Novak Djokovic menorehkan rekor baru saat menjuarai Perancis Terbuka 2021. Djokovic menjadi petenis "big three" pertama yang membukukan rekor tersebut.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, MINGGU — Novak Djokovic masih tertinggal dalam koleksi gelar Grand Slam dari Rafael Nadal dan Roger Federer. Namun, gelar juara dari Perancis Terbuka membuatnya unggul dari dua rival beratnya itu dalam faktor lain. Djokovic menjadi tunggal putra pertama yang menjuarai setiap Grand Slam, minimal, dua kali.
Gelar itu diperoleh dengan mengalahkan Stefanos Tsitsipas di Lapangan Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, Minggu (13/6/2021), setelah tertinggal dua set lebih dulu, 6-7 (6), 2-6, 6-3, 6-2, 6-4. Itu menjadi gelar Grand Slam ke-19 bagi Djokovic, termasuk yang kedua dari Roland Garros setelah 2016. Dia juga mengumpulkan sembilan gelar dari Australia Terbuka, lima dari Wimbledon, dan tiga dari Amerika Serikat Terbuka.
Rekor tersebut membuat petenis Serbia itu melampaui rivalnya, meski masih tertinggal dari Nadal dan Federer yang masing-masing telah meraih 20 gelar Grand Slam. Sebelumnya, hanya ada dua legenda Austalia, Roy Emerson dan Rod Laver, yang menjuarai setiap Grand Slam, minimal, dua kali. Akan tetapi, mereka melakukannya sebelum tenis memasuki era Terbuka (sejak 1968), yaitu ketika petenis profesional diizinkan bersaing di arena Grand Slam.
Sebelum Djokovic menciptakan catatan sejarah itu, Federer dan Nadal memiliki kesempatan serupa. Akan tetapi, Nadal selalu gagal menambah gelar juara dari Australia Terbuka yang diperolehnya pada 2009, sementara Federer tidak pernah juara lagi di Perancis Terbuka pada tahun yang sama.
Rekor itu menambah catatan keunggulan Djokovic yang prestasinya selalu dibandingkan dengan Federer dan Nadal sebagai ”Big Three”. Petenis berusia 34 tahun itu juga unggul karena menjadi tunggal putra terlama pada puncak peringkat dunia, yaitu selama 324 pekan, hingga akhir pekan lalu. Dia mengungguli Federer yang pernah 310 pekan di puncak peringkat dunia, sedangkan Nadal dengan 209 pekan.
Kemenangan didapat melalui pertandingan intens, terutama pada set pertama. Tsitsipas menerapkan taktik tepat untuk mengantisipasi pengembalian servis Djokovic, salah satu senjatanya.
Dia sering kali mengarahkan servis ke sudut servicebox agar bola memantul menjauhi lapangan. Dengan demikian, Tsitsipas bisa memperoleh winner dengan memukul bola ke arah lapangan terbuka atau mendekat ke net. Kedua petenis mendapat set point pada set pembuka yang berlangsung satu jam 12 menit itu.
Akurasi Djokovic menurun pada set kedua hingga kehilangan set itu dengan mudah. Namun, unggulan pertama itu belum selesai. Dia mematahkan servis Tsitsipas pada gim keempat set ketiga dan mencuri set ini.
Setelah itu, Tsitsipas meminta tim medis untuk memulihkan rasa sakit di pinggangnya. Tiga puluh menit setelah semua momen itu, Djokovic menghidupkan kembali asa untuk juara dengan memenangi set keempat.
Ketangguhan mental Tsitsipas menghadapi salah satu petenis terbaik diuji pada set penentukan. Dia goyah dan langsung tertinggal 1-3. Saat durasi pertandingan menunjukkan waktu empat jam 11 menit, Djokovic memastikan gelar juaranya melalui championship point kedua.
Percaya diri
”Saya bermain hampir sembilan jam dalam dua laga terakhir melawan dua juara hebat. Itu sangat sulit secara fisik. Namun, saya percaya diri dengan kemampuan saya dan saya tahu bisa melakukannya. Atmosfer di sini juga sangat ’menyengat’. Saya berterima kasih pada semua yang telah mengiringi saya dalam perjalanan ini,” komentar Djokovic.
Tsitsipas pun terinspirasi untuk mengikuti jejak Djokovic. ”Saya melalui perjalanan bagus di sini, sudah berusaha sebaik mungkin, dan senang untuk pencapaian ini. Novak telah memperlihatkan bahwa dia adalah juara sejati dan saya harap suatu hari bisa meraih, setidaknya, setengah dari apa yang dia dapat,” komentarnya.
Ini menjadi kemenangan keenam Djokovic dari delapan pertemuan dengan Tsitsipas. Di antara lima kemenangan lain, Djokovic mengalahkan petenis berusia 22 tahun itu pada semifinal Perancis Terbuka 2020, 6-3, 6-2, 5-7, 4-6, 6-1.
Kepercayaan dirinya sangat tinggi, terutama setelah menyingkirkan Nadal, pemegang 13 gelar juara Perancis Terbuka. Djokovic mengalahkannya, 3-6, 6-3, 7-6 (4), 6-2.
Bagi saya, Novak menjadi petenis yang lebih berbahaya dibandingkan Rafa, karena ketika Novak sangat percaya diri, dia hampir tidak bisa dihentikan.
Patrick Mouratoglou, pelatih Serena Williams yang menjadi mentor Tsitsipas sejak 2015 menyatakan, kepercayaan diri itu menjadi kunci kemenangan Djokovic. ”Bagi saya, Novak menjadi petenis yang lebih berbahaya dibandingkan Rafa karena ketika Novak sangat percaya diri, dia hampir tidak bisa dihentikan,” katanya.
Di sisi lain, pengalaman menjuarai ajang besar juga menjadi bekal bagi Djokovic dibandingkan Tsitsipas yang baru kali ini lolos ke final Grand Slam. Hal ini, kata Mouratoglou, memberi faktor emosi pada diri Tsitsipas saat bertanding.
Meski kalah, Tsitsipas juga menciptakan catatan tersendiri dalam kariernya. Dia menjadi petenis Yunani pertama yang tampil pada final Grand Slam. Hasil tersebut selangkah lebih baik dibandingkan semifinal Perancis Terbuka 2020, serta Australia Terbuka 2019 dan 2021.
Rekan senegaranya, Maria Sakkari, menjadi tunggal putri pertama Yunani yang menembus semifinal Grand Slam. Itu menambah catatan sejarah tenis Yunani.
”Saya melihat, level permainan Stef meningkat dan dia berhak tampil pada final. Langkah berikutnya adalah bagaimana cara memenanginya. Menurut saya, saat dia menjuarai satu atau dua Grand Slam, dia akan sulit dihentikan pada masa depan,” kata Mouratoglou, yang juga menjadi mentor bagi petenis muda AS, Cori ”Coco” Gauff.
Djokovic pun memuji Tsisipas sebagai pekerja keras dan penuh dedikasi. ”Dia sangat pintar dan bijak. Dia punya potensi menjadi petenis nomor satu dunia, menjadi juara Grand Slam, dan menjadi duta olahraga ini,” kata Djokovic. (AFP)