Spanyol dan Swedia lolos ke 16 Piala Eropa. Keduanya turut lolos dari lubang jarum, Spanyol bisa bangkit dengan menang telak 5-0 atas Slovakia dan Swedia selamat dari teror serangan Polandia dalam laga yang berakhir 3-2.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
SEVILLA, KAMIS —Setelah menuai hasil kurang maksimal dalam dua laga awal Grup E Piala Eropa 2020, Spanyol akhirnya meraih kemenangan pertamanya dengan skor meyakinkan 5-0 atas Slowakia pada laga terakhir penyisihan grup di Stadion Estadio de La Cartuja, Sevilla, Spanyol, Rabu (23/6/2021). Kemenangan itu sekaligus memastikan ”La Furia Roja” lolos ke 16 besar.
”Suasananya luar biasa dan kami sekarang tidak sabar untuk laga berikutnya. Saya memperingatkan semua orang bahwa ketika gabus dilepaskan dari botol, sampanye akan mengalir dan itu apa yang terjadi di sini (setelah imbang dua kali, Spanyol akhirnya berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik). Namun, kami memiliki hal-hal yang harus diperbaiki, pasti,” ujar Pelatih Spanyol Luis Enrique di laman UEFA.
Spanyol membutuhkan kemenangan dalam laga ini untuk mengamankan peluangnya ke 16 besar. Maka itu, sejak awal laga, mereka ngotot untuk memburu gol. Namun, upaya tim peringkat keenam dunia itu tidak mulus. Penjaga gawang Slowakia, Martin Dubravka, bermain sangat apik untuk menggagalkan semua peluang tim tuan rumah, termasuk menepis penalti Alvaro Morata di menit ke-12.
Sayangnya, penampilan Dubravka jadi antiklimaks ketika membuat gol bunuh diri di menit ke-30. Berawal dari tendangan jarak jauh gelandang Spanyol, Pablo Sarabia, yang membentur mistar gawang, bola bergulir lurus ke langit sebelum jatuh ke bumi. Saat bola jatuh, Dubravka justru meninju bola ke gawangnya sendiri.
Seusai gol itu, Spanyol bermain lebih lepas dan kian menguasai permainan. Pertahanan Slowakia terus dikurung dan situasi memburuk karena kepercayaan diri Dubravka menurun. Tak pelak, tim tamu diberondong empat gol lainnya, yakni gol tandukan bek Aymeric Laporte di menit ke-48, gol sontekan Sarabia di menit ke-56, gol sontekan penyerang Ferran Torres di menit ke-67, dan gol bunuh diri gelandang Slowakia, Juraj Kucka, di menit ke-71.
Gol tercepat
Ferran Torres mencetak gol hanya 44 detik setelah masuk menggantikan Morata di menit ke-65. Gol pemain Manchester City itu menjadi gol pemain pengganti tercepat di Piala Eropa sejak sesama pemain Spanyol, Juan Carlos Valeron, mencetak gol cuma 39 detik setelah masuk sebagai pemain pengganti kala timnya menghadapi Rusia di Piala Eropa 2004 Portugal.
Spanyol berani dan dominan. Mereka telah mendapatkan lagi semangatnya.
Secara keseluruhan, ini untuk pertama kali Spanyol mencetak lima gol dalam satu laga Piala Eropa. Mereka menjadi tim kelima yang menang dengan margin lima gol dalam satu laga Piala Eropa setelah Perancis dan Denmark pada Piala Eropa 1984 Perancis, Belanda pada Piala Eropa Belgia-Belanda 2000, dan Swedia pada Piala Eropa 2004. ”Spanyol berani dan dominan. Mereka telah mendapatkan lagi semangatnya,” kata mantan pesepak bola asal Inggris, Chris Sutton, dilansir BBC.
Pakar sepak bola Spanyol, Guillem Balague, dikutip BBC mengatakan, tidak ada yang salah dengan permainan Spanyol di Piala Eropa sejauh ini. Bahkan, tim pengoleksi tiga trofi Piala Eropa itu dinilai menunjukkan salah satu performa terbaiknya di kejuaraan tersebut. ”Variasi serangan yang baik, tekanan yang baik, tempo yang baik, secara keseluruhan Spanyol terbaik yang pernah saya lihat selama ini,” tuturnya.
Tiga poin itu membuat Spanyol keluar sebagai runner-up Grup E dengan lima poin. Mereka berada di bawah Swedia di puncak klasemen dengan tujuh poin dan di atas Slovakia di urutan ketiga dengan tiga poin serta Polandia sebagai juru kunci dengan satu poin.
Di 16 besar, Spanyol bakal bertemu runner-up Grup D, Kroasia, di Stadion Parken, Kopenhagen, Denmark, Senin (28/6). ”Hanya masalah waktu untuk kami mencetak gol. Sekarang, kami menghadapi laga sistem gugur yang sangat sulit. Kroasia yang jadi lawan kami. Mereka memiliki pemain yang kami kenal baik dan mereka juga mengenal kami,” tutur bek Spanyol, Eric Garcia, di laman UEFA.
Swedia selamat
Swedia selamat dari teror Polandia dalam laga yang berlangsung di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg, Rusia, Rabu. Mereka menang dengan skor tipis 3-2 dan mengamankan posisi di puncak klasemen untuk melaju ke 16 besar.
Di awal laga, Swedia bermain amat menjanjikan. Mereka bisa unggul lebih dahulu 2-0, yakni lewat gol sepakan keras gelandang serang Emil Forsberg dari dalam kotak penalti di menit kedua dan gol sontekan Forsberg dari dalam kotak penalti di menit ke-59.
Dua gol itu turut menahbiskan Forsberg sebagai pemain terbaik laga tersebut. Bahkan, gol pertamanya menjadi gol tercepat kedua dalam sejarah Piala Eropa, yakni hanya dalam 81 detik setelah kick off. Ini hanya kalah dari gol mantan pemain Rusia, Dmitry Kirichenko, pada laga Rusia kontra Yunani pada Piala Eropa 2004, yakni dalam 65 detik setelah laga dimulai.
Akan tetapi, setelah dua gol itu, Polandia bermain sporadis untuk membalikkan kedudukan. Asa itu terbuka saat striker sekaligus kapten Polandia, Robert Lewandowski, berhasil mencetak dua gol untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2, yakni melalui tendangan keras dari dalam kotak penalti di menit ke-61 dan sepakan datar dari dalam kotak penalti di menit ke-84.
Sesudah itu, pertahanan Swedia terus dikurung pemain Polandia. Namun, di menit ke-93 atau 2 menit sebelum laga berakhir, gelandang tim berjuluk ”Blagult” atau Si Biru-Kuning itu, Viktor Claesson, berhasil menembus pertahanan Polandia dan mencetak gol lewat tendangan keras dari dalam kotak penalti.
”Awal laga begitu gila. Polandia menjadi putus asal karena kami mencetak dua gol dan mereka gagal membuat gol walau mendapatkan sejumlah peluang. Namun, mereka akhirnya bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dengan gol yang terlalu mudah. Untungnya, kami bisa mencetak gol ketiga dan ini menjadi kebahagiaan yang murni,” tutur Forsberg dikutip The Guardian.
Di 16 besar, Swedia bakal berjumpa dengan Ukraina di Stadion Hampden Park, Glasgow, Skotlandia, Rabu (30/6). ”Yang paling penting saat ini adalah pemulihan pemain, bagaimana agar mereka kembali mendapatkan cairan dan tubuh menjadi fit. Pada Sabtu, kamu baru memikirkan lawan yang akan dihadapi. Pasti, itu menjadi laga yang membutuhkan lebih banyak energi,” ujar Pelatih Swedia Janne Andersson di laman UEFA.