Marc Marquez memiliki naluri yang tajam untuk merasakan keanehan pada motor RC213V musim ini. Dia pun memicu langkah baru untuk mengurai akar permasalahan yang selama ini tak terbaca oleh pebalap Honda lainnya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
ASSEN, JUMAT — Honda Racing Corporation tidak hanya kehilangan kemampuan memenangi balapan MotoGP selama Marc Marquez menjalani pemulihan cedera humerus kanan selama sembilan bulan. Tim pabrikan asal Jepang itu juga kehilangan masukan penting dalam pengembangan motor RC213V sehingga membuat tim tersukses di MotoGP itu kesulitan bersaing musim ini. Namun, arah pengembangan mereka perlahan kembali ke jalur yang tepat setelah Marquez kembali balapan sejak seri ketiga musim 2021 di Portimao, Potugal.
Marquez pun kembali ke setelan dasar dan tidak menggunakan sasis terbaru setelah menemukan keanehan pada RC213V spesifikasi 2021. Motor itu yang dia pakai memenangi balapan seri Jerman di Sirkuit Sachsenring, akhir pekan lalu. Secara prinsip, mesin motor 2021 sama dengan 2020 karena ada pembekuan pengembangan. Perubahan yang dilakukan pada musim ini ada pada sasis dan komponen aerodinamika.
Saat dia kembali balapan di Portimao, Rossi menggunakan motor dengan setelan dasar seperti yang dipakai oleh pebalap penguji, Stefan Bradl. Marquez perlahan melakukan perubahan setelan untuk kembali ke gaya membalapnya. Seiring kondisi fisik yang membaik serta gaya membalap yang semakin mendekati karakternya, Marquez menemukan sesuatu yang ganjil pada motor musim 2021.
”Tahun lalu saya tidak membalap. Honda HRC terus mencoba sejumlah komponen baru untuk para pebalap yang berkompetisi, beberapa komponen baru itu mereka sukai dan terpasang di motor, dan performa motor pun tidak jelek,” kata Marquez dikutip Crash, Kamis (24/6/2021).
Alex Marquez, kata Marquez, finis di podium dua kali dan dalam balapan terakhir musim 2020 dia konsisten berada di sepuluh besar. Takaaki Nakagami juga cepat, menempati posisi start terdepan di Aragon.
”Dalam balapan pertama saya (di Portimao), saya tidak bisa memahami motor, tetapi begitu saya mulai memahami, saya merasakan sesuatu yang aneh dan kemudian mulai menganalisis bersama seluruh tim dan para insinyur Honda terkait apa yang mereka lakukan selama pramusim di Qatar,” lanjut Marquez.
Menurut Marquez, mereka mengubah beberapa hal. Semua pebalap di tes Qatar menyukai itu dan mempertahankan, tetapi performa sama saja, atau bahkan lebih jelek. ”Jadi, jika Anda menyukai sesuatu, Anda perlu menjadi lebih cepat di trek,” ucap juara dunia delapan kali di semua kelas itu.
”Jadi, itulah saatnya kami mulai memperhatikan semua hal itu dan kami tiba pada satu titik di mana saya mengatakan, ’Oke, saya ingin kembali ke sesuatu yang saya tahu’. Dan sesuatu yang saya tahu adalah (motor) 2019, dan 2020 di Jerez,” ungkap pebalap asal Spanyol itu.
”Sekarang kami membalap dengan dasar itu dan dari dasar itu kami mulai bekerja. Setelan mendekati 2019 dan sekarang semua pebalap Honda berharap menggunakan motor yang mirip dengan yang saya gunakan, karena saya satu-satunya yang menggunakan motor yang sedikit berbeda,” tutur Marquez.
Rekan setim Marquez, Pol Espargaro, telah menyatakan ingin menggunakan motor yang sama dengan Marquez seusai seri Jerman. Dia ingin membandingkan jalur adaptasi yang telah dia jalani sejak Qatar dengan jalur yang ditempuh Marquez hingga bisa meraih kemenangan ke-11 beruntun di Sachsenring.
Balapan di Sachsenring sangat mengecewakan bagi Espargaro karena waktu total dia terpaut 14,769 detik dari Marquez. Ini pukulan telak bagi Espargaro yang menjelang awal musim ini optimistis bisa beradaptasi dengan RC213V. ”Ini pertama kali saya kehilangan begitu banyak waktu dibandingkan rekan setim saya. Saya pikir tidak pernah dalam hidup saya, saya kalah 14 detik dari rekan setim saya. Ini membuka mata saya. Saya perlu bekerja lebih keras,” ujar pebalap asal Spanyol itu, dikutip Crash.
Espargaro pun kini ingin menggunakan motor yang sama dengan yang digunakan Marquez supaya bisa membandingkan dan menemukan arah adaptasi yang tepat. ”Mulai saat ini saya berpikir akan berusaha menyalin setelan milik Marc, sasis Marc, karena dia menggunakan yang berbeda dari kami. Saya akan menyalin arah dia. Hingga momen itu (Marquez menang di Jerman), kami tidak terlalu jauh dalam ritme, waktu putaran, tetapi balapan ini, selisihnya sangat tajam,” ungkap Espargaro.
”Jadi, satu-satunya jalan yang saya lihat adalah meniru setelan dia, motor dia, sasis dia, dan kemudian merunut jalur dia sesegera mungkin. Sejak momen itu tidak ada lagi alasan (atas hasil buruk). Saya perlu melakukan apa yang dia lalukan, kalau tidak saya terlalu lambat bagi (potensi) motor,” kata Espargaro.
Menurut Marquez, saat ini Espargaro sedikit kesulitan untuk menemukan cara menjadi cepat dan khususnya konsisten dengan Honda. Para pebalap Honda lainnya pun sedikit kesulitan. Mungkin hanya Nakagami pebalap yang memahami lebih baik cara mengendarai.
Jadi, satu-satunya jalan yang saya lihat adalah meniru setelan dia, motor dia, sasis dia, dan kemudian merunut jalur dia sesegera mungkin.
”Namun, Sachsenring sepertinya tidak membuat semua (masalah) menghilang. Kami dalam momen sulit. Saya tidak membantu motor, motor tidak membantu saya, dan kompromi ini membuat semuanya menjadi lebih sulit. Tetapi, kami dalam proses dan kami akan berusaha mencoba beberapa hal baru selangkah demi selangkah. Kita lihat saja apakah dalam paruh kedua musim ini kami bisa mulai mempersiapkan 2022,” tutur Marquez.
Marquez mengatakan, kemenangan adalah motivasi hebat pada sisi mental dan dia yakin bisa melakukan itu. Namun, itu untuk ke depan, bukan saat ini. Ini akan menjadi target. ”Akhir pekan ini (di Assen, Belanda) kami akan berusaha melakukan langkah (maju), tetapi langkah dibandingkan dengan Mugello-Montmelo, bukan Sachsenring,” ujar Marquez.
”Sachsenring adalah Sachsenring. Di sirkuit lain, itu akan berbeda. Ini berarti berusaha berada dalam 10 besar, bukan lebih baik,” pungkasnya.