Timnas bola basket Indonesia menyudahi kualifikasi babak grup sesuai ekspektasi awal. Namun, perkembangan dalam permainan tim sama sekali belum cukup untuk melawan tim raksasa Asia pada Piala Asia FIBA, 16-28 Agustus.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
PAMPANGA, MINGGU — Tim nasional bola basket Indonesia menutup rangkaian kualifikasi Piala Asia FIBA 2021 dengan kemenangan telak atas Thailand. Tim asuhan Rajko Toroman juga memperlihatkan perkembangan dalam tiga laga yang dijalani. Namun, akselerasi timnas saat ini belum cukup untuk bersaing dengan raksasa Asia di putaran final pada Agustus nanti.
Timnas pulang ke Jakarta dengan satu kemenangan dalam kualifikasi grup atas Thailand, 86-69, di Angeles City Foundation Gym, Pampanga, Filipina, Minggu (20/6/2021). Andakara Prastawa dan rekan-rekan bangkit setelah menelan dua kekalahan dari Filipina dan Korea Selatan.
Center naturalisasi Lester Prosper menjadi penyumbang kemenangan terbesar dengan double-double, 22 poin, dan 11 rebound. Pemain lain yang dalam laga sebelumnya kurang bersinar, tampil lebih baik. Di antaranya duo guard Prastawa (19 poin, 5 asis) dan Abraham Grahita (15 poin).
Tim ”Gajah Putih” yang datang tanpa pemain naturalisasi tampil penuh energi setelah kekalahan memalukan dari Korsel pada Sabtu, 53-120. Namun, perbedaan kualitas terlihat jelas di lapangan. Mereka tertinggal sejak awal laga.
”Kami datang ke pertandingan ini dengan persiapan yang cukup untuk menghadapi Thailand. Kami sudah tahu mereka akan kuat dalam bertahan. Karena itu, kami mengeksekusi apa yang diinginkan pelatih. Terbukti, kami menjadi tim yang lebih baik daripada Thailand,” kata guard Agassi Goantara (21).
Indonesia menghujani pertahanan lawan dengan lemparan tiga poin, total 11 masuk dari 25 percobaan (44 persen), sedangkan Prosper dengan tubuh setinggi 2,09 meter juga mendominasi dari area dalam.
Timnas menyudahi kualifikasi dengan berada pada peringkat ketiga Grup A. Anak asuh Toroman mengoleksi 2 kemenangan dan 4 kekalahan. Dua tim di posisi teratas, Korsel dan Filipina, langsung lolos ke putaran final Piala Asia. Adapun Indonesia sudah dipastikan lolos sebagai tuan rumah.
Toroman mengatakan, hasil ini sudah memenuhi target awalnya. Dia berharap bisa mengambil kemenangan atas Thailand serta merepotkan dua raksasa, Filipina dan Korsel. ”Kami berhasil menuntaskan jendela kualifikasi ini dengan cukup baik,” ucapnya.
Walaupun begitu, perubahan tim tampak belum cukup signifikan dibandingkan dengan jendela pertama kualifikasi, Februari 2020. Meski lebih baik saat ini dengan kehadiran Prosper, Indonesia masih kalah dengan selisih terlalu jauh, 23 poin dari Korsel dan 24 poin dari Filipina.
Dua kali kemenangan atas Thailand dalam babak grup juga belum bisa menggambarkan peta kekuatan sebenarnya. Sebab, tidak ada pemain naturalisasi andalan Thailand, Tyler Lamb, yang menjadi biang kekalahan Indonesia di SEA Games 2019.
Kami berhasil menuntaskan jendela kualifikasi ini dengan cukup baik.
Perkembangan sedikit ini tidak cukup karena Indonesia akan menghadapi putaran final Piala Asia dalam dua bulan ke depan, 16 -28 Agustus. Mereka mungkin akan bertemu dengan tim-tim raksasa sekelas Filipina, bahkan penguasa Asia seperti China dan Iran.
Indonesia tidak cukup hanya memberi perlawanan dalam putaran final nanti. Skuad asuhan Toroman harus menang untuk menggapai target besar lolos ke 8 besar. Adapun lolos sampai perempat final adalah syarat dari FIBA agar Indonesia bisa langsung mendapatkan tiket ke Piala Dunia 2023.
Menurut Toroman, tim ini akan menggenjot persiapan dalam dua bulan ke depan. Sang pelatih akan fokus mempersiapkan tim untuk bertanding dalam babak kualifikasi lanjutan sebelum ke putaran final.
Setiap peringkat ketiga di grup akan otomatis lolos ke kualifikasi lanjutan. Total enam tim akan dibagi menjadi dua grup. Mereka akan bertarung memperebutkan empat tiket tersisa. Sebagai tim yang sudah pasti lolos, Indonesia bisa memanfaatkan itu untuk menambah jam terbang.
”Itulah mengapa kami mengincar peringkat ketiga dalam grup ini. Sebab, kami bisa mengikuti kualifikasi lanjutan. Di tengah pandemi, sangat sulit untuk mencari kejuaraan untuk bertanding. Kami akan memanfaatkan kesempatan itu untuk meningkatkan kemampuan tim ini,” tambah Toroman.
Pelatih Thailand Chris Daleo memuji perkembangan yang dihasilkan oleh Toroman. Dia melihat ada perbedaan dibandingkan dengan tim saat ini dengan tim yang dikalahkan saat SEA Games.
”Kami mengalahkan mereka di SEA Games, tetapi lihat setelah itu. Mereka menaturalisasi pemain, lalu bekerja sangat bagus dengan staf pelatih. Tentu sangat penting menginvestasikan uang dan waktu jika ingin maju. Hal itu diperlihatkan Indonesia dan Filipina. Kami harus bergerak cepat jika tidak ingin semakin ketinggalan,” tutur Daleo.