Secercah Senyuman dari Kekalahan Telak Timnas Basket
Meski kalah telak, timnas basket masih punya alasan tersenyum. Skuad asuhan Rajko Toroman membawa secercah harapan dalam kekalahan dari Korsel.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
CLARK CITY, KOMPAS — Tim nasional bola basket Indonesia membawa segelintir harapan dalam kekalahan telak dari Korea Selatan pada kualifikasi Piala Asia FIBA 2021. Dengan persiapan minim dan tanpa forward andalan Brandon Jawato, tim asuhan Rajko Toroman masih mampu menyulitkan skuad unggulan ”Negeri Ginseng”.
Akibat terlambat panas, Indonesia harus menyerah dari Korsel dalam laga kualifikasi Grup A, 81-104, di Angeles City Foundation Gym, Clark City, Filipina, Kamis (17/6/2021). Ketinggalan jauh di kuarter pertama, 12-27, membuat timnas sulit mengejar pada sisa laga.
Korsel langsung tancap gas sejak menit awal seusai kalah dramatis dari Filipina pada Kamis malam, 78-81, lewat tembakan buzzer-beater. Mereka sukses melampiaskan kekecewaan berkat penampilan dominan dari pemain naturalisasi Ra Guna (23 poin, 7 rebound) dan sang debutan Lee Hyun-jung (21 poin, 9 rebound).
Kuarter pertama kami bermain sangat buruk. Kami baru bisa bermain bagus pada tiga kuarter selanjutnya. Tim ini mulai bisa mengimbangi. Saya cukup puas untuk itu. Tetapi, Korsel memperlihatkan mereka tim lebih baik dengan pengalamannya.
”Kuarter pertama kami bermain sangat buruk. Kami baru bisa bermain bagus pada tiga kuarter selanjutnya. Tim ini mulai bisa mengimbangi. Saya cukup puas untuk itu. Tetapi, Korsel memperlihatkan mereka tim lebih baik dengan pengalamannya,” kata Toroman dalam konferensi pers seusai laga.
Timnas dengan kontribusi center naturalisasi Lester Prosper (25 poin, 12 rebound), dan forward Abraham Damar Grahita (16 poin, 5 rebound) bisa menahan Korsel pada tiga kuarter sisa. Indonesia bahkan sempat menipiskan jarak jadi 10 poin, 48-58, lewat tembakan jarak dekat Prosper pada medio kuarter ketiga.
Sayangnya, problem inkonsistensi masih menghantui pertahanan Abraham dan rekan-rekan. Mereka dihujani lemparan jauh Korsel sepanjang laga. Total tim lawan memasukkan 16 lemparan tiga poin dengan akurasi tinggi hingga 45,7 persen. Timnas hanya bisa membalas dengan 8 lemparan (33,3 persen).
Terlepas dari kekalahan ini, timnas jauh lebih memberikan perlawanan dibandingkan dengan pertemuan pertama di Jakarta, pada Februari 2020, di Jakarta. Ketika itu, mereka yang tampil tanpa Prosper kalah 33 poin, 76-109.
Toroman mengatakan, anak asuhnya memperlihatkan perkembangan dengan kehadiran Prosper. Namun, skuadnya masih bisa jauh lebih baik dari ini. Mereka terlihat kurang tajam dalam laga pembuka jendela terakhir kualifikasi karena minimnya persiapan.
”Liga kami (IBL) baru selesai pekan lalu. Banyak pemain baru bisa bergabung tiga hari sebelum berangkat ke sini. Salah satu pemain terbaik kami, Brandon Jawato, juga tidak bisa hadir. Itulah alasan mengapa saya harus puas laga ini. Kali ini jelas lebih menarik daripada pertemuan pertama,” tambah Toroman.
Timnas kehilangan Jawato akibat cedera. Energi dan tubuh tinggi sang forward sangat dibutuhkan tim ini. Dia merupakan penyumbang 22 poin, 8 rebound, dan 8 asis ketika Indonesia menang atas Thailand di Manama, Bahrain, pada jendela kedua kualifikasi, November 2020.
Abraham menilai timnya harus lebih siap dari sisi fisik untuk laga-laga selanjutnya. Mereka akan menghadapi rival di Asia Tenggara, Filipina, pada Jumat pukul 19.00 WIB.
Filipina patut diwaspadai karena datang dengan bakat-bakat terbaik. Salah satunya pemain 19 tahun setinggi 2,18 meter, Kai Sotto. Pemain ini sangat menarik perhatian banyak orang karena pernah menjalin kontrak untuk tampil di NBA G-League. ”Permainan di liga berbeda dengan di Asia. Kami perlu lebih mempersiapkan kondisi fisik,” ucap Abraham.
Guard utama timnas, Andakara Prastawa, tampil kurang menggigit. Bermain sejak menit pertama, dia tidak mampu menghasilkan poin selama 21 menit laga berlangsung. Prastawa justru membuat 3 turnover.
Hal ini dimanfaatkan oleh guard pelapis, Hardianus Lakudu. Peraih Most Valuable Player Final IBL 2021 ini bermain apik sebagai pemain pengganti. Dia memimpin serangan tim dan menyumbang 12 poin dengan akurasi lemparan 60 persen.
Forward Korsel, Hyun-jung, terpilih menjadi pemain terbaik dalam laga ini. Pemain 20 tahun yang bermain bersama tim universitas Amerika Serikat, Davidson Wildcats, di NCAA ini tampil sangat menjanjikan pada debutnya.
Hyun-jung sangat konsisten lewat tembakan tiga poin, 4 kali masuk dengan akurasi 57,1 persen. Pemain setinggi 2 meter ini juga berkontribusi dalam 9 rebound dan 2 blok.
”Ini adalah pertama kalinya saya mendapat kesempatan untuk mewakili tim senior. Saya hanya ingin belajar sebanyak mungkin di sini. Belajar bertahan lebih baik, transisi, dan lainnya. Saya pikir ini panggung yang tepat untuk belajar,” kata Hyun-jung yang bermain selama 21 menit.
Kekalahan timnas tidak akan berpengaruh terhadap kelolosan ke Piala Asia. Indonesia sudah memastikan diri sebagai salah satu finalis turnamen tersebut sebagai tuan rumah. Ajang bola basket terbesar se-Asia ini akan berlangsung di Jakarta, 16-28 Agustus 2021.