Kecelakaan horor yang dialami oleh Marc Marquez dalam sesi latihan MotoGP seri Belanda menegaskan masalah besar Honda RC213V yaitu daya cengkeram ban belakang yang sangat rendah.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
ASSEN, JUMAT – Kemenangan Marc Marquez di Sachsenring akhir pekan lalu bukanlah “bola kristal” yang menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh Honda. Meskipun dia mampu memperbaiki pengendalian RC213V dengan menggunakan sasis lama, masalah terbesar motor MotoGP mereka adalah daya cengkeram ban belakang yang minim. Masalah itu yang membuat Marc Marquez mengalami kecelakaan high side menakutkan di Tikungan 11 dalam sesi latihan bebas kedua di Sirkuit Assen, Belanda, Jumat (25/6/2021).
Rekaman ulang video latihan menunjukan ban belakang Marquez tergelincir saat memasuki Tikungan 11. Sepersekian detik kemudian, dalam posisi gas diturunkan oleh Marquez, motor mengalami high side. Juara dunia delapan kali di semua kelas itu terlempar ke udara dan terjatuh ke aspal dengan lutut kanan lebih dahulu membentur permukaan. Marquez berjalan pincang saat meninggalkan area kerikil, tetapi saat tiba di garasi tim dia sudah berjalan normal.
Marquez tidak melanjutkan latihan yang menyisakan waktu sekitar 30 menit, dan garasi pebalap bernomor 93 itu ditutup. Sesi latihan kedua itu diakhiri dengan kondisi hujan, dan hanya beberapa pebalap yang berada di lintasan menggunakan ban basah. Saat Marquez kecelakaan, dia sedang berada di posisi keempat tercepat di bawah Fabio Quartararo, Miguel Oliveira, dan Maverick Vinales yang memuncaki FP1 dan FP2.
Kecelakaan seperti ini merupakan masalah besar yang membelenggu RC213V dan membuat para pebalap Honda kurang kompetitif sejak musim lalu. Daya cengkeram ban belakang yang minim diyakini oleh sejumlah pakar bersumber dari mesin. Namun, Honda belum bisa membenahi masalah itu karena musim ini ada pembekuan pengembangan mesin. Mereka hanya bisa mengurangi skala masalah itu dengan menggunakan sasis baru.
Namun, sasis baru itu juga tidak menyelesaikan masalah pengendalian RC213V musim ini. Sejumlah paket perbaikan yang dicoba oleh Pol Espargaro, Takaaki Nakagami, dan Alex Marquez saat pramusim di Qatar, juga tidak berpengaruh besar dalam perbaikan performa motor. Marquez tidak terlibat dalam pengembangan motor sejak cedera lengan atas kanan saat balapan seri pertama musim 2020.
Pebalap andalan tim Repsol Honda itu baru membalap pada seri ketiga MotoGP 2021 di Portimao, Portugal. Sejak saat itu, dia sudah merasakan ada sesuatu yang janggal, karena dia tidak mengenal motor seperti sebelumnya. Dia perlahan mengubah setelan motor sesuai dengan karakter membalapnya, tetapi dia tetap belum bisa mengenali motornya.
Setelan motor mendekati 2019 dan sekarang semua pebalap Honda akan menggunakan motor yang sama dengan yang saya gunakan, karena saya satu-satunya pebalap yang menggunakan motor sedikit berbeda.
Marquez pun meminta kembali menggunakan sasis lama yang dia kenal, yaitu sasis motor 2019 dan 2020 sejak seri Perancis di Le Mans. Setelan terus diperbaiki di Mugello dan Montmelo. Perubahan itu membuahkan podium tertinggi di Sachsenring. Namun, karakter sirkuit seri Jerman itu bukanlah setelan dasar yang bisa diterapkan untuk banyak sirkuit. Oleh karena itu, pada seri Belanda akhir pekan ini, mereka memulai dari setelan di Mugello dan Montmelo.
“Setelan motor mendekati 2019 dan sekarang semua pebalap Honda akan menggunakan motor yang sama dengan yang saya gunakan, karena saya satu-satunya pebalap yang menggunakan motor sedikit berbeda,” ungkap Marquez.
Para pebalap Honda secara bertahap akan meninggalkan sasis 2021. Akhir pekan ini, performa pada pebalap Honda mulai menunjukan perbaikan. Pol Espargaro sempat memuncaki FP1 sebelum digusur oleh pebalap Yamaha Vinales. Dalam FP2, Nakagami dan Espargaro juga kompetitif dengan berada di lima besar, bersaing dengan para pebalap Yamaha. Namun, Espargaro juga mengalami kecelakaan di Tikungan 5 dalam FP2. Hal ini menegaskan, masalah daya cengkeram ban belakang yang membelenggu Honda.
“Bagi perusahaan seperti Honda, yang terbiasa memenangi banyak balapan di sepanjang balapan yang mereka jalani, periode ini sangat menyakitkan. Tetaoi kami memahami bahwa hidup kadang bisa sulit dan saat ini kami memiliki sejumlah masalah,” ujar Manajer Repsol Honda Alberto Puig di kutip Crash.