Tim Voli Pantai Indonesia Terkendala Persiapan yang Kurang
Tim voli pantai Indonesia menatap kualifikasi Olimpiade Tokyo dengan persiapan yang minim. Tim sudah dua tahun tidak mengikuti kejuaraan dan uji coba. Kini, mereka berlatih dengan kondisi mirip dengan perlombaan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Tim voli pantai putra dan putri Indonesia bersiap mengikuti Asian Volleyball Confederation Continental Cup di Nakhon Pathom, Thailand, pada 25-27 Juni 2021. Kejuaraan itu sekaligus sebagai ajang kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo 2020. Namun, Indonesia mengikuti kejuaraan itu dengan persiapan yang tergolong kurang.
Manajer tim voli pantai Indonesia, Slamet Mulyanto, Minggu (20/6/2021), mengatakan, hanya juara dari turnamen tersebut yang berhak mendapatkan tiket Olimpiade Tokyo 2020. Oleh karena itu, Slamet menargetkan Indonesia mampu keluar sebagai juara di nomor putra dan putri.
Ada delapan negara yang akan bersaing di nomor putra dan putri. Untuk nomor putra, ada Thailand, China, Qatar, Selandia Baru, Iran, Oman, dan satu negara yang tengah berjuang lolos ke babak kualifikasi. Sementara untuk nomor putri ada Thailand, China, Australia, Vanuatu, Kazakhstan, dan dua tim lagi yang sedang memperebutkan tiket ke babak kualifikasi. Babak kualifikasi ini menggunakan sistem gugur.
Slamet merasa, tim masih kurang persiapan karena terganggu pandemi Covid-19. Padahal, target yang diusung Indonesia cukup berat. ”Persiapan terganggu pandemi. Latihan baru beberapa bulan ini kita laksanakan di Sentul,” kata Slamet usai kegiatan pelepasan tim voli pantai Indonesia di Padepokan Voli Jenderal Kunarto, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pevoli pantai Indonesia, Ade Candra Rachmawan, mengemukakan, tim Indonesia belum pernah beruji coba dengan negara lain. Kejuaraan yang diikuti selama dua tahun terakhir pun hampir tidak ada karena terhalang pandemi.
Karena tidak pernah ikut kejuaraan, perolehan poin tim voli pantai putra dan putri Indonesia menjadi yang paling rendah di antara delapan negara yang mengikuti kualifikasi. Dampaknya, Indonesia berpeluang bertemu lawan yang berat di partai pembuka.
Simulasi pertandingan
Untuk mengatasi problem persiapan dan uji coba yang minim, selama beberapa bulan terakhir, porsi latihan lebih banyak difokuskan pada kerja sama tim dan simulasi pertandingan agar para atlet merasakan atmosfer laga. Selain itu, tim juga menjalani try in di Sidoarjo, Jawa Timur.
”Lawan berat itu China dan Australia. Mereka sudah menjalani uji coba di saat kita belum bisa karena pandemi,” katanya.
Pelatih tim voli pantai Indonesia, Agus Salim, mengakui minimnya persiapan tim menghadapi kualifikasi Olimpiade di Thailand. Persiapan latihan juga sedikit karena para atlet terbilang baru bergabung beberapa bulan. Namun, bagi Agus, kondisi itu tak jadi masalah karena mereka telah lebih dulu berlatih bersama daerah masing-masing sebelum dikumpulkan di Sentul pada April 2021.
”Latihan tim kami kondisikan karena lama tidak ikut pertandingan resmi. Suasana latihan kami kondisikan seperti layaknya pertandingan,” ujar Agus.
Latihan tim kami kondisikan karena lama tidak ikut pertandingan resmi. Suasana latihan kami kondisikan seperti layaknya pertandingan.
Karena lama tidak bertanding dengan negara lain, Agus mengaku buta dengan kekuatan lawan. Namun, pevoli pantai Indonesia sudah mengetahui karakter permainan calon lawannya karena sebelumnya pernah bertemu di Asian Games 2018. Pengetahuan itu menjadi modal berharga bagi tim voli pantai Indonesia.
Tim voli pantai Indonesia terakhir kali tampil di Olimpiade Atlanta 1996. Artinya, bila berhasil lolos dari kualifikasi, untuk pertama kalinya dalam 25 tahun tim voli pantai akan kembali beraksi di gelanggang.