Tanpa sang jenderal Chris Paul, Phoenix Suns bersinar di final Wilayah Barat. Suns menaklukkan Clippers dua kali dengan kekuatan kolektif pemain muda dan kecerdasan pelatih.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
PHOENIX, RABU — Absennya jenderal lapangan Chris Paul akibat positif Covid-19 justru meletup semangat darah muda Phoenix Suns. Lewat kemenangan dramatis di detik akhir atas Los Angeles Clippers, tim asuhan Pelatih Monty Williams itu tinggal butuh dua gim lagi untuk melaju ke Final NBA yang pertama kali sejak 1993.
Suns kembali menang atas Clippers, 104-103, pada laga kedua final Wilayah Barat di Phoenix Suns Arena, Phoenix, Rabu (23/6/2021) WIB. Laga dramatis ini ditentukan lewat dunkcenter Suns Deandre Ayton saat kuarter keempat tersisa 0,9 detik.
”Saya tidak terlalu yakin apa yang telah saya lakukan. Saya tidak yakin itu dihitung. Karena itu, saya sempat belum mau merayakannya. Ketika menunggu keputusan wasit, saya sangat khawatir dan stres,” ucap Ayton.
Ketika itu, Suns tertinggal satu poin, 102-103, dalam penguasaan bola terakhir. Ayton dan rekan-rekan sebenarnya masih punya waktu 8,2 detik untuk membalikkan keadaan. Namun, tembakan tiga poin shooting guard Mikal Bridges gagal masuk.
Bola rebound keluar lapangan seusai kemelut di bawah keranjang. Saat wasit memastikan keputusan lewat tayang ulang video, Williams memanggil anak asuhnya. Mereka yang sudah kehabisan timeout merencanakan sesuatu untuk skema terakhir.
Wasit ternyata memberikan bola untuk penguasaan Suns. Forward Suns, Jae Crowder, sebagai pengumpan menjalankan instruksi sang pelatih. Dia melempar bola ke atas keranjang yang langsung disambut Ayton. Dunk itu masuk. Clippers tidak bisa membalas dengan sisa waktu 0,7 detik.
Kemenangan ini mengantar Suns unggul 2-0 dalam seri final wilayah. Mereka hanya butuh dua kemenangan lagi dalam seri tujuh gim ini untuk mengakhiri penantian 28 tahun ke partai puncak NBA.
Saya tidak terlalu yakin apa yang telah saya lakukan. Saya tidak yakin itu dihitung. Karena itu, saya sempat belum mau merayakannya. Ketika menunggu keputusan wasit, saya sangat khawatir dan stres.
Performa Suns dalam dua laga pertama final wilayah sangat mengejutkan. Mereka tetap mampu tampil garang meski tanpa point guard utama, Paul, yang dinyatakan positif Covid-19 beberapa hari sebelum seri melawan Clippers.
Peran Paul digantikan oleh guard berusia 26 tahun Cameron Payne, yang berhasil unjuk gigi dalam gim kedua dengan menghasilkan 29 poin dan 9 asis. Jumlah itu merupakan catatan poin tertingginya sepanjang karier.
Payne bermain nyaris sempurna dengan memasukkan 12 lemparan dari 24 percobaan. Dia juga menghasilkan hampir dua digit asis tanpa sekalipun turnover. Pemain yang baru dua musim di Suns ini terlihat bisa mengisi kekosongan tim tanpa jenderal lapangan terbaiknya.
Kata Payne, dia hanya sebisa mungkin mengisi peran Paul. Hal itu tidak terlepas dari peran Paul yang selalu mengajarinya dari jauh. Bahkan, ketika konferensi pers, Payne sudah mendapat beberapa kali panggilan tak terjawab dari Paul.
”(Paul) menelepon. Saya mungkin sudah punya beberapa kali panggilan tak terjawab darinya. Itulah yang dilakukan Paul. Dia selalu berkomunikasi dengan konstan dan itu sangat berguna untuk tim kami,” ucapnya.
Pelatih Clippers Tyronn Lue bahkan turut memuji penampilan fantastis Payne. Performa itu yang membuat laga ini sengit sejak menit pertama. Jika tidak, Clippers akan menang mudah. ”Kami tidak punya jawaban untuk menjaganya sepanjang permainan. Kecepatan dan kelincahan Payne menyakiti kami dalam laga ini,” ucapnya.
Payne didukung Ayton dan Devin Booker. Selain dunk kemenangan, Ayton juga menyumbang double-double 24 poin dan 14 rebound. Sementara itu, Booker yang menjadi pahlawan di gim pertama selesai dengan 20 poin meski hidungnya sempat berdarah karena benturan pada kuarter ketiga.
”Dunk” langka
Bagi Lue, anak asuhnya sudah berjuang semaksimal mungkin. Mereka kalah hanya karena kurang beruntung pada detik-detik akhir. Dunk ajaib Ayton merupakan hal langka di NBA.
Namun, pelatih yang pernah membawa Cleveland Cavaliers juara NBA ini yakin anak asuhnya mampu bangkit. Sebab, pada dua seri sebelumnya melawan Dallas Maverick dan Utah Jazz, mereka juga tertinggal 0-2 lebih dulu. Kemudian Clippers sukses membalikkan keadaan.
”Kami sudah pernah berada di posisi ini sebelumnya. Meskipun kami membencinya, saya tahu para pemain punya sesuatu untuk menunjukkan sesuatu yang besar nantinya,” ucap Lue.
Clippers juga masih belum bisa diperkuat oleh sang megabintang Kawhi Leonard akibat cedera lutut. Tanpa Leonard, Clippers kembali ditopang oleh forward Paul George (26 poin) dan guard Reggie Jackson (19 poin).
Sebenarnya, Clippers bisa mengunci kemenangan pada sisa 8,2 detik. Namun, George gagal mengeksekusi dua kali lemparan bebas. Kegagalan itu memberikan kesempatan berbalik unggul untuk sang lawan.
”Pastinya itu adalah sebuah peluang yang terlewat. Saya selalu percaya diri dalam lemparan bebas dan selalu bisa mengatasi tekanan saat momen penting dalam lemparan bebas. Tetapi, tidak berhasil malam ini,” ucap George, yang hanya memasukkan 5 lemparan dari 10 percobaan lemparan bebas.
Harapan Suns membuncah jelang gim ketiga di markas Clippers, Staples Center, pada Jumat pukul 08.00 WIB. Paul kemungkinan sudah bisa bergabung kembali dengan tim. Kehadiran Paul akan semakin mendewasakan tim. (AP/AFP)