Piala Dunia menembak di Kroasia menjadi ajang pemanasan bagi atlet menembak Indonesia. Atmosfer turnamen di sana tidak jauh berbeda dengan Olimpiade karena sejumlah penembak dunia juga ambil bagian.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Atlet menembak Vidya Rafika akan menjajal kemampuan sebelum berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 dengan mengikuti Piala Dunia menembak di Kroasia, 20 Juni-3 Juli 2021. Turnamen itu akan dimanfaatkan Vidya untuk mengevaluasi kekuatan sekaligus strategi mencapai puncak performa saat Olimpiade Tokyo.
International Shooting Sport Federation (ISSF) World Cup menjadi turnamen terakhir yang akan diikuti Vidya sebelum bertolak ke Tokyo. Sejumlah atlet menembak dunia yang akan menjadi lawan Vidya di Olimpiade juga ambil bagian di turnamen tersebut.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (PB Perbakin) Firtian Judiswandarta menyampaikan, ISSF World Cup sangat penting bagi Vidya sebagai ajang uji coba.
”Di Kroasia, sambil melihat kekuatan lawan, kita juga mengevaluasi kemampuan. Mencari tahu apa yang masih perlu dibenahi,” ujar Firtian, Rabu (16/6/2021).
Sebelum beruji coba ke Kroasia, Vidya juga sempat beruji coba di Bandung, Jawa Barat. Ia berlatih bersama atlet menembak di pemusatan latihan daerah.
Firtian menyebut atmosfer pertandingan saat Piala Dunia menembak di Kroasia nanti tidak akan jauh berbeda dengan Olimpiade Tokyo. Oleh karena itu, bila meraih hasil baik di Kroasia, besar kemungkinan Vidya akan mampu berbicara banyak di Olimpiade. Selain Vidya, ada enam hingga tujuh atlet menembak lainnya yang juga turut serta.
Meski begitu, PB Perbakin tidak menargetkan hasil apa pun bagi Vidya di Kroasia. Sebab, ISSF World Cup hanya salah satu bagian strategi periodisasi waktu untuk mencapai puncak performa Vidya di Olimpiade. Sesudah berlaga di Kroasia, kemampuan Vidya diharapkan terus meningkat dan mencapai puncaknya di Olimpiade Tokyo.
Di samping itu, PB Perbakin turut mempersiapkan Vidya dari sisi peralatan (equipment). Menurut Firtian, penembak-penembak kelas dunia selalu mencocokkan peluru yang mereka gunakan dengan larasnya. Hal itu penting untuk meningkatkan akurasi tembakan. Oleh karena itu, Vidya tidak bisa asal memilih jenis peluru.
Firtian menjelaskan, saat ini di cabang olahraga menembak sudah tidak lagi menggunakan angka biasa. Angka yang digunakan dalam skor sudah masuk hitungan koma. Artinya, diperlukan akurasi paling bagus untuk mendapatkan skor terbesar.
Terkait perolehan skor Vidya, Firtian menyebut saat ini ia telah mampu bersaing dengan penembak-penembak dunia lainnya. Selama latihan, Vidya mencatatkan skor rata-rata 628 dan tertinggi mencapai 633.
”Target kami di Olimpiade Vidya bisa masuk babak final. Kalau sudah bisa masuk sana, peluang mendapatkan medali sangat besar,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Perbakin Letnan Jenderal TNI Joni Supriyanto mengatakan, tiga atlet menembak Indonesia sebelumnya meraih medali perunggu dalam Kejuaraan Dunia di India pada 15-26 Maret 2021. Mereka adalah Vidya Rafika, Audrey Zahra, dan Monica Daryanti yang turun pada nomor 50 meter rifle three positions putri.
Joni menjelaskan, setelah turun di Piala Dunia di Kroasia, para atlet menembak Indonesia akan kembali ke Tanah Air untuk mengambil jeda. Setelah itu, mereka langsung berangkat menuju Tokyo.