Sachsenring bak milik Marc Marquez dengan tujuh kemenangan beruntun sejak 2013. Namun, akhir pekan ini, persaingan podium akan lebih terbuka dengan kondisi Marquez yang belum maksimal pasca cedera humerus.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
CHEMNITZ, KAMIS – Balapan MotoGP seri Jerman di Sirkuit Sachsenring, akhir pekan ini, berpotensi besar menjadi pertarungan sengit Joan Mir dan Fabio Quartararo. Mereka memiliki motor yang sesuai dengan trek pendek dan banyak tikungan kecepatan rendah itu. Di atas kertas, Sachsenring tidak sesuai dengan motor-motor mesin V4 yang berlimpah tenaga tetapi relatif sulit menikung dibandingkan mesin empat silinder segaris.
Namun, karakter mesin bukan jaminan podium, karena justru pebalap dengan mesin V4 yang selalu menang di Sachsenring sejak 2013 hingga 2019, yaitu Marc Marquez. Pebalap tim Repsol Honda itu mampu memaksimalkan keunggulan dalam akselerasi, serta berani mengambil resiko sangat besar di tikungan. Sachsenring pun dia kuasai sejak menjalani debut di MotoGP pada 2013. Musim lalu, Sachsenring tidak dipakai untuk MotoGP karena pandemi Covid-19.
Sebelum Marquez, pebalap Repsol Honda Dani Pedrosa menguasai Sachsenring pada 2010-2012. Sedangkan pesaing terdekat Honda di sirkuit sepanjang 3,7 kilometer itu, Yamaha, terakhir meraih kemenangan di sana pada 2009 melalui Valentino Rossi. Dalam dua musim terakhir di Sachsenring, 2018-2019, pencapaian tertinggi para pebalap Yamaha di posisi kedua. Pada 2019, Maverick Vinales finis kedua, sedangkan musim 2018 Rossi kedua dan Vinales ketiga.
Kini, di saat Marquez masih dalam proses pemulihan kondisi fisik pasca cedera humerus kanan, persaingan podium menjadi lebih terbuka. Yamaha dan Suzuki menjadi kandidat terkuat memenangi seri Jerman ini, karena memiliki motor yang lebih sesuai dengan karakter sirkuit yang banyak tikungan kecepatan rendah. Trek lurus terpanjang di Sachsenring hanya 700 meter, sehingga tidak terlalu mengeksploitasi keunggulan motor V4 yang dipakai oleh Honda, Ducati, KTM, dan Aprilia.
Namun, pebalap Ducati Jack Miller meyakini Desmosedici GP21 bisa kompetitif di Sachsenring. “Ducati bukanlah salah satu unggulan di sirkuit ini, tetapi tahun ini kami bisa kompetitif meskipun di trek yang seharusnya sulit bagi kami,” ungkap pebalap asal Australia itu dikutip Crash.
“Perasaan saya pada Desmosedici GP berlanjut sangat baik, jadi saya yakin saya bisa bersaing untuk hasil bagus lainnya di seri ini,” ujar Miller yang sedang dalam performa bagus menyusul kemenangan di Spanyol dan Perancis, serta finis di posisi tiga di Barcelona.
Di sana lebih banyak tikungan ke kiri dibandingkan ke kanan, jadi penting untuk membuat perbedaan di kiri. Manajemen ban menjadi penting, dan perlu sangat tepat dengan jalur.
Selain menutut setelan motor yang jitu, Sachsenring juga menuntut kelihaian pebalap dalam menentukan racing line, terutama saat memasuki tikungan. Dengan lebar trek hanya 12 meter, pebalap dituntut sangat jeli dalam menentukan racing line. Dengan jalur yang tepat saat memasuki tikungan, mereka akan bisa langsung melesat saat keluar tikungan, tanpa perlu mengoreksi arah kemudi.
Tantangan lainnya adalah jumlah tikungan yang lebih banyak ke kiri, 10 dari 13 tikungan. Kondisi ini memerlukan kelihaian manajemen ban, selain ban sisi kiri akan lebih cepat habis, ban sisi kanan juga menjadi lebih dingin dan beresiko tergelincir jika menikung dengan kemiringan terlalu ekstrem. Tikungan ke kanan yang sangat krusial dalam konteks itu adalah Tikungan 11 di mana tujuh tikungan sebelumnya semuanya ke kiri.
Tikungan 11 juga sangat teknikal karena trek langsung menurun tajam yang dikenal dengan area “waterfall” karena mirip air terjun. Turunan membuat beban motor rendah dan ditambah dengan ban sisi kanan yang dingin, ini menjadi tantangan bagi para pebalap.
Musim ini, pebalap yang mampu memaksimalkan motor untuk menikung dengan cepat dan presisi adalah Joan Mir (Suzuki Ecstar) dan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha). Kedua pebalap itu juga lihai mengelola ban sehingga tidak cepat aus. Sikuit Sachsenring pun berpotensi besar menjadi ajang pertarungan Mir dan Quartararo dang masing-masing memacu motor bermesin sempat silinder segaris, GSX-RR dan YZR-M1.
“Ini akan menjadi sesuatu yang bagus bisa balapan lagi di Jerman, saya pernah di sini dalam musim rookie saya di MotoGP dan saya melakukan dengan baik, kami melewatkan balapan di sini tahun lalu. Ini sirkuit yang saya sukai, cukup teknikal dengan banyak naik turun dan tikungan-tikungan buta,” ujar Mir di laman resmi Suzuki Ecstar.
“Di sana lebih banyak tikungan ke kiri dibandingkan ke kanan, jadi penting untuk membuat perbedaan di kiri. Manajemen ban menjadi penting, dan perlu sangat tepat dengan jalur (balapan),” ungkap juara bertahan MotoGP itu.
Mir yang musim ini baru dua kali meraih podium, semuanya di posisi ketiga, masih terkendala dengan performa saat kualifikasi. GSX-RR belum membaik jauh dalam mencetak catatan waktu tercepat satu putaran. Akibatnya, Mir sering start di luar baris terdepan. Kondisi itu memaksa pebalap asal Spanyol itu, berjuang dari belakang untuk mendapatkan podium. Jika dia tidak bisa meraih posisi start yang bagus di Sachsenring, peluang podium lebih tipis karena tidak banyak area untuk mendahului.
“Di sana tidak banyak titik untuk mendahului, tetapi ada tikungan pertama dan juga setelah seksi waterfall, namun secara umum ini trek yang sangat sulit untuk mendahului. Saya akan berusaha meraih hasil terbaik,” pungkas Mir.
Mir memburu lebih banyak podium untuk memperbaiki posisi di klasemen pebalap. Dia kini di posisi lima dengan 78 poin, terpaut 37 poin dari Quartararo yang memuncaki klasemen. Quartararo menjadi kandidat terkuat menjuarai MotoGP 2021 dengan konsistensi performanya. Pebalap asal Perancis itu sudah meraih tiga kemenangan dari tujuh balapan. Balapan terakhir di Barcelona dia finis di posisi ketiga, tetapi kemudian turun keenam setelah mendapat dua kali sanksi karena memotong tikungan dan membalap dengan kostum terbuka serta tanpa pelindung dada.
Quartararo menyiapkan balapan seri Jerman ini dalam tes di Barcelona pada Senin lalu. Dia mengaku setelan motor menjadi lebih baik dan berharap bisa meraih poin maksimal di Sachsenring.
“Bersyukur atas pekerjaan yang kami lakukan dalam tes Catalan di mana kami bisa menyiapkan setelan untuk Sachsenring yang membuat kami merasa cukup percaya diri. Ini bukan trek terbaik saya, tetapi saya tetap menantikan untuk membalap di sini,” ungkap Quartararo di laman Yamaha.
“Kami memiliki pace yang bagus sejauh ini, jadi saya senang dengan itu, dan saya harap bisa meraih hasil bagus akhir pekan ini,” pungkas pebalap berjuluk “el Diablo” itu.
Rekan setim Quartararo, Vinales, juga menjalani tes yang bagus di Barcelona, dan optimistis bisa merah hasil bagus. Dia selalu meraih podium dalam dua balapan terakhir di Sachsenring. Balapan ini diharapkan menjadi momentum untuk memperbaiki performa Vinales yang dalam enam balapan terakhir gagal meraih podium. Padahal, dia memenangi seri pembuka di Losail, Qatar.
“Kami melakukan langkah lain saat tes di Barcelona, jadi sedikit demi sedikit kami membaik. Saya tidak sabar untuk mengetahui apakah perubahan yang kami lakukan selama tes akan membantu kami di Sachsenring,” ujar Vinales.
“Ini trek yang cukup sempit dan berbeda dari siskuit-sirkuit lainnya, tetapi sebelumnya saya meraih hasil bagus di sini. Dalam dua balapan terakhir di Sachsenring, pada 2018 dan 2019, saya masing-masing finis ketiga dan kedua, jadi saya harap tahun ini kami juga bisa melakukan pekerjaan dengan bagus,” tegas Vinales.