir. Jika menggunakan ban belakang keras, Quartararo akan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai suhu kerja ban ideal untuk memacu motor dibandingkan dengan ban belakang medium. Namun, dalam 26 putaran di sirkuit sepanjang 4,5 kilometer itu, dia bisa memiliki keuntungan ban di lap-lap akhir.
”Saya sangat senang karena sepanjang akhir pekan ini feeling saya tidak terlalu bagus dengan ban belakang lunak. Dalam kesempatan pertama (Q2) saya melakukan 31,9 detik dan dalam putaran terakhir saya melakukan sedikit kesalahan, sedikit melebar, seperti inilah hasilnya dan saya sangat senang karena ban belakang lunak bukan favorit saya di sini, saya tidak tahu mengapa. Saya merasa cepat dan perlu melakukan itu pada Minggu,” ujar Quartararo.
Pemilihan ban juga menjadi masalah krusial bagi tim lain, terutama Ducati yang sangat kesulitan dengan ban berkompon lunak. Akan tetapi, mereka memiliki pace lebih baik dengan ban medium dan keras. Namun, ban medium sepertinya akan menjadi pilihan utama, terutama saat temperatur sirkuit tidak terlalu panas. Kerja keras Ducati memperbaiki performa Desmosedici membuahkan posisi start ketiga yang diraih Francesco ”Pecco” Bagnaia.
”Ini luar biasa, apa yang kami lakukan sepanjang akhir pekan ini. Motor kami tidak sempurna di sini dan kami sangat kesulitan. Namun, selangkah demi selangkah kami memperbaiki, dari dalam FP3 dan FP4 kami semakin baik. Pace kami membaik, tetapi tidak terlalu bagus dibandingkan Yamaha,” ujar Pecco yang mengawali kualifikasi dari Q1.
”Start dari baris terdepan sengat bagus. Saat balapan akan sangat sulit, tetapi saat ini saya sangat senang dan saya berharap berikutnya bisa lebih baik,” ujar Bagnaia.
Peluang Bagnaia meraih podium sangat terbuka dengan performanya yang terus menempel para pebalap Yamaha. Namun, dia bukan satu-satunya pemacu Desmosedici yang tampil bagus. Dia berpotensi besar bersaing dengan Johann Zarco, pebalap tim satelit Ducati Pramac Racing. Zarco yang juga lolos dari Q1 akan start dari posisi kelima satu baris dengan pebalap LCR Honda, Takaaki Nakagami, di posisi keempat dan pebalap KTM, Miguel Oliveira, di posisi keenam.
”Ini sangat bagus setelah kami cukup kecewa kemarin. Sangat bagus dia (Pecco) lolos dari Q1 ke Q2 dan sangat penting bagi dia start di baris terdepan. Yamaha sepertinya memiliki pace yang lebih baik. Namun, balapan adalah balapan dan kita lihat saja besok,” ujar Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti.
Sementara itu, Marc Marquez akan start dari posisi ke-20 setelah terjatuh di Tikungan 9 dalam sesi kualifikasi pertama (Q1). Pebalap tim Repsol Honda itu mengalami akhir pekan yang sulit setelah mengalami kecelakaan besar dalam FP2 pada Jumat. Dia terbanting ke aspal dengan lutut kanan sebagai tumpuan pertama sebelum terlempar ke area kerikil tepi lintasan. Kecelakaan itu memengaruhi kondisi fisik serta kepercayaan dirinya terhadap pengendalian motor. Kecelakaan itu akibat sistem elektronik pengendali traksi tidak mencegah ban tergelincir.
Marquez terjatuh pada FP2 saat mengikuti Joan Mir, sedangkan dalam Q1 dia sedang membuntuti Iker Lecuona. Akhir pekan ini Marquez berusaha mencari setelan motor yang lebih baik berdasar setelan seri Italia dan Catalunya. Dia tidak menggunakan setelan motor seri Jerman di mana dia meraih kemenangan karena karakter sirkuit sangat berbeda.
Sementara rekan setimnya, Pol Espargaro, menggunakan setelan motor seperti di Sachsenring di mana dia finis ke-10 terpaut hampir 15 detik dari Marquez. Setelan itu ternyata berfungsi dengan baik di Assen yang berkarakter cepat dan mengalir. Espargaro mampu bersaing di papan atas selama sesi latihan dan mencetak pace yang bagus, terutama FP1 dan FP3 di mana dia di posisi kedua dan ketiga. Namun, dalam kualifikasi, Espargaro hanya mampu meraih posisi start ke-11, satu posisi di atas pebalap Petronas SRT Yamaha, Valentino Rossi.