Mental dan Ketenangan Kunci Bersaing di Olimpiade Tokyo
Tim panahan beregu ”recurve” putra Indonesia menyegel satu tiket ke Olimpiade Tokyo 2020. Perbaikan mental dan ketenangan menjadi fokus pelatih untuk ditingkatkan sebelum bertolak ke Tokyo.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim panahan Indonesia memenuhi target dengan meloloskan nomor beregu recurve putra ke Olimpiade Tokyo 2020. Masih banyak yang perlu dibenahi tim panahan Indonesia, terutama dari aspek mental dan ketenangan. Hal itu karena di Olimpiade Indonesia akan bersaing dengan pemanah dari negara yang level permainannya jauh di atas rata-rata.
Tiket ke Tokyo direbut tim panahan putra pada Piala Dunia Panahan di Paris, Perancis, Minggu (20/6/2021) dini hari WIB. Pada kejuaraan itu, ada 37 negara yang bersaing. Hanya tiga negara teratas yang berhak mendapatkan tiket beregu recurve putra di Olimpiade Tokyo. Tim panahan beregu putra Indonesia diperkuat Riau Ega Salsabila, Arif Pangestu, dan Alviyanto Bagas Prastyadi.
Di arena yang sama, tim panahan beregu recurve putri Indonesia yang diperkuat Diananda Choirunisa, Titik Kusumawardani, dan Rezza Octavia tersingkir di babak perempat final setelah disingkirkan Meksiko dengan skor 5-4. Tim putri sebelumnya mengalahkan Swedia di babak 24 besar dengan skor 6-0. Indonesia kemudian bersua Polandia di babak perdelapan final dan lolos ke delapan besar dengan skor 6-2.
Pelatih tim nasional panahan Indonesia, Permadi Sandra Wibowo, mengatakan, kunci keberhasilan tim putra melaju hingga babak final adalah kekompakan tim dan ketenangan. Tim pelatih telah merumuskan strategi sejak dari Jakarta. Strategi mencakup juga pilihan rotasi pemanah di tiap set.
Rotasi pemanah ditentukan dengan Riau Ega mengawali serta menutup tembakan di setiap set. Penunjukan Riau Ega dimaksudkan untuk memberi ketenangan dan tak membebani para pemanah. Pengalaman Riau Ega dibutuhkan untuk memberi kepercayaan diri kepada tim.
”Pembuka dan penutup itu kami percayakan ke atlet yang lebih pengalaman. Namun, atlet yunior kita juga tidak kalah hebat,” kata Permadi yang dihubungi dari Jakarta.
Strategi rotasi itu berbuah hasil. Indonesia menjungkalkan Bangladesh di babak 16 besar dengan skor 6-0. Setelah itu, Indonesia mampu unggul 5-1 atas Italia di babak perempat final. Penentuan tiket menuju Olimpiade Tokyo tersaji di laga semifinal antara Indonesia menghadapi Ukraina.
Laga semifinal antara Indonesia dan Ukraina diwarnai hujan deras. Namun, Indonesia mengawali laga dengan baik. Riau Ega, Arif, dan Alviyanto memenangi set pertama dengan 57 poin. Atas hasil itu, Indonesia unggul 2-0 dari Ukraina.
Ukraina mampu tampil baik di set ketiga. Akurasi pemanah Ukraina jauh lebih bagus dibandingkan Indonesia. Nmaun, peluang kembali berpihak ke Indonesia setelah bidikan pemanah Ukraina melenceng dari sasaran.
Indonesia akhirnya merebut set ketiga sekaligus memenangi laga dengan 50 poin dan mengunci tiket ke Olimpiade Tokyo. Secara total, Indonesia unggul atas Ukraina dengan skor 6-0.
Permadi memandang penting faktor mental dan ketenangan ketika bidikan pemanah Ukraina meleset. Ia menilai mental pemanah Ukraina terbebani ketika poin mereka tertinggal.
Selain itu, saat babak kualifikasi menuju 24 besar, pemanah Ukraina menyaksikan sedari awal performa pemanah Indonesia yang tampil baik dengan akurasinya.
Pembuka dan penutup itu kami percayakan ke atlet yang lebih pengalaman. Namun, atlet yunior kita juga tidak kalah hebat.
”Mereka gentar melihat performa pemanah kita. Ketenangan dan mental itu sangat penting. Jangan sampai kita terlihat panik, harus tetap percaya diri dan waspada,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Permadi akan lebih meningkatkan lagi mental bertanding dan ketenangan para pemanah setibanya di Jakarta. Apalagi, Arif dan Alviyanto tergolong masih yunior dibandingkan Riau Ega. Tim panahan Indonesia hanya memiliki waktu sekitar sebulan untuk kembali berlatih sebelum bertolak ke Tokyo pada 18 Juli 2021.
Persaingan Olimpiade
Persaingan berat menanti tim panahan Indonesia di Olimpiade Tokyo. Ada 12 negara yang telah memastikan diri untuk berlaga di nomor recurve beregu putra, yaitu Indonesia, Australia, China, Taiwan, Perancis, Inggris Raya, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Kazakhstan, dan India.
Persaingan berat itu tampak di laga final beregu putra Piala Dunia Panahan di Paris yang mempertemukan Indonesia dan AS. Meski sempat mampu mengimbangi pemanah-pemanah Amerika Serikat, tim panahan Indonesia pada akhirnya harus takluk dengan skor 5-3.
Akurasi pemanah AS, yang merebut medali perak Olimpaide Rio de Janeiro 2016, sangat baik. Mereka beberapa kali mencatatkan poin sempurna dalam setiap sesi memanah. Duel Indonesia melawan AS ini mengulang babak perempat final Olimpiade Rio de Janeiro 2016, saat itu Riau Ega dan kawan-kawan juga menyerah, 2-6.
Permadi mengatakan, menjadi juara bukan target Indonesia di Paris. Tim Indonesia hanya menargetkan meraih tiket ke Olimpiade Tokyo. Oleh karena itu, strategi yang akan ia terapkan ketika tampil di Olimpiade nanti akan menyesuaikan dan dipastikan berbeda dengan ketika tampil di Piala Dunia.
”Level Olimpiade itu setara dengan penampilan pemanah Amerika Serikat di final tadi. Hanya saja saya nilai kita punya peluang yang sama di Olimpiade nanti,” kata Permadi.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari bersyukur atas keberhasilan tim panahan beregu putra Indonesia meraih tiket ke Olimpiade. Okto mengatakan dengan hasil tersebut, total atlet Indonesia yang akan berlaga ke Olimpiade Tokyo dipastikan menjadi 28 atlet dari 8 cabang olahraga.
Keberhasilan tim panahan beregu putra Indonesia membuat nomor yang akan diikuti Indonesia di Tokyo nanti bertambah. Selain menurunkan Riau Ega dan Diananda Choirunnisa di nomor recurve individu putra dan putri, tim panahan Indonesia juga akan mengikuti nomor beregu recurve putra dan nomor recurve campuran.