Antusiasme di Lapangan Rumput
Para petenis papan atas dunia datang ke Wimbledon dengan antusiasme yang tinggi. Turnamen Grand Slam ini kembali digelar setelah tahun lalu dibatalkan karena pandemi.
”Kami siap untuk Anda”. Sapaan itu disampaikan panitia Wimbledon dalam akun Twitter, melengkapi video suasana di All England Club, London, menyambut Wimbledon 2021. Petenis top dunia yang berdatangan sejak pekan lalu menyambut antusias Grand Slam klasik yang telah dinanti selama dua tahun tersebut.
Dampak pandemi Covid-19 yang menghentikan semua ajang olahraga sejak Maret 2020 membuat Wimbledon menjadi satu-satunya Grand Slam yang tidak digelar pada tahun lalu. Ini menjadi pembatalan pertama sejak Perang Dunia II.
Oleh karena itu, Roger Federer, Novak Djokovic, Iga Swiatek, dan bintang tenis lainnya memperlihatkan sukacita mereka ketika tiba di All England Club tahun ini. Mengenakan pakaian, sepatu, dan kaus kaki serba putih, yang menjadi ciri khas peserta Wimbledon, mereka mengunggah foto di tengah hijaunya lapangan yang ditanami jenis rumput perennial ryegrass bertinggi delapan milimeter itu.
Djokovic, yang dua pekan lalu menjuarai Perancis Terbuka, tiba di All England Club dalam suasana hati yang tenang. Namun, dia membawa motivasi besar untuk menyamai dua rivalnya, Federer dan Rafael Nadal, yang telah 20 kali menjuarai Grand Slam.
Gelar dari Australia dan Perancis Terbuka tahun ini, bahkan, membuat Djokovic menargetkan ”Golden Slam”, yaitu menjuarai empat Grand Slam dan Olimpiade dalam satu tahun penyelenggaraan. Sejauh ini, hanya ada satu petenis yang bisa melakukan itu, yaitu Steffi Graf, pada 1988.
”Grand Slam adalah motivasi terbesar hingga saya bisa mencapai tahap seperti ini dalam karier. Saya pernah mengatakan ini sebelumnya dan ingin memaksimalkan kesempatan sebaik mungkin setiap kali bertanding di Grand Slam,” ujar Djokovic yang akan berhadapan dengan petenis tuan rumah, Jack Draper, pada laga pembuka di Lapangan Utama, Senin (28/6/2021).
Baca juga : Wimbledon dan Olimpiade Kehilangan Bintang
Djokovic memang piawai dalam mengatur penampilan hingga mencapai puncaknya pada Grand Slam. Dari 13 Grand Slam sejak 2018, pada momen kebangkitan setelah terpuruk pada 2017, petenis Serbia itu tujuh kali menjadi juara.
Tahun ini, Djokovic juga difavoritkan untuk mempertahankan gelarnya di Wimbledon. Itu didukung dengan hasil undian yang akan mempertemukannya dengan petenis yang selama ini cenderung mudah dikalahkan.
Level kepercayaan diri saya sangat tinggi, apalagi setelah memenangi dua Grand Slam tahun ini. Menang di Roland Garros menguras fisik dan mental, tetapi sekaligus memberi energi dan kepercayaan diri.
Jika bisa melewati Draper, potensi lawan berikutnya bagi petenis nomor satu dunia itu di paruh atas undian adalah Kevin Anderson, Alejandro Davidovich Fokina, Gael Monfils, Jannik Sinner/Andrey Rublev, dan Stefanos Tsitsipas. Monfils, bahkan, selalu kalah dari 17 pertemuan dengan Djokovic.
”Level kepercayaan diri saya sangat tinggi, apalagi setelah memenangi dua Grand Slam tahun ini. Menang di Roland Garros menguras fisik dan mental, tetapi sekaligus memberi energi dan kepercayaan diri,” ujar Djokovic, yang langsung berlatih di lapangan rumput, empat hari setelah menjuarai Perancis Terbuka.
Baca juga : Pertarungan Besar Nadal-Djokovic
Mundurnya penyelenggaraan Perancis Terbuka, 30 Mei-13 Juni, selama sepekan membuat jeda dengan Wimbledon hanya berlangsung dua pekan, alih-alih tiga pekan seperti biasa.
Motivasi Federer, yang hanya bertanding di Australia Terbuka pada 2020 karena cedera lutut kanan, tidak kalah besar. Dia telah melupakan kekalahan dari Djokovic pada final Wimbledon 2019 yang membuatnya sempat terpuruk. Kekalahan dalam lima set itu dialami setelah Federer mendapat match point terlebih dulu.
Dia juga kecewa dengan sikap dan penampilannya ketika dikalahkan Felix Auger-Aliassime, 6-4, 3-6, 2-6, pada babak kedua ATP 500 Halle. Padahal, di salah satu turnamen pemanasan Wimbledon itu, Federer telah sepuluh kali menjadi juara.
”Sikap dan penampilan saya tidak sesuai standar yang saya inginkan. Becermin pada momen tersebut, itu tidak akan terjadi di sini karena saya sangat siap, antusias, dan bersemangat,” kata Federer.
Baca juga : Novak Djokovic Selalu Termotivasi oleh Rekor
Jika lolos ke pekan kedua, yang menjadi target petenis berusia 39 tahun itu saat ini, Federer bahkan yakin bisa membuka peluang untuk juara. ”Saya datang ke sini dengan mental yang lebih kuat dibandingkan turnamen di Halle,” ujar Federer yang akan berhadapan dengan Adrian Mannarino pada babak pertama di paruh bawah undian.
Dalam masa latihan di All England Club, Federer pun menyempatkan diri berlatih bersama Andy Murray yang tidak pernah mereka lakukan selama 15-16 tahun terakhir. Murray adalah juara 2013 dan 2016, sementara Federer memiliki delapan gelar dari Wimbledon.
”Sangat menyenangkan bisa berada satu lapangan dengan Andy. Saya pikir, kami terakhir latihan bersama di Australia Terbuka 2005, tetapi menurut Andy di Roma 2006. Yang pasti, kami sudah lama tak melakukannya,” kata Federer yang berharap dia dan Murray bisa melangkah jauh di Wimbledon kali ini.
Tampil karena mendapat wildcard, Murray akan berhadapan dengan Nikoloz Basilashvili pada babak pertama. Calon lawan berat akan ditemui mulai babak ketiga, yaitu Denis Shapovalov. Berada di paruh atas undian, Murray berada dalam zona persaingan yang sama dengan Djokovic.
Di putri, Iga Swiatek juga memiliki motivasi besar setelah hanya bertahan pada babak pertama dalam debutnya pada 2019. Dengan hasil pada dua tahun lalu, targetnya pun tidak terlalu tinggi meski dia ditempatkan sebagai unggulan ketujuh.
”Saya tidak ingin memberi tekanan karena tidak punya banyak pengalaman di sini. Saya hanya akan belajar sebanyak mungkin karena pengalaman menjadi faktor penting saat tampil di lapangan rumput,” kata juara Perancis Terbuka 2020 itu.
Saya tidak ingin memberi tekanan karena tidak punya banyak pengalaman di sini. Saya hanya akan belajar sebanyak mungkin karena pengalaman menjadi faktor penting saat tampil di lapangan rumput.
Lawannya pada babak pertama adalah petenis Taiwan yang sering menyulitkan nama-nama besar, yaitu Hsieh Su Wei. Petenis berusia 35 tahun ini menembus babak keempat Wimbledon 2018 dan perempat final Australia Terbuka 2021 sebagai hasil terbaik di arena Grand Slam.
Memiliki target berbeda, petenis melewati gerbang All England Club dengan motivasi dan antusiasme yang sama besar. Apalagi, mereka telah menantikan turnamen klasik ini selama dua tahun. (REUTERS/AFP)