Skotlandia akan menjalani laga hidup atau mati versus Kroasia pada lanjutan penyisihan Grup D Piala Eropa 2020. Selain kerja keras, Skotlandia berharap pada klenik dan keberuntungan untuk bisa lolos ke fase gugur.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
GLASGOW, SENIN - Tim nasional sepak bola Skotlandia berharap keberuntungan kembali berpihak ke mereka saat menghadapi Kroasia pada laga penyisihan Grup D Piala Eropa 2020 di Stadion Hampden Park, Glasgow, Skotlandia, Rabu (23/6/2021) dini hari WIB. Keberuntungan sebelumnya berada di pihak mereka ketika lolos dari playoff dan menyambangi Inggris pada laga sebelumnya.
Meskipun kini berstatus juru kunci Grup D dengan satu poin, Skotlandia masih berpeluang lolos ke babak 16 besar jika meraih tiga poin atas Kroasia. Mereka setidaknya bisa mengejar tiket babak gugur itu sebagai tim peringkat ketiga terbaik.
”Jika bisa menghadapi Kroasia dengan nilai penampilan delapan atau sepuluh, kami punya harapan cukup baik untuk lolos dari penyisihan grup,” ujar Stephen Clarke, pelatih timnas Skotlandia, di laman UEFA.
Selain kerja keras, Skotlandia juga percaya akan takhayul. Sebelum melawan Inggris di Stadion Wembley, London, pada laga sebelumnya, pemain Skotlandia, Lyndon Dykes, mencukur habis rambutnya. Harapannya, timnya lebih beruntung dalam laga itu. Hasilnya, Skotlandia menahan Inggris, 0-0.
Pemain Queens Park Rangers itu mengaku pernah melakukan ritual serupa jelang melawan Serbia dalam final playoff kualifikasi Piala Eropa 2020, akhir tahun lalu. Hasilnya, Skotlandia menang 5-4 lewat drama adu penalti.
”Laga ini (versus Kroasia) adalah laga besar bagi kami. Mudah-mudahan, itu (tampil dengan kepala plontos) memberi kami sedikit keberuntungan,” kata Dykes.
Kepercayaan diri
Para pemain Skotlandia yakin bisa mengalahkan Kroasia jika bisa konsisten bermain solid seperti kala jumpa Inggris. ”Saya pikir, hasil laga itu memberi kepercayaan diri bahwa kami juga dapat bersaing dengan tim-tim besar. Itulah keyakinan yang kami butuhkan untuk memasuki laga terakhir (penyisihan grup),” tutur bek Skotlandia, Kieran Tierney.
Skotlandia punya modal berharga untuk mengalahkan Kroasia. Paling tidak, sejarah menunjukkan, Skotlandia tidak pernah kalah dari Kroasia. Dari lima laga sejak kali pertama bertemu di kualifikasi Piala Dunia 2002 silam, Skotlandia telah dua kali mengalahkan Krosia. Pada tiga laga lainnya, kedua tim bermain imbang.
”Jika bisa memenangkan laga ini, kami bakal menciptakan sejarah baru (lolos dari penyisihan grup Piala Eropa). Kami sangat menginginkannya,” ujar David Marshall, kiper Skotlandia, penuh motivasi.
Sementara itu, bagi Kroasia, laga kontra Skotlandia juga tidak kalah penting. Jika imbang atau kalah, finalis Piala Dunia Rusia 2018 itu terancam gagal lolos ke babak gugur. Namun, di atas kertas, mereka lebih unggul ketimbang Skotlandia.
Kami wajib mengimbangi agresi mereka untuk mendapatkan peluang menang. Jika tidak, maka akan berakhir buruk untuk kami. (Mateo Kovacic)
Tim yang juga baru mengemas satu poin itu ingin bangkit dan tampil lebih tajam ketika menghadapi Skotlandia. Namun, mereka juga tetap mewaspadai lawannya itu. Mereka enggan bernasib serupa Inggris yang ditahan tanpa gol, 0-0.
”Skotlandia seharusnya tampil jauh lebih baik saat melawan Ceko (kalah 0-2). Mereka memiliki banyak peluang, tampil penuh motivasi, dan menunjukkan semangat juang tinggi ketika menghadapi Inggris. Permainan serupa bakal mereka tunjukkan ke kami karena tiga poin sangat berarti,” ujar Zlatko Dalic, pelatih timnas Kroasia.
Setali tiga uang, Mateo Kovacic, gelandang Kroasia, berkata, timnya perlu mengantisipasi permainan agresif dan tangguh dari Skotlandia di laga nanti. ”Mereka penuh semangat dan akan memberikan semua yang dimilikinya. Jadi, kami wajib mengimbangi agresi mereka untuk mendapatkan peluang menang. Jika tidak, maka akan berakhir buruk untuk kami,” pungkasnya. (AFP)