Laga melawan Skotlandia, Sabtu dini hari WIB, akan menjadi kesempatan terbaik Harry Kane untuk mencetak gol perdana di Piala Eropa. Pelatih Inggris Gareth Southgate menyiapkan strategi berbeda dibandingkan laga pertama.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
LONDON, KAMIS – Harry Kane, penyerang utama sekaligus kapten Inggris, masih menyimpan rasa penasaran tinggi jelang duel melawan Skotlandia di laga kedua Grup D Piala Eropa 2020, Sabtu (19/6/2021) pukul 02.00 WIB, di Stadion Wembley. Pemain asal London itu berambisi mengakhiri paceklik golnya ketika bertemu tim Eropa di putaran final turnamen mayor dalam duel Auld Enemy, yang menjadi tajuk laga dua negara Britania Raya itu.
Sejak menjalani debut bersama tim senior Inggris, 27 Maret 2015, Kane telah menjadi andalan utama di lini serang “Tiga Singa” dalam tiga turnamen, yaitu Piala Eropa 2016, Piala Dunia 2018, serta Piala Eropa 2020 yang baru dimulai, 11 Juni lalu. Namun, catatan Kane tidak terlalu cemerlang di tiga turnamen itu.
Kane gagal mencetak gol dalam empat pertandingan di Piala Eropa Perancis lima tahun silam. Kane tidak mampu menciptakan gol meskipun diturunkan dalam empat laga “Tiga Singa” dengan total 239 menit berlaga. Tumpulnya Kane sempat membuat geram publik Inggris karena Kane gagal menduplikasi catatan 25 golnya di Liga Inggris musim 2015-2016, sehingga Inggris gugur di babak 16 besar dari Eslandia.
Kemudian, Kane memang berhasil menciptakan enam gol untuk Inggris di Piala Dunia Rusia, tetapi gol itu dihasilkan dalam tiga laga melawan tim non-Eropa. Gol itu terdiri dari sepasang gol melawan Tunisia, wakil Afrika; lalu hat-trick kontra negara Amerika Tengah, Panama; serta satu gol saat berduel dengan wakil Amerika selatan, Kolombia.
Di empat laga Inggris di Rusia menghadapi tim Eropa, yakni Swedia, Kroasia, dan dua pertandingan melawan Belgia, ketajaman Kane juga menghilang. Tidak hanya tumpul, pemain yang sempat mengenyam pendidikan sepak bola di akademi Arsenal itu juga tidak mampu menghasilkan satu asis.
Harapan semakin membesar digantungkan seluruh pendukung Inggris di Piala Eropa 2020. Pasalnya, Kane sudah memasuki usia emas seorang penyerang, yaitu 27 tahun. Selain itu, Kane tiba ke turnamen antarnegara Eropa itu dengan catatan 33 gol di level klub pada musim 2020-2021. Itu adalah jumlah gol tertinggi kedua yang diciptakan Kane untuk Spurs sejak tampil reguler di tim utama pada musim 2013-2014. Jumlah gol itu hanya berselisih dua gol dibandingkan catatan terbaik dengan 35 gol pada musim 2016-2017.
Kekhawatiran fans “Tiga Singa” terhadap menghilangnya ketajaman Kane di Piala Eropa edisi ini kembali mengemuka. Sebab, Kane juga gagal mencetak gol saat Inggris menjalani laga perdana melawan Kroasia, Minggu (13/6) lalu. Dalam laga itu, Kane gagal menghasilkan satu pun tembakan ke arah gawang Kroasia. Tak hanya itu, Kane juga hanya dua kali menyentuh bola di kotak penalti. Sebuah catatan yang sangat minim untuk seorang pemain berposisi penyerang tengah.
Jelang laga kedua fase grup melawan Skotlandia, Kane mengaku tidak terlalu khawatir dengan catatan statistik buruknya saat berhadapan dengan Kroasia. Kane menggaransi dirinya akan tampil maksimal apabila diturunkan sejak menit awal.
Paling tajam
Meskipun memiliki statistik buruk di turnamen mayor, Kane tetaplah pemain tertajam Inggris di era Gareth Southgate yang menjadi pelatih "Tiga Singa" sejak Oktober 2016. Kane telah menyumbangkan 29 gol di bawah asuhan Southgate yang telah 55 laga memimpin skuad Inggris. Koleksi gol Kane itu hanya mampu didekati Raheem Sterling dan Marcus Rashford yang masing-masing telah menghasilkan 13 dan 11 gol.
Selain itu, tingkat persentase kemenangan Inggris bersama Kane lebih tinggi dibandingkan ketika sang penyerang absen. Inggris memiliki 66 persen rasio kemenangan dalam 38 laga bersama Kane, sedangkan pada 17 partai ketika Kane tidak bermain, tingkat kemenangan “Tiga Singa” menurun menjadi 59 persen.
Selain itu, Kane juga jaminan hadirnya gol bagi Inggris. Dalam laga yang melibatkan Kane, Inggris memiliki rata-rata 2,2 gol per laga. Adapun Inggris hanya mencatatkan 1,6 gol per laga dalam pertandingan yang tidak menyertakan Kane di atas lapangan. Ditambah lagi, Kane punya bekal pernah mencetak satu gol ke gawang Skotlandia pada duel Auld Enemy terakhir yang berlangsung pada Kualifikasi Piala Dunia, Juni 2017 lalu.
Menurut Kane, laga melawan Skotlandia tidak akan mudah. Meskipun sang lawan menderita kekalahan 0-2 dari Republik Ceko di laga pertama, tambah dia, Skotlandia selalu mampu menghadirkan perlawanan sengit kepada Inggris karena kultur persaingan kental di antara kedua tim yang akan menghadirkan laga dengan tensi tinggi.
“Saya pikir kerja sama tim adalah kekuatan utama Skotlandia. Kami telah mempersiapkan diri untuk menjalani laga yang ketat melawan tim berisi pemain berkualitas dengan kaya pengalaman di level internasional,” kata Kane yang telah menyumbangkan 34 gol dari 55 penampilan berseragam “Tiga Singa”.
Santai
Dalam sesi latihan terakhir jelang pertandingan kedua kontra Skotlandia di kompleks latihan Inggris, Saint George Park, Kamis kemarin, Southgate hanya memberlakukan sesi latihan ringan kepada skuadnya. Selain mematangkan persiapan taktik, Southgate juga menyelenggarakan gim frisbee yang menghadirkan suasana santai bagi seluruh pemain Inggris. Sebelum memulai latihan, seluruh skuad Inggris sempat merayakan ulang tahun gelandang, Jordan Henderson, yang berusia 31 tahun, 17 Juni kemarin. Lagu “Happy Birthday” membuka sesi latihan itu.
Selain frisbee, Southgate juga memberikan kesempatan kepada para pemainnya untuk bermain basket. Pemain muda, seperti Rashford, Ben Chilwell, Mason Mount, dan Jadon Sancho, berduel dalam gim lemparan bebas.
Southgate memang merencanakan sesi latihan yang variatif serta tidak membosankan. Hal itu, kata Southgate, berkaitan pula dengan strategi yang diterapkannnya di Piala Eropa 2020. Mantan pemain Inggris di Piala Eropa 1996 itu memang ingin membiasakan anak asuhannya selalu siap dengan variasi taktik yang akan dijalankannya.
“Melawan Skotlandia tentu kami harus mencari solusi taktik yang berbeda dibandingkan laga melawan Kroasia. Mereka (Skotlandia) bisa bermain dengan 3-5-2 atau 3-4-3 yang membuat kami harus mencari jalan keluar berbeda untuk membongkar pertahanan yang berisi lima pemain belakang,” ucap Southgate.
Laga istimewa
Pelatih Skotlandia Steve Clarke mengungkapkan, timnya telah melupakan kekalahan menyakitkan dari Ceko di laga pembuka fase grup. Ia menekankan, laga melawan Inggris adalah pertandingan yang memiliki arti penting bagi tim berjuluk “Pasukan Tartan” itu. Mengalahkan Inggris, lanjut Clarke, adalah cara terbaik bagi Skotlandia untuk membuktikan diri agar tidak dianggap sebelah mata oleh sang tetangga.
“Pertandingan melawan teman-teman kami di sisi selatan perbatasan selalu menyajikan laga yang istimewa. Saya merasakan hasrat yang besar dari seluruh pemain yang berambisi untuk mengalahkan Inggris di turnamen besar,” kata Clarke dilansir BBC.
Skotlandia butuh kemenangan untuk menjaga peluang bevrsaing di grup D. Kekalahan akan membuat “Pasukan Tartan” harus pulang lebih awal dari Piala Eropa 2020. Sementara itu, Inggris hanya berjarak tiga poin untuk meraih tiket ke babak 16 besar.
Andrew Robertson, kapten Skotlandia, sepakat dengan sang pelatih. Ia menegaskan, rekan setimya telah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mampu mengalahkan Inggris di Wembley.
“Pendukung Inggris tidak pernah menunjukkan rasa hormat yang patutnya mereka berikan kepada kami. Jadi, kesempatan untuk berduel dengan mereka adalah cara kami untuk menunjukkan kemampuan terbaik kami di hadapan orang-orang yang meragukan sepak bola Skotlandia,” kata bek kiri Liverpool itu.
Kesempatan untuk berduel dengan mereka adalah cara kami untuk menunjukkan kemampuan terbaik kami di hadapan orang-orang yang meragukan sepak bola Skotlandia
Duel Auld Enemy adalah laga internasional pertama yang berlangsung sejak 30 November 1872. Secara total kedua negara telah menjalani 114 laga. Inggris unggul 48 kali, sedangkan Skotlandia hanya menang di 25 pertandingan. Lalu, 41 laga lainnya kedua tim bermain imbang, termasuk pada pertemuan terakhir di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2018, Juni 2017 lalu.
Skotlandia harus mengakui keunggulan Inggris dalam duel terakhir di putaran final turnamen mayor. Kala itu, Inggris mengalahkan Skotlandia 2-0 pada Piala Eropa 1996 di Wembley. (AFP)