Dari Modric Hingga Saka, Pemecah Mitos Usia Emas Atlet
Pada malam yang sama, Luka Modric dan Bukayo Saka, dua pemain yang nyaris berbeda generasi, tampil memukau di lapangan hijau. Mereka menunjukkan bahwa usia emas pesepak bola hanyalah angka dan mitos.
Usia hanyalah sebatas angka. Hal itu telah dibuktikan oleh sejumlah pemain, di antaranya Luka Modric dan Bukayo Saka, di Piala Eropa 2020. Usia emas pesepak bola saat ini hanyalah mitos.
Modric misalnya, masih menjadi sosok penting tim nasional Kroasia di usia 35 tahun. Ia mencetak gol indah yang membuat bola tendangannya melesat bak roket saat menghadapi Skotlandia, Rabu (23/6/201) dini hari WIB. Efek dari sepakan kaki kanan bagian luar menciptakan lengkungan indah yang tidak terjangkau kiper jangkung Skotlandia, David Marshall.
Marshall, dengan tubuh setinggi 1,91 meter, hanya bisa pasrah membiarkan bola mengoyak jala gawangnya. Gol tidak bisa dihindari. Modric langsung berpesta dengan rekan-rekannya di pinggir lapangan. Dia mengepalkan kedua tangan sambil berteriak ke arah tribun penonton pada laga yang dimenangi Kroasia, 3-1, itu.
”Sang penyihir 35 tahun masih bisa memberikan performa magis untuk negaranya,” tulis FIFA di Twitter menyambut gol itu. Selain satu gol, ia juga meyumbang satu asis. ”Ia (Modric) hal terhebat yang pernah dimiliki Kroasia,” ungkap Ivan Rakitic, sahabat Modric, menambahkan.
Baca juga : Keabadiaan Ronaldo, Antara Minuman Bersoda dan Air Mineral
Saking bahagianya, surat kabar asal Kroasia, 24Sata, sampai mencetak penuh foto selebrasi wajah Modric di halaman depan berjudul “Hati yang Lebih Berani adalah Pemenangnya”. Mereka menyiratkan, usia tua bukan segalanya untuk Modric. Dengan tekad dan keberanian, sang kapten timnas Kroasia tetap bisa kembali memimpin tim untuk menuju kejayaan di Piala Eropa 2020.
Gol tersebut tidak hanya indah seperti mahakarya, tetapi juga mengantar Kroasia lolos ke babak 16 besar. Rekor pun terpecahkan. Gelandang klub Real Madrid itu menjadi pemain tertua yang mencetak gol untuk Kroasia di Piala Eropa, yaitu dalam usia 35 tahun dan 286 hari. Uniknya, Modric sekaligus adalah pemegang rekor pencetak gol termuda untuk Kroasia di turnamen tersebut, yaitu dalam usia 22 tahun dan 73 hari.
Dua rekor ini menggambarkan sosok abadi seorang Modric. Setelah 13 tahun lamanya mencetak gol kemenangan Kroasia atas Austria pada Piala Eropa 2008, dia tetap jadi pahlawan timnya, kemarin. Pemilik gelar pemain terbaik dunia 2018 itu masih terus memimpin timnya dalam upaya meraih trofi.
”Saya tidak tahu bagaimana Modric mampu melakukannya. Karena kita semua pasti berpikir dia akan melemah pada usia saat ini (35 tahun), kan? Tetapi, dia justru semakin bagus dan memimpin tim ini. Dia seperti tak pernah lelah. Saya bangga dengannya,” ungkap Pelatih Kroasia Zlatko Dalic.
Pada hari dan jam sama, berlangsung juga laga Grup D antara Inggris versus Republik Ceko. Dalam laga ini, Pelatih Gareth Southgate membuat keputusan kontroversial. Dia memainkan striker 19 tahun, Bukayo Saka, alih-alih Phil Foden, sejak menit pertama.
”Perjudian” itu terbayar lunas. Saka menjadi bintang baru yang langsung bersinar dalam debutnya di Piala Eropa. Meskipun tidak berkontribusi dalam gol Inggris yang menang 1-0 pada laga itu, Saka memberikan suntikan gairah dalam permainan tim ”Tiga Singa”.
Melalui dribel akurat dan kecepatan tinggi, Saka berkali-kali membongkar pertahanan Ceko dari sisi kanan. Dia membuat lima kali dribel sukses. Menurut Squawka, jumlah itu adalah yang terbanyak dibuat pemain Inggris dalam satu laga di Piala Eropa 2020. Tidak ayal pemain asal Arsenal tersebut diberikan penghargaan pemain terbaik pada laga itu.
Baca juga : Bukayo Saka, Peluru Tertajam Arsenal
Penghargaan diraih Saka
Dari 32 laga Piala Eropa 2020 yang telah berjalan sejauh ini, untuk pertama kalinya penghargaan diberikan kepada remaja. ”Dia berani menyerang dan menikmati laga. Saka memberikan pilihan rumit bagi Southgate dengan penampilannya,” ungkap Ian Wright, mantan penyerang timnas Inggris, memuji Saka.
Berkat penampilannya itu, pendukung Inggris yang hadir di Stadion Wembley kembali antusias. Sebelumnya, para pendukung tuan rumah sempat mencemooh para pemain Inggris karena permainan monoton saat ditahan Skotlandia, 0-0.
Maka, Saka dan Modrid bisa dikatakan melawan kelaziman, yaitu di mana usia emas pesepak bola biasanya ada pada usia 26-30 tahun. Rentang usia itu adalah titik puncak pemain dari faktor kedewasaan dan fisik pemain. Sejarah dalam lima edisi Piala Eropa sebelumnya juga mendukung teori usia emas ini.
Menurut penelitian Universitas Vigo, di Spanyol, usia keemasan atlet saat ini cenderung lebih lama dari era-era sebelumnya.
Rata-rata usia pemenang penghargaan pemain terbaik sejak edisi 1996 adalah 28,3 tahun. Adapun rata-rata usia pemenang turnamen ini dalam lima gelaran terakhir adalah 27,3 tahun.
Namun, mitos usia emas tersebut tampaknya mulai luntur pada edisi tahun ini. Banyak pemain muda ataupun tua justru tampil gemilang. Hal itu bisa dilihat dari daftar peraih pemain terbaik di setiap laga penyisihan grup sejauh ini.
Hanya sekitar 43 persen pemain berusia 26-30 tahun yang meraih penghargaan itu. Sisanya, lebih dari setengah, adalah para pemain di luar usia emas. Sekitar 40,6 persen peraihnya berusia di bawah 26 tahun, adapun 16,4 persen berada di atas 30 tahun.
Hal tersebut diperkuat dengan pembuktian Modric dan Saka dalam malam yang sama. Kedua pemain berbeda jarak usia sekitar 16 tahun itu menjadi pahlawan timnya masing-masing. Padahal, keduanya tidak berada dalam usia emas.
Bagi Saka, penampilannya kemarin memang tidak mengejutkan. Meski masih belia, dia sudah mendapatkan banyak kesempatan tampil dalam kompetisi tertinggi di Arsenal. Musim 2020-2021 lalu, sang pemain serba bisa ini mendapat kesempatan 41 kali tampil sejak menit awal. Jumlah itu terbilang sangat banyak untuk pemain remaja.
Karena itu, Saka tidak canggung ketika bertarung di tengah tekanan panggung terbesar. Dia justru bisa bersenang-senang. “Itu adalah pengalaman yang luar biasa. Ini pertama kali saya menghadapi keramaian Wembley. Saya sangat nyaman bermain, apalagi ketika pendukung meneriakkan nama saya,” ucapnya.
Di sisi lain, anomali Modric memang sudah terjadi beberapa tahun belakangan. Menurut penelitian Universitas Vigo, di Spanyol, usia keemasan atlet saat ini cenderung lebih lama dari era-era sebelumnya.
Pemain di atas 30 tahun tetap mampu menjaga performa karena kemajuan pesat dalam pengkondisian atlet. Selain Modric, bukti lainnya adalah Ronaldo. Penyerang Portugal 36 tahun itu masih mampu memuncaki daftar pencetak gol terbanyak sementara di turnamen itu. Tubuh Ronaldo masih bugar, meskipun ia kini tercatat sudah lima kali tampil di Piala Eropa, sejak 2004 silam.
Pudarnya mitos usia emas semakin terbukti nyata di turnamen terbesar se-Eropa itu. Sekarang, tidak ada lagi ukuran pemain muda atau tua. Yang ada hanya pemain berkualitas atau tidak. (AP/AFP)