Robert Lewandowski tak mampu menjawab harapan publik Polandia kala besua Slowakia. Performa apik Lewandowski di level klub berbanding terbalik ketika berseragam timnas.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
SAINT PETERSBURG, SELASA — Robert Lewandowski adalah sebuah anomali di Piala Eropa 2020 sejauh ini. Berpredikat sebagai salah satu predator gol paling garang di kolong jagat bersama klub Bayern Muenchen, ia seakan tak ada apa-apanya ketika berseragam tim nasional sepak bola Polandia.
Polandia harus mengakui keunggulan Slowakia 1-2 pada pertandingan pembuka Grup E di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg, Rusia, Selasa (15/6/2021) dini hari waktu Indonesia. Hasil laga ini menambah panjang catatan minor Polandia yang hanya mampu meraih satu kemenangan dari tujuh pertandingan terakhir. Kekalahan atas Slowakia membuat upaya Polandia lolos dari penyisihan grup jadi sedikit berat.
Lewandowski diharapkan mampu mengangkat Polandia dari tren negatif. Absennya striker Krzysztof Piatek dan Arkadiusz Milik akibat cedera membuat publik Polandia kian berharap besar kepada Lewandowski. Harapan sebesar itu wajar mengingat sejumlah torehan fenomenalnya bersama Bayern Muenchen.
Sepanjang musim 2020-2021 yang baru berakhir, Lewandowski mencatatkan 41 gol dalam 29 penampilan untuk Bayern. Di Liga Champions Eropa, ia sekarang berada di urutan ketiga dalam daftar pencetak gol terbanyak dengan koleksi 75 gol, di belakang Cristiano Ronaldo (135 gol) dan Lionel Messi (120 gol).
Reputasi sebagai pencetak gol bernaluri tinggi sampai membuat timnas Slowakia gentar. Sebelum laga, Pelatih Timnas Slowakia Stefan Tarkovic mewanti-wanti pasukannya untuk mewaspadai agresivitas Lewandowski. Tarkovic pun berfokus memperkuat lini belakang untuk mencegah Lewandowski berbuat banyak.
”Mereka memiliki penyerang yang kuat. Kami harus mempersiapkan diri menghadapi cara mereka menyerang,” kata Tarkovic sebelum laga itu.
Untuk itulah Tarkovic menyiapkan bek tengah tangguh Milan Skriniar untuk meredam Lewandowski. Skriniar bisa menjadi solusi bagi Slowakia. Bek Inter Milan itu kerap dibandingkan dengan bek tengah legendaris, Walter Samuel, yang oleh para pendukungnya dijuluki ”The Wall” karena gaya permainannya yang tanpa kompromi.
Bukan Bayern
Namun, Polandia bukanlah Bayern Muenchen. Lewandowski tidak memiliki rekan satu tim yang mampu menyuplai bola dan melayaninya sebagaimana halnya di Muenchen. Hal itu menjelaskan mengapa catatan golnya di timnas Polandia saat turnamen besar sangat minim. Ia hanya mengoleksi dua gol dalam 11 penampilan untuk Polandia di turnamen besar.
Sepanjang laga, Lewandowski terlihat kesulitan mengembangkan permainan. Dia tidak leluasa berkreasi di kotak penalti Slowakia. Skriniar menjalankan tugasnya dengan baik. Memimpin barisan pertahanan Slowakia, Skriniar mampu membungkam Lewandowski.
Catatan Whoscored menyebutkan, Lewandowski hanya mampu melepaskan lima tembakan ke gawang dan tidak ada yang berbuah gol. Lewandowski kehilangan satu kesempatan emas untuk mencetak gol. Ia juga dua kali terperangkap offside dan 11 kali kehilangan penguasaan bola.
Lewandowski menyadari tantangan berat menghadapi Spanyol. Ia meminta tim berbenah dan memperbaiki kelemahannya.
Kendati demikian, pergerakan Lewandowski mampu menciptakan ruang terbuka bagi rekan-rekannya. Hal itu terlihat saat gol penyeimbang kedudukan Polandia tercipta lewat kaki Karol Linetty ketika babak kedua baru berjalan 32 detik. Linetty mendapat ruang tembak karena bek Slowakia fokus menjaga pergerakan Lewandowski.
Slowakia sebelumnya unggul lebih dulu melalui gol bunuh diri kiper Wojciech Szczesny. Gol bunuh diri itu diawali aksi Robert Mak mengacak-acak pertahanan Polandia. Ia meliuk-liuk melewati pemain bertahan Polandia dan melepaskan tembakan mendatar yang mengenai tiang dan membentur Szczesny.
Skriniar melengkapi penampilan gemilangnya di laga itu dengan mencetak gol penentu kemenangan Slowakia. Dari situasi sepak pojok, Skriniar menerima umpan sundulan kepala Marek Hamsik. Dengan dua sentuhan, Skriniar melepaskan tembakan yang tidak mampu dijangkau Szczesny.
Gol Skriniar menjadi yang terakhir di laga tersebut. Kekalahan 2-1 dari Slowakia memperberat peluang Polandia lolos dari fase penyisihan grup. Tim asuhan Paulo Sousa itu selanjutnya akan bertandang ke Sevilla untuk berlaga melawan tuan rumah Spanyol pada 20 Juni. Setelah itu, mereka akan kembali ke Saint Petersburg untuk pertandingan melawan Swedia pada 23 Juni.
Lewandowski menyadari tantangan berat menghadapi Spanyol. Ia meminta tim berbenah dan memperbaiki kelemahan. ”Kami harus tetap percaya diri melawan Spanyol. Apa pun bisa terjadi di turnamen seperti Euro,” katanya.
Pernyataan Lewandowski boleh jadi memperlihatkan optimisme. Namun, satu yang perlu disadari, Polandia masih menuai hasil minor di turnamen besar meski dengan Lewandowski sekali pun. Barangkali sudah saatnya Polandia berpikir untuk perlahan mengurangi ketergantungan mereka terhadap seorang Robert Lewandowski. (AP)